Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
15. 15
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


1.     INT. RUANG - MALAM

Ruangan kotor. Dua kursi kayu bersebelahan, Meja kayu di dekat dinding. Kotak hitam pengatur arus listrik. Kabel. Durja di depan. Si Codet dan si Kumis menyeret Gentho. Posisi punggung Gentho menghadap depan. Kepala Gentho ditutupi kain hitam. Tangan diborgol di belakang punggung. Kaki dirantai.


DURJA

Dudukkan di kursi!


Si Codet dan si Kumis mendudukkan Gentho pada kursi. Durja, si Kumis, dan si Codet mengerubuti. Si kumis di kanan Gentho, si Codet di sebelah kiri, sedangkan Durja berada di depan.


DURJA

Buka penutup kepalanya!

Si Codet menarik kain hitam yang menutupi kepala Gentho dengan kasar. Gentho mengerjap-ngerjap. Tolah-toleh ke tiga orang di dekatnya. Bingung..


DURJA

Buka sumbat mulutnya!

Si kumis menjambak rambut Gentho dengan tangan kiri. membuatnya tengadah. Si codet mencengkeram rahang Gentho. memaksanya menganga, lalu menarik kain di mulut Gentho.


GENTHO

Siapa kalian? Mau apa kalian?


Durja tertawa kecil.


DURJA

Kami Izroil. Malaikat pencabut nyawa. Kami suka mencabut nyawa para bajingan, Terutama bajingan sepertimu.


GENTHO

Aku tak takut mati. Semua orang pasti mati. Apalagi kalau nanti aku mati, aku akan jadi merpati. Terbang tinggi menembus cahaya. Ketemu bapak, ibu, dan nenek. Mereka semua telah menungguku.


DURJA

Aku setuju. Bahkan orang yang takut mati pun pasti bakal mati juga. Soal burung merpati yang kamu katakan itu, bisa jadi kamu memang mau mati. Tanda-tandanya ya seperti itu. Namun, sebelum kamu mati, ada hal-hal yang ingin kuketahui. Pertanyaannya sederhana saja.


Durja memutari Gentho.


DURJA

Sangat sederhana. Jadi mustahil kamu tak bisa menjawab.

Gentho berhenti. Menoleh ke Gentho.

DURJA

Kamu pernah ngentot istri orang? 


Gentho memandangi Durja. Mengerutkan kening.


GENTHO

Pertanyaan macam apa itu?


Si Kumis menampar kepala Gentho


SI KUMIS

Kalau ditanya dijawab! Malah balik bertanya. Seperti anak TK. Apa perlu diulang pertanyaan tadi?


Durja mendekat wajahnya ke wajah Gentho


DURJA

Kamu pernah ngentot istri orang? Berapa jumlahnya? Banyak? Sedikit? Banyak sekali?

Tahu maksud pertanyaannya, kan? Pernah membayangkan bagaimana perasaan sang suami ketika istrinya dientot orang pas dia tidak ada. Kamu pernah ngentot istri orang?

Tunggal tersenyum.

GENTHO

Bukan urusanmu. Bukan urusan kalian.


DURJA

Sekarang sudah menjadi urusanku. Aku akan mengurusnya sampai urusan itu benar-benar terurus. Kuulangi lagi. Kamu pernah ngentot istri orang? Jawab!


Gentho tersenyum.


GENTHO

Bukan urusanmu.


Durja tertawa.


DURJA

Aku suka monyet ini. Aku sangat menyukai bangsat ini sehingga tak menginginkannya cepat-cepat mati. Aku ingin tahu berapa lama dia bisa bertahan. Sekali lagi kutanya. Kamu pernah ngentot istri orang berapa kali?


GENTHO

Tadi sudah aku jawab.


Durja menggeram.


DURJA

Tadi itu bukan jawaban yang kuinginkan. Pernah ngentot istri orang? Berapa kali? Berapa kali?


Durja menginjak jari jemari Gentho dengan sepatu lars, sekuat tenaga.


GENTHO

Bangsat! Bangsat! Bangsat! Kamu bangsat!


Gentho menghentak-hentakkan kaki kanan. Rantai pada kaki Gentho bergemerincing.


Durja membentur-bentur kepala Gentho ke sandaran kursi.


DURJA

Pernah ngentot istri orang berapa kali, heeh? Hamil atau tidak? Sampai hamil atau tidak, heeh?


Gentho meronta-ronta. Berteriak-teriak.


GENTHO

Bangsat! Tembak aku! Tembak saja aku!


Si Kumis menjewer telinga Gentho


SI KUMIS

Makanya kalau ditanya, dijawab! Tadi kamu ditanya pernah ngentot istri orang belum. Gitu saja jawabnya muter-muter. Sok diplomatis.


Gentho terbahak-bahak di antara jeritan kesakitannya.


GENTHO

Kalian semua bangsat! Pemain ludruk yang tidak lucu. Calon penghuni neraka. Menempel pada keraknya.


Durja menjambak rambut Gentho. Membuatnya tengadah.


DURJA

Masih bisa tertawa, heeh? Kamu pasti komunis? PKI?


Gentho terkekeh-kekeh


GENTHO

Bukan PKI! Aku gerwani! Aku pernah ngentot gerwani. Tapi dia bukan istrinya siapa-siapa. 


Durja tersenyum.


DURJA

Gerwani? Kamu gerwani? Jadi kamu gerwani? Bahkan pernah ngentot gerwani?


Durja menginjak jemari kaki kiri Gentho dengan sepatu lars sekuatnya.


GENTHO

Bangsat! Tembak aku! Tembak!


DURJA

Kamu anggota D-I-T-I-I?


GENTHO

Pertanyaan goblok! Tembak aku! Cepat tembak!


DURJA

Kamu teroris?


GENTHO

Aku bukan teroris, bukan kobis, bukan keris, bukan iblis. Bahkan aku tak tahu siapa diriku sendiri.


Tunggal menangis,

DURJA

Bukan jawaban itu yang kuinginkan. Kamu pernah ngentot istri orang? Berapa kali? Lima? Tujuh? Ada yang sampai hamil atau tidak?


Gentho tertawa dan menangis.


GENTHO

Sejak Ika pergi, aku tak doyan perempuan lagi. Aku tak doyan perempuan lagi! Tembak aku! Cepat Tembak!


DURJA

Tidak mau mengaku, heeh?


GENTHO

Bangsat. Kalian semua bangsat.


DURJA

Kami memang bangsat. Namun bangsat yang terhormat. Bukan bangsat sampah macam kamu. Bukan gali atau preman ataupun bajingan. Bukan kecoa. Bukan kutu busuk. Bukan sampah masyarakat yang sebentar lagi mati.


GENTHO

Bangsat ya bangsat. Semua bangsat sama saja. Apa pun jenis dan bentuknya. Tidak ada bangsat yang terhormat.


DURJA

Bawa ke sini kabelnya!


GENTHO

Silakan menyiksaku! Tapi aku tak akan mengakui apa-apa. Aku tak akan mengakui apa-apa. Aku tak pernah meniduri istri orang!


Si kumis memasang klem aki pada jempol tangan Tunggal.


DURJA

Jangan sampai lepas!


GENTHO

Silakan menyiksaku! Tapi aku tak akan mengakui apa-apa.


DURJA

Kita lihat berapa lama kamu bisa bertahan.

GENTHO

Semua bangsat akan masuk neraka. Termasuk kalian. Di sana aku akan merontokkan gigi kalian. Menyiksa kalian seribu kali lebih sadis daripada siksaan ini. Kalian semua akan aku habisi.


DURJA

Silakan bermimpi!


GENTHO

Kalian semua pengecut.


DURJA

Nyalakan!


GENTHO

Beraninya sembunyi di balik….


Si codet memencet saklar di atas meja. Lampu di atas meja menyala. Tiba-tiba tubuh Gentho mengejang-ngejang. Berguncang-guncang. Giginya gemeretak. Mata membelalak. hanya kelihatan putihnya. Gentho roboh ke lantai. Telungkup. tak bergerak-gerak.


FADE OUT




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar