Serenada Cinta
12. Nikah Yuk!

75. INT. RUMAH YUYA - KAMAR YUYA — NIGHT

Cast Yuya

Setahun kemudian

Yuya sedang duduk di tempat tidurnya. Wajahnya murung dan bimbang. Tangannya memegang ponsel. Dia menekan sebuah nomor, lalu mematikan lagi. Matanya masih sembab akibat menangis.


Flashback


76. INT. RUMAH YUYA - RUANG TENGAH — DAY

Cast. Yuya, Bapak Yuya

Yuya duduk di sofa di hadapan bapaknya. Bapak Yuya sedang memarahinya.

BAPAK YUYA

Mulai hari ini, kamu ngga boleh lagi pergi dengan si Zaki! Bapak akan cariin jodoh buat kamu.

YUYA

Kenapa emangnya, Pak? Salahnya apa? Kami juga ngga ngapa-ngapain, kok!

BAPAK YUYA

Iya, kamu bisa bilang begitu. Tapi omongan orang, emangnya bisa kamu hentikan?
Beat
Semua orang di sekitar kita pada ngomongin kamu. Sering pulang malam diboncengi cowok!
Beat
Biar kamu mau menjelaskan seperti apa pun mereka tetap ngga kan percaya.
Beat
Kuping bapak panas mendengarnya! Belum lagi dosa. Walaupun cuma pergi-pergi, tapi berdua-duaan dengan yang bukan mahrom, itu dosa!

YUYA

Tapi, Pak, aku cuma mau sama Bang Zaki!

BAPAK YUYA

Si Zaki-nya sendiri gimana?
Beat
Dia beneran mau juga ngga, sama kamu?

YUYA

Katanya iya, Pak.

BAPAK YUYA

Coba, minta dia buktikan! Suruh dia datang ke sini, bicara serius sama bapak.
Beat
Kalo dia ngga mau, putusin! Cari yang lain, yang mau! Kalo ngga, bapak punya banyak calon buat kamu. Kamu tinggal pilih!

YUYA

Tapi, Pak, aku ngga mau sama yang lain selain Bang Zaki.

Bapak Yuya berdiri dan meninggalkan Yuya menangis sendiri. Yuya masuk ke kamarnya.


Flashback end


77. INT. RUMAH YUYA - KAMAR YUYA — NIGHT

Cast. Yuya

Yuya yang sedang bimbang kaget, karena ponsel yang ada di tangannya berdering.

YUYA

(Suara serak)

Halo, assalamu'alaikum ....

ZAKI

Waalaikumussalam. Ada apa, Yu? Tadi kamu nelfon, ya? Ma'af, ngga keangkat.

YUYA

Eh, enggak, cuma salah pencet aja.

ZAKI

Ooh ...
Beat
Kamu habis nangis?

YUYA

Ngg ... enggak, aku cuma agak pilek!
Beat
Oya, Bang, besok ada waktu, ngga? Kita ketemuan yuk. Ada yang mau aku bicarakan.

ZAKI

Bicara sekarang aja, Yu! Nunggu besok, malah ngga bisa tidur aku. Jadi kepikiran, kan? Hehe ....

YUYA

Tapi aku serius, Bang. Dan ini ngga bisa dibicarakan lewat telpon!

ZAKI

Oke, besok, ya!


Cut to


78. INT. KAFE — DAY

Cast. Zaki, Yuya

Yuya masuk ke sebuah kafe, mengambil tempat duduk di pojokan. Saat Zaki datang, dia melambaikan tangan, memberi tanda agar Zaki datang ke mejanya. Zaki mendekat dan duduk berhadapan dengan Yuya. Lalu mereka memesan minuman.

ZAKI

Jadi, kamu mau ngomong apa?

YUYA

Aku mau ngomongin, apa yang dikatakan bapak kemaren.

ZAKI

Bapak ngomong apa?

YUYA

Bapak bilang, Abang ngga sungguh-sungguh mencintai aku!

ZAKI

Bapak tau dari mana?

YUYA

Yaaa ... dari mata batinnya sebagai sesama pria.

ZAKI

Ah, ngarang bapakmu itu!

YUYA

Kata bapak, kalo ngga percaya, coba aja tes!

ZAKI

(Bersemangat)

Iya, boleh! Aku siap kok dites, hehe ....

YUYA

Bukan aku yang bakal ngetes, tapi bapak!

ZAKI

(Merasa jijik)

Hah? Ogah! Aku masih cowok normal, tau!

YUYA

(Kesal)

Ih, Abang tu ya, otaknya!
Beat
Maksudnya bukan itu. Abang disuruh datang menghadap bapak buat ngelamar aku. Sanggup, ngga?

ZAKI

Oh, gitu ya?

Zaki termenung sesaat.

YUYA

Nah, bener kan? Ternyata dugaan bapak emang ngga salah!
Beat
Abang emang nggak sungguh-sungguh mencintai aku!

Yuya berdiri. Zaki mencegahnya.

ZAKI

Tunggu dulu, Yu. Dengar dulu penjelasanku. Main pergi aja!

Yuya menghempaskan tubuhnya kembali di kursi.

ZAKI (CONT'D)

Nikah itu, ngga segampang itu, Yu. Perlu persiapan yang matang lahir batin.
Beat
Kamu liat sendiri kan, kondisiku masih seperti ini. Jangankan untuk memberi nafkah, untuk diri sendiri aja masih kurang!

YUYA

(Tegas)

Bang, bapak itu ngga minta syarat macam-macam. Bapak hanya ngga mau kita jadi bahan omongan tetangga karena selalu pergi-pergi berduaan. Belum lagi dosanya!
Beat
Bapak juga tau kok, kalo secara finansial, Abang belum mampu. Kapan perlu nanti, bapak bakal bantu. Kita juga bisa tinggal di rumahku buat sementara.

Zaki kembali terdiam, melihat Yuya sesaat lalu menekurkan kepalanya menatap meja. Yuya menunggu reaksi Zaki selanjutnya.

ZAKI

Bener sih, yang dibilang bapakmu itu.
Beat
Biar aku omongin dulu sama abah dan umi, ya!
Beat
Tapi kamu harus yakin, bagaimana pun, cuma kamu satu-satunya cewek yang pengen aku jadiin istri.
Beat
Ai lop yu, Yu ... hehe

Zaki mengedipkan sebelah matanya ke Yuya.

YUYA

Becanda, ya?

ZAKI

Beneran, kok!
Beat
Udah ah, yuk pulang, ntar kena marah lagi sama bapak.



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)