Temani Aku Menyeberang Jalan
5. Chapter 5

EXT. KAMPUS - NIGHT

Kita melihat gedung kampus dari luar. Hujan sudah reda.

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - NIGHT

Prima, Aska, Markus, dan Juni duduk melingkar. Trisula di atas meja.

ASKA

Permasalahannya masih sama, kita masih belum bisa ngatasin masalah di fase kedua dan ketiga. Dalam keadaan sekarang, untuk teleportasi manusia, Trisula cuma bekerja di fase pertama.

(beat)

Sekadar MESIN PENGHANCUR.

JUNI

(menangis)

Maaf Prim, jujur... aku nggak tahu lagi cara ngatasinnya.

Aska merangkul Juni.

PRIMA

Aku nggak nyalahin siapa-siapa.

ASKA

Kita tahu perasaan kamu gimana sekarang, Prim. Tapi, menurutku lebih baik sekarang kita fokus untuk nyari tahu gimana biar kejadian kayak gini nggak terjadi lagi DI MASA DEPAN.

Prima merasa dirinya salah dengar.

PRIMA

Masa depan!?

Atmosfer berubah. Ekspresi Prima berubah.

ASKA

Jangan marah dulu, Prim. Tapi demi keberhasilan proyek kita juga, lebih baik...

Ekspresi Prima makin garang.

BRAK. Meja bergetar. Prima berdiri dan menghantamnya penuh amarah.

PRIMA

Kamu pikir ini soal itu? Mbakku hilang, Aska! Fokus kita harusnya gimana cara ngembaliin dia dulu!

Aska beradu pandang dengan Juni. Pandangan bersalah.

PRIMA

Apa?

Prima mencium rahasia, sesuatu yang dia tidak ketahui.

JUNI

Ada yang kamu harus tahu, Prim. Waktu uji coba sebelum ini...

PRIMA

Astaga.

JUNI

Teleportasi dengan kelinci. Sebenarnya ada satu kelinci yang nggak kembali.

CUT TO:

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (FLASHBACK)

Aska dan Juni melihat-lihat sekawanan kelinci di masing-masing kandang. Mereka menghitung jumlah kelinci dan mencocokkannya dengan data di kertas yang mereka pegang. Mereka terkejut. Aska langsung mengambil Trisula dan Juni berlari ke arah laptop.

ASKA (V.O.)

Di salah satu kelompok kelinci, ada satu ekor yang menghilang.

Aska menekan pelatuk Trisula. Sinar hijau melesat. Namun, tidak terjadi apa-apa.

ASKA (V.O.)

Ternyata teleportasi dengan Trisula punya batas waktu. Kalau molekul subjek gak direkonstruksi dalam jangka waktu tertentu...

Aska bergabung ke komputer dengan Juni, menatap grafik di komputer.

ASKA (V.O.)

Molekul akan jadi sangat nggak stabil dan nggak bisa saling berikatan lagi seperti sedia kala.

Satu kata berkedip-kedip di layar komputer: FAILED

BACK TO:

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - NIGHT

Aska menatap Prima lekat-lekat.

ASKA

Subjek lenyap. PERMANEN.

CUT TO:

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (FLASHBACK)

Aska dan Juni berdiri di depan printer yang sedang mencetak laporan.

ASKA (V.O.)

Setelah itu, aku sama Juni diam-diam nyari tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai subjek yang diteleportasi hilang permanen.

Juni mengangkat lembaran laporan tersebut.

CLOSE ON: LAPORAN - Pada kolom terbawah tertulis, TIME: 86 Hours.

BACK TO:

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - NIGHT

Jarum jam dinding di ruangan bergerak berirama. Prima memerhatikannya dengan tangan yang mengepal di meja. PUKUL 18.00.

Pandangannya beralih ke kalender di dekat jam dinding. Khususnya ke tanggal 26 APRIL.

PRIMA

EMPAT HARI?

Aska dan Juni mengangguk berbarengan.

JUNI

Kurang lebih.

PRIMA

Berarti masih ada waktu, kan? Kalau kita bergegas-

Aska dan Juni kembali beradu pandang. Melihat itu, Prima berhenti berbicara dan duduk kembali. Wajahnya frustrasi. Ia menutup matanya dengan tangannya.

CUT TO:

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (FLASHBACK)

Juni duduk di hadapan komputer. Jari-jarinya mengetik keyboard dengan cepat. Setelah itu ia menggerakkan mouse dan mengekliknya beberapa kali.

JUNI (V.O.)

Sebelum kita dapet data batas waktu, aku dan Aska nemuin hal lain.

ZING ZING.

Aska mengarahkan sinar hijau Trisula ke meja percobaan. Trisula mulai bekerja, mengeluarkan molekul-molekul yang perlahan-lahan membentuk makhluk hidup. Seekor KELINCI.

ASKA (V.O.)

Sebelum subjek hilang permanen, ada jangka waktu ketika subjek bisa kembali...

Trisula berhenti bekerja. Lampu hijaunya meredup. Aska dan Juni mendekat untuk memerhatikan kelinci yang muncul lebih detil.

ASKA (V.O.)

Tapi TIDAK UTUH.

Kelinci itu TIDAK UTUH. Ia bergerak-gerak dan bernapas. Namun, ia TIDAK MEMILIKI TELINGA.

Aska dan Juni saling memandang.

JUMP CUT

ZING ZING.

Trisula merekonstruksi seekor kelinci lain. Kali ini ia TIDAK MEMILIKI EKOR.

BACK TO:

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - NIGHT

Prima menatap Aska dan Juni yang tak mampu membalas tatapannya.

PRIMA

Apa maksudnya? Kelinci yang terlambat dikembalikan jadi nggak utuh?

Aska menelengkan kepalanya, ragu untuk menjawab.

ASKA

Ya. Semua kelinci yang dikembalikan dalam waktu lebih dari 3 jam, semuanya kembali nggak utuh.

CUT TO:

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (FLASHBACK)

Aska memegang Trisula dan mengarahkannya ke meja uji coba.

ZING ZING.

JUNI (V.O.)

Kita belum tahu pasti, tapi kemungkinan saat subjek yang telah diluruhkan terlambat untuk dikembalikan, beberapa bagian tubuh yang ikatan molekulnya lebih lemah menghilang terlebih dahulu dibandingkan bagian tubuh lain.

(beat)

Hasilnya adalah subjek yang kembali dalam keadaan anggota tubuh yang nggak lengkap.

Aska dan Juni menatap makhluk yang baru mereka hasilkan di meja uji coba.

Makhluk itu masih dapat dianggap sebagai kelinci, namun penampilannya mengerikan. Kelinci TANPA BULU. Ia masih dapat bergerak-gerak di atas meja. Juni tak sanggup melihatnya hingga memalingkan mukanya.

Aska dan Juni mendekati papan progres penelitian. Di tengah papan, tertulis besar-besar: RABBIT TRIAL. Aska mengambil spidol dan menuliskan sesuatu di bawahnya: COMPLETE.

BACK TO:

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - NIGHT

KEHENINGAN melingkupi seluruh ruangan. KEHENINGAN sebelum badai menerjang.

Aska memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, menatap Prima.

ASKA

Sudah 8 jam sejak kakakmu ada di fase pertama, Prim. Lebih baik kita fokus untuk memperbaiki KEKURANGAN Trisula, kecuali kalau kamu mau tetap maksain diri dan... hidup dengan kakak yang KEKURANGAN ANGGOTA TUBUH.

Prima tersengal. Amarahnya memuncak. Dengan gerakan gesit, ia menarik Trisula dari atas meja dan MEMUKULKANNYA ke kepala Aska. Juni sontak HISTERIS.

Prima terlalu marah untuk berbicara dengan kepala dingin. Ia memukulkan Trisula sekali lagi ke kepala Aska. Juni mencoba menahan Prima sambil menangis.

JUNI

Prima!

Markus yang sedari tadi diam, tetap mematung, tidak tahu harus berbuat apa.

Darah mengalir dari kepala Aska. Prima baru menyadarinya. Ia melihat Trisula di tangannya. Darah segar Aska menodai ketiga ujungnya.

Aska hampir kehilangan kesadaran.

Juni memegangi lengan Prima dan berusaha merebut Trisula. Prima mendorongnya hingga pegangan Juni terlepas. Juni kehilangan keseimbangan dan terjerembab. Markus tersentak dan langsung menolong Juni.

JUNI

Stop, Prima! Kita nggak bermaksud nyelakain Mbak Vera. Cuma kalau proyek ini ditunda lagi... bisa-bisa sponsor...

Tanpa pikir panjang, Prima menekan saklar Trisula dalam mode ANNIHILATION. Ia lalu MENEMBAKKAN SINAR UNGU ke arah Juni.

BRIM BRIM BRIM.

Tubuh Juni BERPENDAR, mukanya kesakitan. Ia MENGHILANG dari dekapan Markus dalam beberapa detik.

Markus terperanjat. Melihat Prima masih bersenjatakan Trisula, ia panik dan lari keluar ruangan.

Prima masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia melirik Aska yang kesadarannya sudah sangat tipis. Aska masih sanggup berbisik. Ia berbisik seakan Juni masih ada di sisinya.

ASKA

Harusnya Prima memang nggak kita libatin lagi.

Aska mengambil napas dengan susah payah. Ia berbisik lagi.

ASKA

Tapi nggak ada lagi orang yang mau jadi subjek percobaan.

Prima terperanjat. Kata-kata terakhir Aska menohoknya. Ia menatap Trisula yang berlumur darah di genggamannya. Matanya membelalak. SENYUMNYA MENGEMBANG.

INT. KAMPUS, KORIDOR - NIGHT

Markus berlari sekuat tenaga.

BRIM BRIM BRIM.

SUARA ITU MENGGEMA hingga ke telinganya. Mendengar itu, seketika Markus berhenti. Horor di wajahnya. Menyadari apa yang terjadi, ia lanjut berlari. LEBIH KENCANG.

EXT. GERBANG KAMPUS - NIGHT

Siluet seseorang tampak berlari dari dalam kampus.

PRIMA. Trisula di tangannya.

Ia berhenti di depan gerbang. Mengambil napas. Di sekitarnya orang-orang hilir-mudik, tidak memedulikannya.

Tidak bagi Prima. Baginya, semua mata orang-orang tertuju padanya. Pandangannya kosong. Tidak ada jalan keluar. Ia harus menghapus semua pandangan yang menghakiminya. Menganggapnya terdakwa.

Ia mulai mengangkat Trisula yang MENYALA UNGU dan membidikkannya ke hadapannya...

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar