Disukai
7
Dilihat
1,316
The Legacy
Drama

“Kamu harus lebih tangkas, kalau tak mau burung mematuki rejekimu hari ini!” omel ibu sambil memasukkan barang dagangannya ke dalam kotak kue.

Aku masih membersihkan debu dengan sikat kecil di pemutar lagu, sambil membuka-buka meja putar dan menengok debu di dalamnya. Akumulasi partikel debu sekalipun dapat mengganggu distorsi suara yang dimunculkan. Aku tak mau benda ini jadi koleksi barang rongsokan berikutnya.

“Mau jadi apa kamu, Ta? Anak perempuan kok mainannya vinil-vinil bekas.” Lagi-lagi ia geleng kepala. “Nah, itu juga, kaset-kaset yang menumpuk di gudang mau dikemanain? Dijual kiloan pun belum tentu laku!”

Aku tak menggubris ceramahnya tentang harta berhargaku. Barang-barang yang menghubungkanku dengan kenangan tentangnya...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5,000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@semangat123 : Wahahha, senangnya sampai dihapalkan setiap detailnya. Makasih Mbak @semangat123
@donnymr : Asik! Nuhun @donnymr ๐Ÿ™
Kece tenannn! ๐Ÿ˜€
Wkwkwk, di setiap karyanya Kakak mesti ada kuenya, bikin lapar๐Ÿ˜๐Ÿ˜
Kentara banget ya, authornya ibuk-ibuk doyan makan hahaha makasih Mbak @semangat123 sudah mampir
Ada "Walkman WM-101" juga. Kenapa saya merasa authornya suka bebikinian ya? Seperti ini yang ada di ceritanya, pasti ada kuenya ๐Ÿ˜€
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi