Temani Aku Menyeberang Jalan
3. Chapter 3

EXT. RUMAH VERA, TERAS - DAY

Tiga orang menunggu di depan pintu. Dua laki-laki dan satu perempuan, seumuran Prima. Orang-orang yang sama dengan orang-orang yang berada di foto-foto dokumentasi penelitian teleportasi. ASKA, MARKUS, DAN JUNI.

Pintu depan terbuka. Wajah Prima muncul dari balik pintu.

PRIMA

Oh, hai.

INT. RUMAH VERA, RUANG TAMU - DAY

Prima mempersilakan ketiga orang itu duduk. Vera berdiri untuk mengambil minum, namun dicegah oleh Prima.

PRIMA

Aku aja.

Vera kembali duduk. Aska membuka obrolan.

ASKA

Mbak Vera, seperti yang kita sudah sepakati sebelumnya, percobaan teleportasi akan kita mulai segera setelah semua persiapan selesai. Mungkin Prima udah jelasin, tapi...

VERA

Udah. Tiap hari.

ASKA

Hahaha, oke. Uji coba yang bakal kita lakuin memang kelihatannya menakutkan ya. Tapi...

Aska melirik Juni, yang melirik balik.

ASKA

Kami sudah berulang kali memastikan semua aspek ditangani dengan baik, termasuk ASPEK KEAMANAN. Jadi Mbak Vera nggak perlu khawatir.

INT. RUMAH VERA, DAPUR - DAY

Prima membuka lemari dan laci mencari sesuatu untuk disuguhkan. Namun, matanya menangkap sesuatu yang lain. Di keranjang sampah, terdapat sebuah amplop dan lembaran kertas. Keadaannya lecek, namun masih kelihatan baru.

Rasa ingin tahu Prima tergugah. Ia membuka lembaran kertas itu dan membacanya.

INT. RUMAH VERA, RUANG TAMU - DAY

Kembali ke penjelasan Aska:

ASKA

Seperti yang Mbak lihat kemarin, alat ini bisa memindahkan mulai dari benda kecil seperti debu, jarum sampai yang besar seperti kursi, lemari, bahkan mobil. Yang terpenting, juga sudah diujikan ke makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan. Tikus, anjing, kera, dan...

(beat)

Kelinci. Hasilnya, mereka bisa berpindah tempat dan kembali dengan TETAP HIDUP...

(beat)

DAN UTUH.

Prima membawa 5 gelas teh.

JUNI

Jadi nanti, kami akan menguji coba alat teleportasi untuk pertama kalinya pada manusia. Dalam hal ini, Mbak Vera.

MARKUS

Ada yang ditanyakan, Mbak?

VERA

Nggak, udah cukup.

MARKUS

Sip. Karena Mbak Vera sudah bersedia, kami mohon kesediaannya untuk menandatangani surat persetujuan ini, Mbak.

Markus menyodorkan surat bermeterai dan pulpen. Vera siap menandatangani, namun lengannya tiba-tiba dicengkram Prima. Mereka berpandangan sekian detik sebelum Vera mengibaskan tangan Prima dan lanjut menandatangani surat.

ASKA (O.S.)

Sebentar lagi, KITA akan jadi manusia pertama di dunia yang berteleportasi. Keren banget, kan?

INT. RUMAH VERA, RUANG TAMU - DAY (LATER)

Aska, Markus, dan Juni telah pulang. Vera dan Prima kembali tinggal berdua

VERA

Kamu juga pulang aja, dicariin Ibu entar.

PRIMA

Kita belum selesai bicara.

VERA

Mau bicara apa lagi. Udah dijelasin kan sama temen-temen kamu tadi.

PRIMA

Bukan itu...

Vera memasuki kamarnya dan menutup pintu. Prima bertahan.

PRIMA

Mbak...

Pintu kamar terbuka. Vera keluar, muak, dan meledak.

VERA

Pulang!

Prima terlonjak mendengar hardikan Vera lalu tunggang-langgang keluar dari rumah.

INT. RUMAH VERA, KAMAR VERA - THE NEXT DAY

Vera di depan cermin, baru tuntas memakai pakaian kerjanya. Lalu, ia membantu Zulva yang, setengah mengantuk, memakai seragam sekolah, dasi, dan topi.

SUPER: 21 April.

EXT. JALAN RAYA - DAY

Vera menyetop becak. Ia dan Zulva naik, menuju sekolah.

EXT. SEKOLAH - DAY

Vera dan Zulva tiba. Vera menyuruh tukang becak menunggu sementara Zulva lari ke dalam. Vera menyadari Zulva menghilang dan memanggilnya. Zulva berbalik. Mereka bercakap sejenak dan berbalas lambaian tangan.

Vera kembali ke becak dan berangkat...

EXT. RUMAH VERA - DAY

...kembali ke rumahnya. Vera membayar tukang becak kemudian masuk ke dalam rumah.

INT. RUMAH VERA - DAY

Vera menatap layar ponselnya yang memuat sebuah LOWONGAN KERJA. Di dalamnya tertera kontak yang dapat dihubungi. Vera mengangkat ponselnya ke dekat telinganya lalu menunggu... hingga dering panggilan berhenti dan seseorang mengangkat panggilannya.

VERA

(di telepon)

Halo, selamat pagi.

INT. RUMAH VERA, DAPUR - DAY

Vera menghampiri keranjang sampah. Amplop dan lembaran kertas yang Prima temukan sudah tertimbun sampah lain. Vera mengangkut keranjang sampah itu keluar...

EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH VERA - DAY

... lalu ia menghampiri sebuah drum kosong, Ia melempar semua isi keranjang sampah ke dalam drum. Dengan sebatang korek api, Vera membakar isi drum dan meninggalkannya.

Asap membumbung, mencemari langit biru. KRETAK KRETAK. Api MERETIH-RETIH. Semakin besar, berkobar.

CUT TO:

INT. KAMPUS, RUANG DISKUSI - DAY

Prima terjaga seketika. Mimpi buruk.

ASKA

Enak tidurnya?

Markus dan Juni menertawakan Prima yang masih linglung.

Prima diam. Perasaannya janggal. Ia melihat keluar jendela. Mendung. Sebentar-sebentar muncul kilat. Akan hujan lebat.

INT. RUMAH PRIMA, KAMAR PRIMA - THE NEXT DAY

Prima baru saja selesai mandi. Ia mengenakan kemeja putih yang bersih tanpa noda dan rapi seperti baru disetrika. Selesai berpakaian, ia memeriksa penampilannya di depan cermin.

Sosoknya di depan cermin telah apik dari atas ke bawah. Rambutnya tersisir klimis, setelan necis, wajahnya datar namun terpancar percaya diri. Siap menyongsong hari.

SUPER: 22 April.

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY

Suasana di dalam toko ramai. Beberapa jurnalis tampak mondar-mandir. Orang-orang berjas dan tampak penting juga hadir di deretan kursi paling depan. Semuanya bersahutan, berusaha agar suaranya terdengar lawan bicaranya.

Prima di tengah ruangan, sendirian, tangannya melipat di dada. Mobil sedan hitam terlihat menepi di luar toko. Dedi keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Vera bak seorang pangeran memperlakukan permaisuri. Tak lama, mereka memasuki toko.

PRIMA

Loh, Zulva gak ikut?

VERA

Hah, buat apa? Kan sekolah.

PRIMA

Ini kan hari spesial. Kirim surat ijin kek ke sekolahnya.

Dedi tampak antusias. Ia tersenyum lebar hingga gusinya terlihat.

PRIMA

(ke Dedi)

Napa senyum-senyum?

DEDI

Hehehe.

Sebaliknya, Prima tampak gugup. Tangannya masih menempel di dada. Sedangkan kakinya tak berhenti menapak-napak lantai.

PRIMA

Yaudah, yok.

Vera berjalan mengikuti Prima sementara Dedi bertingkah layaknya bodyguard, tak pernah menjauh sedikit pun dari Vera. Mereka berjalan ke area di hadapan kursi-kursi hadirin.

Seperangkat laptop dan trisula berada di atas meja. Aska dan Markus berdiskusi dengan beberapa orang berjas di deretan depan. Juni berbicara kepada sekelompok jurnalis dengan perekam suara dan kamera.

VERA

Itu siapa, Prim?

PRIMA

Perwakilan perusahaan yang ngesponsorin proyek ini. Mereka tuh yang selalu ngedesak-desak penelitian ini untuk cepat selesai.

Melihat Prima, Dedi, dan Vera; Aska dan Markus menghampiri mereka. Mereka saling berjabat tangan.

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (LATER)

Seluruh hadirin sudah duduk di kursi yang disediakan. Aska, berdiri di hadapan mereka, menjelaskan prosedur uji coba. Di sebelahnya, Juni, Markus, Prima, dan Vera duduk berdampingan. Dedi bergabung dengan hadirin dan duduk di deretan paling belakang. Di belakang Aska terdapat layar yang menayangkan animasi yang menjelaskan proses teleportasi.

Aska menunjuk lantai di sebelah kanannya yang ditandai dengan tanda X besar.

ASKA

Subjek uji coba akan berdiri di sini, lokasi dengan tanda X, sebagai lokasi mula.

(menunjukkan alat)

Kemudian saya yang akan mengoperasikan alat teleportasi ini, yang sesuai bentuknya, kami beri nama Trisula...

Dedi merajuk dan bergumam...

DEDI

Boring.

Suaranya lebih keras daripada yang ia kira. Semua orang di ruangan dapat mendengarnya. Semua tatapan tertuju ke arahnya. Prima memberinya tatapan membunuh. Dedi kikuk dan salah tingkah.

DEDI

Maaf. Maaf. Silakan dilanjutkan.

Animasi di belakang Aska menunjukkan gambaran seorang manusia yang terkena tembakan sinar dan terpecah menjadi molekul-molekul kecil.

ASKA

Fase pertama, ANNIHILATION, saya akan mengarahkan sinar ke subjek. Setelah itu, subjek akan merasa tidak nyaman, bahkan sakit. Tapi tidak perlu khawatir, itu berarti sinarnya sedang bekerja. Fisik subjek secara perlahan akan menghilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran.

Animasi kini berlanjut ke gambaran molekul-molekul yang bergerak dengan cepat perlahan melambat hingga akhirnya diam di tempat.

ASKA

Kita masuk ke fase kedua, MAINTENANCE. Informasi yang dikumpulkan di Trisula akan dikirim ke komputer. Komputer akan memproses informasi yang sudah dikumpulkan, melakukan stabilisasi molekul untuk memastikan tidak ada bagian dari subjek yang tertinggal. Pada fase terakhir, RE-CREATION...

Gambaran molekul-molekul pada animasi kembali bergerak, kali ini membentuk kembali wujud manusia.

Aska menunjuk lantai di sebelah kirinya yang diberi tanda O besar.

ASKA

Saya akan menembakkan sinar ke sini, sebagai lokasi akhir. Molekul-molekul akan merekonstruksi fisik subjek sesuai informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dalam waktu sekejap, subyek telah berpindah lokasi. Ada pertanyaan?

Beberapa orang mengangkat tangan. Sementara Aska menjawab pertanyaan, Prima memeriksa kondisi kakaknya.

PRIMA

Mbak, nggak papa?

Vera menghela napas panjang.

VERA

Nggak papa.

PRIMA

Kenapa Mbak nggak bilang kalau Mbak di-PHK?

Vera terkejut dengan pertanyaan mendadak Prima. Ia meremas ujung bajunya. Ketika ia membuka suara, suaranya tenang.

VERA

Kamu nggak perlu khawatir.

Markus muncul dari belakang mereka.

MARKUS

Udah waktunya.

INT. TOKO MAINAN GUMILANG - DAY (LATER)

Vera berdiri di posisi yang sudah ditentukan. Jemarinya meremas ujung bajunya. Juni, di depan laptop, memberikan aba-aba SIAP pada Sony yang mengambil posisi di depan Vera.

SUPER: 22 April. 10.00.

Prima cemas, tangannya membekap mulutnya. Aska menghitung mundur. Trisula dibidikkan ke Vera.

ASKA

Tiga

Vera menutup mata. Jemarinya berhenti meremas.

ASKA

Dua

Hadirin membisu, termasuk Dedi.

ASKA

Satu

PRIMA

Tunggu bentar...

Terlambat. Aska menekan pelatuk.

BRIM BRIM BRIM.

Sinar ungu melesat ke tubuh Vera. Matanya terbuka, bereaksi terhadap datangnya sinar.

Tubuh Vera berpendar sesaat sebelum mulai memudar. Mulai dari tangan, kaki, badan, hingga kepala. Sesaat setelah tubuh Vera hilang seluruhnya, SETETES AIR MATA JATUH membasahi tanda X di lantai.

RIUH DAN TEPUK TANGAN hadirin mengikuti. Prima buru-buru memeriksa komputer. Juni mengetik sesuatu dan, lagi, memberikan aba-aba SIAP ke Aska.

Aska bergerak ke lokasi bertanda O yang berjarak sekitar 5 meter dari tempat Vera sebelumnya berdiri. Ia memindahkan saklar ke bawah, ke posisi dengan tanda huruf R, mengubah mode Trisula ke mode RE-CREATION. Trisula MENYALA HIJAU. Aska menekan tombol pelatuk.

ZING ZING ZING

Sinar hijau keluar dari Trisula membawa molekul-molekul yang perlahan bermaterialisasi, berikatan satu dengan yang lain, membentuk suatu wujud.

PAKAIAN DAN SEPATU VERA

Hadirin TERKESIAP. Semua terpana. Juni panik, mengetik, mengklik, berusaha mencari tahu apa yang salah. Aska mencoba menekan pelatuk lagi, Trisula MENDESING, namun nihil. TUBUH VERA TIDAK KEMBALI.

MARKUS (BAHASA BATAK - SUBTITLED)

Astaga.

KERAMAIAN PECAH. Semua bertanya-tanya, menebak-nebak. Markus berusaha menenangkan situasi.

MARKUS

Harap tenang, bapak-ibu, teman-teman. Terima kasih.

Prima mendorong Juni hingga terjengkang dari kursi, berusaha memecahkan masalah ini sendiri. Nafasnya memburu.

Kebingungan, ia berlari ke arah lain, merebut Trisula dari Aska, menembak-nembakkannya dengan membabi buta.

ZING ZING ZING. ZING ZING ZING. TANPA HASIL.

Dedi loncat dari kursinya kemudian memagut Prima dari belakang.

DEDI

Prim, Prim, sudah.

PRIMA

(terus menembak)

Mbak. Mbak.

DEDI

(berteriak)

Prima!

KERIBUTAN hadirin MEREDA mendengar teriakan Dedi. Geledek terdengar MENYAMBAR-NYAMBAR. Tidak ada yang sadar hujan lebat di luar.

PRIMA

(berhenti menembak)

Mbak.

Lengan Prima terkulai. SENYUM DI BIBIRNYA.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar