Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
6. 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


1.     ETX. TERAS - SIANG

Ika duduk di kursi. Gelisah. Motor memasuki pelataran. Berhenti di depan teras. Durja turun dari motor. Duduk di undakan. Mencopot sepatu. Ika mengamati. Tambah gelisah. Durja berdiri, berjalan melewati Ika.


IKA

Pa! Ada yang ingin Ika bicarakan.


Durja berhenti. Menoleh ke Ika.


DURJA

Soal apa? Uang saku? Bilang sama mamamu.


IKA

Bukan, Pa. Ada yang lebih penting daripada uang.


DURJA

Saya mau tidur!


IKA

Sebentar saja, Pa.


Durja duduk di kursi. Wajahnya masam.


DURJA

Cepat! Mau omong apa?


Ika ragu-ragu. Mengelus-ngelus rambut. Mengembuskan napas.


IKA

Anu, Pa. Ika hamil!

 

DURJA

Hamil? Kamu hamil? 

 

IKA

Iya, Pa. Empat bulan.


DURJA

Siapa pun bangsat yang telah membuatmu hamil, suruh tanggung jawab.


IKA

Tidak mungkin, Pa. Soalnya....


DURJA

Katakan kepada bangsat itu! Kalau tidak mau tanggung jawab, kepalanya pasti kupecahkan!


IKA

Tidak mungkin, Pa. Orangnya sedang dipenjara.


DURJA

Dipenjara? Kasus apa?

 

IKA

Ditangkap karena mencopet. Malam Minggu, sebelum paginya mau ke sini menemui Papa dan Mama. Mau melamar Ika.


Durja tertawa aneh. Berdiri, duduk. Berdiri lagi. Tangan mengepal-ngepal.


DURJA

Kalau begitu, gugurkan!


IKA

Tidak, Pa. Ika tidak akan mengugurkan.


DURJA

Anak anjing itu tak pantas hidup!


Ika mendongak. Marah.


IKA

Kalau bayi ini anak anjing, ibunya pasti anjing juga. Begitu juga kakeknya.


Durja kembali tertawa.


DURJA

Kakeknya sudah pasti anjing yang seanjing-anjingnya. Tapi bukan saya. Tanya mamamu kalau tak percaya.


Ika menutup mulut. Menangis.

IKA

Ika sangat bersyukur mendengar ucapan itu. Jadi tahu yang sebenarnya setelah sekian lama curiga. Sekarang izinkan ibu anjing ini mengucap salam anjing kepada anjing yang selama ini telah memberinya makan.


Durjana merah padam. Berdiri. Menghampiri Ika. Melayangkan telapak tangan Menerjang pipi Ika sekeras-kerasnya. Ika terlempar dari kursi dan tersungkur ke lantai

 

DURJA

Dasar sundal! Pengen mati kamu?”


Durjana merogoh pistol dari dalam jaket lalu mengarahkan ke kepala Ika.


DURJA

Harusnya kubunuh ketika kamu masih orok dulu! Ketika aku tahu kamu bukan anakku.


Tiba-tiba mama muncul dari dalam rumah. Kaget. Berteriak.


MAMA

Ya, Allah! Sabar, Pa! Sabar! Istigfar! Ya, Allah!


IKA

Tembak! Tembak Ika! Tembak kalau berani!”


Durjana menggeram-geram lalu mengokang senjata. Namun, dua detik sebelum peluru keluar dari moncong pistol, Mama menubruk Durjana. Pistol meletus;

SFX : Dor!

Ika memejamkan mata. Peluru melesat ke arahnya. (SLOW) Berdesing dua mili di samping kiri telinga. Menghunjam tembok.




IKA

Pistol itu sudah ditembakkan! Anggap saja sudah Ika mati!


Ika masuk kamar. Buru-buru memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam tas sekolah. Memecahkan celengan. Mengambil uangnya. Membuka laci, mengambil perhiasan. Meninggalkan rumah tanpa pamit.


FADE OUT


2.     INT. RUMAH - SIANG

Mama mengetuk pintu. Ika membukakan. Perutnya tampak membesar, Mama mengelus-elus perut Ika.


IKA

Nakal, Ma. Nendang-nendang terus.


Mama tersenyum.


MAMA

Pulanglah, Nak! Papamu sudah memaafkan.


Ika tersenyum.


IKA

Ika belum, Ma. Ika di sini saja. Ika ingin membuktikan Ika bisa hidup tanpa bantuannya, Ika bisa mencari nafkah sendiri. Bekerja apa saja yang penting tidak merugikan orang lain.


Ika duduk di tempat tidur. Mama mengikuti.


MAMA

Bagaimana keadaan bapaknya anak di dalam perut ini?


IKA

Dia punya nama, Ma. Namanya Tunggal. Di dalam penjara, dia baik-baik saja. Temannya banyak.


MAMA

Kapan dibebaskan?


IKA

Masih lama, Ma. Mungkin saat anak ini umur satu tahun lebih.


Mama terdiam. Merogoh uang dari balik BH, meletakkan di bawah bantal. Ika pura-pura tidak tahu.


IKA

Ma, sekali lagi Ika bertanya. Benarkah yang dikatakan laki-laki itu sebelum menembak Ika?


Mama menghela napas. Menerawang.


MAMA

Ceritanya panjang, Ka. Ketika papamu ditugaskan ke Makasar selama satu tahun, Mama sedang hamil kamu. Entah sehari atau seminggu. Ketika papamu pulang, kamu sudah lahir. Mula-mula papamu tak mau mengakui kamu sebagai anaknya. Menuduh Mama selingkuh. Tapi, setelah Mama mengancam minta cerai jika tuduhan keji itu tidak dicabut, papamu tidak pernah mengungkit-ungkit lagi.


IKA

Memang tidak pernah mengungkit-ungkit. Tapi dia telah memperlakukan Ika selama bertahun-tahun sebagai orang asing. Itu lebih jahat lagi. 


MAMA

Ika masih punya Mama.


IKA

Terima kasih, Ma.


Ika mencium pipi Mama.


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar