Atas Nama Anjing
Drama
Emak tidak marah ketika bawang putih yang kami tanam dicabuti segerombolan orang bertera pribumi. Padahal, tanaman itu, bagian tengah daunnya sudah tampak menguning bahkan cenderung cokelat. Dia telah siap panen. Tapi, ketika orang-orang itu berteriak, sambil menunjuk-nunjuk pakai telunjuk ke arahku, wajah Emak berubah tegang. Otot marahnya muncul, tertahan gerakan yang tak bisa lepas hingga hanya mengeluarkan serak. Dan dengan teriakan, tanpa menggunakan jari penunjuk arah, dia membalas: anakku bukan anjing!
Seharusnya, hari itu adalah waktu yang tepat untuk bersuka. Benar-benar masa yang tepat untuk memanen....
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Novel
Kosokbali
Asep Subhan
Novel
Pelarian
Annisa Tang
Flash
Dalam Cekungan Kepasrahan
Glorizna Riza
Cerpen
Atas Nama Anjing
Muram Batu
Cerpen
Benang (yang Hampir) Putus
Steffi Adelin
Novel
CERITA HUJAN KOTA KEMARAU
KUMARA
Novel
Mencari Jalan Pulang
Siti Hodijah
Skrip Film
ARA I Love You
Herumawan Prasetyo Adhie
Skrip Film
Pernikahan Dini
hanita
Cerpen
Khayalan yang menggantung
Zainul Abidin
Novel
Selamanya
zaky irsyad
Novel
Toni's Secret
Yurlian
Novel
EVOIA
Sasa
Novel
Untuk Kamu
Sucayono
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Atas Nama Anjing
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Jam Malam di Warung Kopi
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Transkrip
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Kerah Baju dan Balon Ungu
Muram Batu
Novel
Bronze
Laron Jakarta
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Masjid Pensiunan
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Belalang dan Ramalan yang Tak Selesai
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Sipanggaron
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Dongeng Pulau Merah dan Pengarangnya
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Nujum
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Sejakartanya Jakarta
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Panau Jawa
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Buruh di Tanah Sendiri
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Dilarang Berharap pada Gigi Palsu
Muram Batu
Cerpen
Bronze
Pembunuh Cicak
Muram Batu