Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
13. 13
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


1.     INT. RUANG - SIANG

Durja dan wartawan duduk berhadapan. Ada meja. Asbak. Minuman kopi.


DURJA

Saya bersedia diwawancarai. Tapi sesuai perjanjian, jangan pernah menyebutkan sumbernya dari saya. Yang kedua. Suara saya harus disamarkan. Yang ketiga saya akan mendengarkan rekaman itu sebelum dipublikasan.

WARTAWAN

Saya setuju.


Wartawan menyalakan alat perekam.


WARTAWAN

Wawancara eksklusif dengan pelaku penembakan misterius. Kita mulai, ya.


DURJA

Silakan.


WARTAWAN

Bapak punya julukan?


DURJA

Saya dijuluki tukang jagal dan saya bangga dengan julukan itu. Kesempatan kembali menjagal itu datang ketika tahun 1982 tiba--setahun yang lalu--dan saya sangat menikmati. Dua jempol patut diacungkan untuk sang kolonel. Entah beliau pemrakarsanya atau sekadar menerjemahkan ide “Sang Babe” yang ada di Jakarta, hal itu tidaklah penting benar.

WARTAWAN

Kenapa tidak penting?

DURJA

Apa pentingnya dugaan-dugaan seperti itu? Sama tak pentingmya dengan tuduhan para politisi bahwa operasi pembersihan preman itu dilakukan sebab sebentar lagi akan dilangsungkan pemilu. Juga sama tak pentingnya dengan isu yang diembus-embuskan para mahasiswa bahwa operasi preman itu adalah pengalih kabar perselingkuhan “sang Babe” dengan bintang film montok berinisial RE.


WARTAWAN

Dari pengalaman Anda, bagimana reaksi masyarakat terhadap adanya Petrus?


DURJA

Di sebuah warung saat saya sedang menyamar sebagai kuli angkut untuk mencari informasi tentang perampok yang telah menggasak Toko Mas Petruk, Godean, ada juga yang mengaitkan genosida terhadap para preman itu dengan ramalan Jayabaya.


Durja tertawa.


DURJA

Kata orang di warung kopi itu, kalabendu sudah tiba. Para penguasa suka berbuat sewenang-wenang. Orang-orang mulai meniru ilmu naik tangga: menginjak-injak bawahan mengelus-elus atasan. Mayat jadi bahan mainan dan candaan.


WARTAWAN

Bagaimana reaksi Anda saat itu?


DURJA

Saya tetap asyik menikmati kopi. Tak ingin membantah ucapan yang menggelontor dari mulut orang yang sepertinya belum pernah disekolahkan ke kodim oleh anggota koramil itu. Peduli setan dengan kalabendu, kalatida, kala menjing, kalajengking, ataupun kala-kala lainnya. Sebelum Jayabaya jadi orok, kekuasaan selalu diwarnai oleh banjir darah dan hujan air mata. Hal itu pula yang akan terjadi nanti dan tidak butuh ramalan untuk mengetahuinya.


WARTAWAN

Bagaimana Anda memandang operasi celurit yang juga dikenal dengan petrus itu?


DURJA

Bagaimanapun juga Operasi Clurit adalah ide yang brilian. Walau Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya belum benar-benar bersih dari para pelaku kejahatan, setidak-tidaknya shock therapy itu telah membuat nyali para gali menciut bagikan balon kempis. Jumlah kasus kejahatan turun drastis.


WARTAWAN

Apakah itu tindakan yang adil? Bukankah ini negera hukum?


DURJA

Agar kehidupan menjadi adil, memang sudah seharusnya ada yang berlaku kejam terhadap para pelaku kejahatan yang kejam itu. Apalagi persepsi tentang keadilan sendiri sangat terbuka untuk diperdebatkan.

WARTAWAN

Komnasham pernah meributkan itu

DURJA

Kalau saja tidak ada para pemerhati kemanusiaan itu, sebenarnya saya ingin menyikat para penjahat itu hingga ke telur-telurnya. Memperlakukan mereka seperti kutu busuk di sela-sela kursi penjalin di teras rumahnya.


Durja menggeram.


DURJA

Sampah masyarakat yang mengotori jalanan, mencemari kehidupan, dan menimbulkan keresahan itu harus disapu bersih. Setuntas-tuntasnya. Peduli setan dengan pejuang hak asasi yang terus melolong dan menggonggong sebab memang itu pekerjaannya. Kalau ingin fair, coba saja mereka mengisahkan hak itu kepada para keluarga korban pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan pemalakan.


WARTAWAN

Apakah Anda menikmati tugas yang dibebankan kepada Anda itu?


DURJA

Saya sangat menikmati pemusnahan massal terhadap para kecoak yang biasa beroperasi di Yogyakarta dan sekitarnya itu. Senikmat saya mendengarkan musik keroncong. Saya makin menyakini satu hal: tak ada manusia yang tidak bisa mati. Betapa pun saktinya orang itu pasti punya keapesan. Pengalaman hampir dua tahun ini telah membuktikannya.

 

WARTAWAN

Anda hapal orang-orang yang pernah Anda, maafkan diksi saya ini, habisi?

 

DURJA

Sebagian. Wahyo, kepala geng Ring Road Selatan itu pun menemui ajalnya. Walau tidak banyak, di Yogya juga ada kandang babi.

DISSOLVE TO :

laki-laki dibenamkan di comberan dekat kandang babi. Durja lalu menembaknya.

CUT TO:

DURJA:

Gali yang suka memeras para pedagang di pinggir jalan itu pun roboh. Bersimbah darahnya sendiri. Dadanya jebol akibat diterjang peluru. Itu setelah bangsat itu diceburkan ke dalam kubangan yang berisi kotoran babi.

 

WARTAWAN

Saya pernah mendengar itu. Yang lainnya?


DISDOLVE TO:

Laki-laki disuruh lari. Durja menembaknya dari belakang.


CUT TO :

DURJA

Slamet Gaplek sukses dihabisi tanpa perlu repot-repot menggunakan peluru perak. Cukup dengan doa dan keyakinan yang kuat. Mayat preman tukang palak yang suka membuat resah masyarakat itu dikembalikan ke keluarganya sebagai peringatan bagi para preman lainnya.

DISSOLVE TO:

MONTAGE:

1. Mayat bertato di pinghir sawah.

2. Mayat bertato di pinggir sungai.

3. Mayat bertato di tempat sampah.

FADE OUT

CUT TO:

DURJA:

 Nasib serupa juga menimpa Tetuko, Kojur, Iren, Slamet Gajah, Polimron, Peno, Bandi Ponyol….

 

WARTAWAN

Apakah semua korban operasi itu tewas?

 

DURJA

Ada yang tidak mati. Tapi hidupnya justru menderita. Meskipun tidak termasuk yang mati, nasib sial justru dialami penjahat berjuluk Tengkorak ini. Pemuda yang konon punya ilmu kanuragan tingkat tinggi dan guru sebuah pedepokan itu menjadi gila setelah kepalanya dibentur-benturkan ke dinding ruang interogasi. Ada kemungkinan kepalanya retak dan isinya berantakan seperti minuman bersoda setelah dikocok berkali-kali.

 

WARTAWAN

Kenapa Kentus bisa lolos?

 

DURJA

Si Kentus termasuk beruntung. Kalau saja babi gendut itu tidak bersembunyi di balik ketiak si Abang Hitam dari LBH Jakarta itu, nasibnya pasti tak akan jauh berbeda dengan bajingan lain. Sebenarnya, saya pernah mengajukan diri untuk menembak bangsat yang suka berkoar-koar seperti mulut perempuan itu. Kalau perlu di hadapan para pelindungnya itu. Namun, pimpinan melarang. Katanya, kentus sedang jadi sorotan. Disuruh mengalihkan sasaran ke gali lainnya.

 

WARTAWAN

Anda patuh?


DURJA

Karena tak mau membuat repot atasan, saya mematuhi perintah tersebut meskipun terus menyumpah-nyumpah dalam hati. Menyumpahi semua yang pantas saya sumpahi. Utamanya para wartawan yang suka membesar-besarkan berita demi korannya laku. Juga para aktivis lembaga bantuan hukum yang terus mengagung-agungkan HAM. Bahkan terkesan melebihi keagungan Tuhan Yang Maha Agung itu sendiri.


WARTAWAN

Sampai segitunya pendapat Anda?


DURJA

Memang itu yang saya rasakan Saat itu harapan saya, suatu saat ada perampok yang menyatroni rumah para wartawan dan aktivis LBH tersebut. Menguras harta benda mereka. Syukur-syukur memerkosa istri serta anak perempuan mereka. Dengan demikian, orang-orang yang sok moralis itu tak akan lagi menuliskan berita dengan semau-maunya. Bahkan, bisa jadi setelah itu para pelindung hukum yang saat bicara mulutnya berbuih-buih seperti deterjen itu akan berbalik kiblatnya. Mereka justru akan mendesak-desak hakim agar pelakunya dihukum mati.


WARTAWAN

Mengapa para petugas yang terlibat dalam operasi celurit menggunakan penutup muka?


DURJA

Komandan menyuruh operasi celurit dilakukan secara rahasia! Jangan sampai orang-orang tahu siapa pelakunya. Saya tak berani membantah instruksi itu walau sebenarnya lebih suka bekerja secara terbuka. Saya ingin suatu saat nanti--mungkin di neraka sana--para bangsat yang pernah saya sikat itu bisa mengenali siapa penembak kepalanya.


WARTAWAN

Sepertinya Anda tidak suka bekerja dengan model seperti itu?


DURJA

Penutup dari kain hitam yang biasa digunakan oleh para perampok bank untuk menutupi wajahnya itu telah membuat saya pengap dan sesak napas. Apalagi pembunuhan misterius sendiri tidaklah semisterius sebutannya. Meskipun tak berani menunjuk hidung, orang-orang, bahkan mungkin semua orang, sudah paham siapa sebenarnya pelaku pembunuhan senyap itu.


WARTAWAN

Sampai saat ini, adakah penjahat yang membuat Anda penasaran? Gagal diburu karena sesuatu hal misalnya.


DURJA

Ada. Sampai saat ini masih ada satu bangsat yang mengganjal pikiran dan mengganggu perasaan saya. Sebenarnya, saya sudah lama sekali mengincar bangsat itu. Saya terus memantaunya. Bahkan, sejak orang itu masih dalam taraf belajar menjadi seorang bajingan dulu sekali.


WARTAWAN

Kenapa Anda mengalami kesulitan?


DURJA

Kesempatan itu belum datang. Bangsat yang alamatnya tak jelas itu lebih banyak berada di dalam penjara daripada di luar penjara. Tentu akan menjadi masalah besar jika saya mendatanginya di dalam penjara lalu menembak kepalanya.


WARTAWAN

Sepertinya Anda sangat menaruh dendam kepada penjahat itu?


DURJA

Bangsat itu telah merusak anak saya. Sebenarnya bukan benar-benar anak saya. Tapi orang-orang kan tahunya itu anak saya. Kalau terjadi apa-apa pada anak itu, saya juga yang akan kena getahnya.


WARTAWAN

Bagaimana Anda menggambarkan situasi itu?


DURJA

Seperti kanak-kanak yang tak ingin mainannya disentuh orang lain meskipun mainan itu sangat dia benci. Ha ha ha. Seperti itu juga perasaan saya. Apalagi, mainan itu kemudian menjadi rusak yang serusak-rusaknya. Saya ingin menghukum pelakunya. Memberinya hukuman yang sangat istimewa. Hukuman yang tak bakal terlupakan oleh orang itu. Bahkan, ketika bangsat itu sudah menetap di neraka sejuta tahun lamanya.


WARTAWAN

Anda pernah mencoba melenyapkannya?


DURJA

Pernah lebih dari sekali. Selama ini keberuntungan terus menaungi bangsat itu. Tiba-tiba saja saya dimutasi ke Yogyakarta ketika rencana yang sudah sangat matang dan detail itu tinggal melaksanakan. Saya akan membunuhnya saat nanti keluar dari penjara. Saya sedang dalam perjalanan menuju Solo ketika motor yang saya kendarai mogok di tengah jalan. Mesinnya baru bisa dihidupkan lagi setelah satu jam.

DISSOLVE TO:

Gentho lari, naik becak.


CUT TO:

Durja datang naik motor. Simpangan dengan becak. Berhenti di depan pintu gerbang.

DURJA

Ketika saya tiba di depan gerbang penjara yang ada pohon klesemnya itu, bangsat itu sudah tidak ada. Tapi saya percaya tak ada orang yang selamanya beruntung. Bahkan, orang yang paling beruntung sekali pun.


WARTAWAN

Apakah per hari ini, sudah ada perintah untuk menghentikan operasi?


DURJA

Tidak ada. Sebaiknya jangan pernah dihentikan. Agar masyarakat aman dan tenteram.


WARTAWAN

Ada yang ingin Anda katakan sebagai pernyataan penutup.


DURJA

Sedikit saja! Hai, para penjahat! Tunggu kedatanganku.


WARTAWAN

Terima kasih atas kesempatan wawancara yang begitu luar biasa ini. Saya benar-benar sampai merinding.


DURJA

Apa yang saya ucapkan dalam wawancara ini, pendapat pribadi saya. Tidak mewakili kesatuan. Bagi saya pribadi, menjalankan perintah negara adalah segala-galanya. Bahkan, di atas rasa kemanusiaan.


Wartawan menyalami Durja.


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar