Terikat Oleh Waktu

Hati ku terikat di sini. Aku masih ingat. Kala itu kau masih meragukan ku. Bukan hanya kamu, tapi mereka.

Terasa sulit dan tak mudah. Tapi aku masih berusaha untuk jadi bagian dari mereka. Aku tak bisa memilih tempat ku kala itu. Terasa berat, dan aku merasa tak mampu. Tapi ada seorang teman yang menguatkan ku. Cerita ku tak kalah sama dengannya. Ia menyemangati ku. Sama seperti ia menyemangati dirinya.

Katanya. "Ayo, kita berjuang sama-sama. Ayo, kamu bisa ko. Jangan menyerah. Tenang aku akan jadi teman mu." Kata-kata mu membuat ku semangat lagi. Tapi itu tak bertahan lama.

Makin hari aku merasa kau menjauhi ku. Perlahan-lahan kau jauh dari ku. Aku bertanya dalam benak ku. Ada apa dengan mu? Kenapa? Apa kamu marah dengan ku? Maaf kan aku?

Aku menjauh, dan kamu makin jauh. kala itu aku merasakan kesulitan tuk ke dua kalinya. Aku bingung, harus mulai dari mana lagi. Aku sudah nyaman dengan mu. Tapi kenapa kau malah menjauh? Apa aku membuat mu marah dengan sikap ku? Tanpa aku sadari? Tolong katakan pada ku. Apa kesalahan ku? Kenapa kau semarah itu? Namun kau hanya diam. Tak bergeming.

Hati ku gelisah. Tapi aku masih mampu tertawa serta tersenyum. Ku berfikir seolah tak terjadi apa-apa. Aku pun kembali bersemangat lagi. Kali ini aku sendirian tanpa sosok mu kala itu. Karna kau selalu menjauhi ku. Entah apa sebabnya. Aku tak tahu.

Aku masih ingin di sini. Aku tak mau goyah, walau ada angin kencang yang menghampiri ku. Kala itu aku berharap kamu ada di sisi ku. Untuk menggenggam tangan ku dengan erat. Dan kau berkata pada ku. "Tenang. Kamu pasti bisa. Tenang kawan. Aku selalu ada untuk mu." Namun kenyataan berkata lain. Kau masih marah pada ku.

Aku pun menjalani hidup ku lagi. Sesuai kewajaran ku. Sesekali aku berusaha menyapa mereka. Entah dikatakan so akrap. Entah mereka tak nyaman di dekat ku. Tapi aku ingin bersama mereka. Dan itu terlihat, aku memaksakan kehendak ku. Tapi apa salah ku? Aku hanya ingin bersama mereka. Aku tak mau lebih dari itu.

Namun tanpa sadar. Aku terbiasa dengan semua hal. Yang semula ku anggap berat bahkan menyebalkan. Kini aku bisa melihat semua hal itu, sangatlah menyenangkan. Tanpa sadar. Hati ku terikat di tempat ini. Seiring berjalannya waktu. Badai yang besar itu terlihat seperti angin yang semilir. 

Aku berfikir. Ah.... Kenapa waktu itu. Semua ini terasa berat sekalih. Kala itu. Apakah aku terlalu berlebihan dalam memandang sesuatu. Dan aku terlalu panik dan takut akan suatu hal yang belum pasti terjadi. Yang tentu harus ku hadapi. Tapi sekarang aku tenang. Aku mampu menghadapi semua itu. Walau pada awalnya aku merasa kesakitan bahkan sedih. 

Dan senangnya. Kamu pun mulai kembali pada ku. Bukan hanya kamu saja, Tapi mereka juga menyapa ku. Bahkan mereka ikut menggenggam tangan ku. Dengan erat. Bahkan juga tersenyum pada ku, padahal sebelumnya mereka tak menyukai ku. Dalam benak ku "Terima kasih sudah menerima ku. Aku akan berkerja dengan baik."

8 disukai 5.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction