Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
7. 7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


1.     INT. PENJARA - SIANG

Tunggal berbaring di dalam sel. Sarib mendatangi.


SARIB

Hati-hati. Kusno mengincarmu.


TUNGGAl.

Aku tidak takut.


SARIB

Temannya banyak. Kabarnya, termasuk para sipir.

TUNGGAL

Terima kasih informasinya. Saya akan hati-hati.


Tiba-tiba Gentho masuk ke ruang sel. Duduk di samping Tunggal.


TUNGGAL

Dari mana?


GENTHO

Jalan-jalan.


Sarib bersiap keluar dari kamar sel.


SARIB

Ingat pesanku tadi. Jangan keluyuran di tempat sepi!


TUNGGAL

Iya! Saya akan selalu ingat.


GENTHO

Ada apa?


TUNGGAL

Tentang Kusno.


GENTHO

O. Orang itu. Heran aku, Kok tidak mati-mati. Sepertinya orang jahat susah matinya.


Tunggal tertawa.


TUNGGAL

Benar juga.


FADE OUT


2.     EXT. LAPANGAN - SIANG

Para napi sedang senam. Tamim mendekati salah seorang sipir, mengatakan sesuatu. Sipi mengangguk. Tamin mendekati Tunggal yang sedang senam, lalu mengatakan sesuatu. Tunggal mengangguk-angguk. Tunggal mengikuti Tamim. Gentho memperhatikan. Tak lama kemudian Gentho mendatangi sipir, memegangi perut. Meringis-ringis. Sipir mengangguk-angguk. Gentho meninggalkan lapangan.


CUT TO


3.     INT. DAPUR - SIANG


Tamim sedang mengiris-iris tempe. Gentho masuk. Tamim kaget.


GENTHO

Mana Tunggal?


TAMIM

Di-di panggil kepala penjara.


GENTHO

Kamu pingin mati? Matamu pingin kutusuk pakai paku? Aku masuk penjara gara-gara membunuh bapak tiriku yang sering memukuli ibuku. Membunuh satu lagi kecoak macam kamu ini, aku sama sekali tidak keberatan. Tunggal di mana?


Tamim pucat. Tangannya gemetaran.


TAMIM

Di-di ruang olah raga.


Gentho tersenyum sinis. Ekspresinya dingin.


GENTHO

Pisaunya bawa sini! Cepat!

 

TAMIM

Jangan melibatkan saya. Dua bulan lagi saya bebas.


GENTHO

Jangan khawatir. Saya akan mengatakan pisau itu kucuri dari dapur.


Tamim beringsut mendekati Gentho. Menyerahkan pisau. Gentho tak sabar, merebut pisau dari tangan Tamim, menyelipkan di punggung, lalu gegas keluar dari dapur.


FADE OUT

 

CUT TO


4.     INT. RUANG OLAR RAGA - SIANG

Tunggal terpojok di ruangan sempit. Kusno merentangkan kedua lengan, menghalang-halangi agar Tunggal tidak lari. Mulut Kusno cengar-cengir.


KUSNO

Mau ke mana, Manis? Sini abang puasin. Abang bawa terbang ke sorga. Yang penting nanti jangan meronta-ronta.


Kusno tertawa-tawa. Tunggal coba menghindar ketika Kusno menyergap Tapi gagal. Kusno berhasil meraih pinggang Tunggal lalu membanting, memaksa Tunggl telungkup. Kusno menduduki punggung Tunggal. Mengambil pisau dari balik punggung, menempelkan ke leher Tunggal.


KUSNO

Kalau kamu sampe teriak, aku tak akan segan-segan menusuk lehermu


Tunggal berusaha berontak, kedua tangan menggapai-gapai. Tapi usahanya gagal. Tubuh Kusno yang sebesar gorila tak tergoyahkan. Kusno mencopot celana Tunggal, menendang pakai kaki hingga lepas. Kusno ganti mencopot celananya sendiri pakai tangan kiri. Pisau tetap menempel pada leher Tunggal.


KUSNO

Nikmati! Mari kita nikmati!


INSERT:

Tunggal meringis-ringis. Ketakutan. Bingung. Putus asa.


KUSNO (O.S)

Ah, ah, aaaaah.


Kusno tertelungkup, menindih punggung Tunggal. Mata membelalak.

CUT TO

Pisau menancap punggung Kusno. Darah mengalir.

CUT TO :

Gentho berdiri bersedekap. Tersenyum.


FADE OUT


5.     INT. KAMAR TAMU PENJARA - SIANG

Ika duduk di samping Tunggal. Wajah Tunggal lebam. Ika membelai-belainya.


IKA

Kenapa, Mas? Kena antup tawon lagi? Jumlahnya berapa? Lima ribu?


Tunggal tertawa. Tapi sejurus kemudian berubah jadi serius.


TUNGGAL

Dalam satu minggu ini telah terjadi peristiwa tragis yang melibatkan aku. Perampok, pembunuh, dan homo seks bernama Kusno menyuruh Tamim menjebakku. Aku diperkosa di ruang olah raga, tapi tidak berhasil. Teman yang sering kuceritakan padamu itu menikam punggung Kusno sampai mati.


Ika bergidik.


IKA

Terus? Teman Mas Tunggal itu kena kasus lagi?


Tunggal menghela napas. Sedih.


TUNGGAL.

Iya. Tapi dua hari kemudian dia dibebaskan dari penderitaan dunia. Dia ditemukan tewas di kamar mandi. Wajah dan tubuhnya hancur. Kabarnya, dia dikeroyok teman-temannya Kusno.


IKA

Kasihan


Tunggal menerawang.


TUNGGAL

Aku sangat berhutang kehormatan padanya. Kalau saja dia tidak menolongku, cacat itu akan aku derita sampai mati. Dia mati demi aku.


Ika mengelus-ngelus lengan Tunggal.


IKA

Kalau nanti Mas Tunggal keluar dari penjara, kita akan mendatangi kuburannya.


TUNGGAL

Bukan hanya itu. Aku juga ingin membuat namanya abadi.


Tunggal mengelus-ngelus perut Ika yang buncit.


TUNGGAL

Besok kalau anak kita lahir laki-laki, beri nama sesuai namanya. Terserah, Nama belakang atau depan.


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar