75. INT. RUMAH YUYA - KAMAR YUYA — NIGHT
Cast Yuya
Setahun kemudian
Yuya sedang duduk di tempat tidurnya. Wajahnya murung dan bimbang. Tangannya memegang ponsel. Dia menekan sebuah nomor, lalu mematikan lagi. Matanya masih sembab akibat menangis.
Flashback
76. INT. RUMAH YUYA - RUANG TENGAH — DAY
Cast. Yuya, Bapak Yuya
Yuya duduk di sofa di hadapan bapaknya. Bapak Yuya sedang memarahinya.
BAPAK YUYA
Mulai hari ini, kamu ngga boleh lagi pergi dengan si Zaki! Bapak akan cariin jodoh buat kamu.
YUYA
Kenapa emangnya, Pak? Salahnya apa? Kami juga ngga ngapa-ngapain, kok!
BAPAK YUYA
Iya, kamu bisa bilang begitu. Tapi omongan orang, emangnya bisa kamu hentikan?
Beat
Semua orang di sekitar kita pada ngomongin kamu. Sering pulang malam diboncengi cowok!
Beat
Biar kamu mau menjelaskan seperti apa pun mereka tetap ngga kan percaya.
Beat
Kuping bapak panas mendengarnya! Belum lagi dosa. Walaupun cuma pergi-pergi, tapi berdua-duaan dengan yang bukan mahrom, itu dosa!
YUYA
Tapi, Pak, aku cuma mau sama Bang Zaki!
BAPAK YUYA
Si Zaki-nya sendiri gimana?
Beat
Dia beneran mau juga ngga, sama kamu?
YUYA
Katanya iya, Pak.
BAPAK YUYA
Coba, minta dia buktikan! Suruh dia datang ke sini, bicara serius sama bapak.
Beat
Kalo dia ngga mau, putusin! Cari yang lain, yang mau! Kalo ngga, bapak punya banyak calon buat kamu. Kamu tinggal pilih!
YUYA
Tapi, Pak, aku ngga mau sama yang lain selain Bang Zaki.
Bapak Yuya berdiri dan meninggalkan Yuya menangis sendiri. Yuya masuk ke kamarnya.
Flashback end
77. INT. RUMAH YUYA - KAMAR YUYA — NIGHT
Cast. Yuya
Yuya yang sedang bimbang kaget, karena ponsel yang ada di tangannya berdering.
YUYA
(Suara serak)
Halo, assalamu'alaikum ....
ZAKI
Waalaikumussalam. Ada apa, Yu? Tadi kamu nelfon, ya? Ma'af, ngga keangkat.
YUYA
Eh, enggak, cuma salah pencet aja.
ZAKI
Ooh ...
Beat
Kamu habis nangis?
YUYA
Ngg ... enggak, aku cuma agak pilek!
Beat
Oya, Bang, besok ada waktu, ngga? Kita ketemuan yuk. Ada yang mau aku bicarakan.
ZAKI
Bicara sekarang aja, Yu! Nunggu besok, malah ngga bisa tidur aku. Jadi kepikiran, kan? Hehe ....
YUYA
Tapi aku serius, Bang. Dan ini ngga bisa dibicarakan lewat telpon!
ZAKI
Oke, besok, ya!
Cut to
78. INT. KAFE — DAY
Cast. Zaki, Yuya
Yuya masuk ke sebuah kafe, mengambil tempat duduk di pojokan. Saat Zaki datang, dia melambaikan tangan, memberi tanda agar Zaki datang ke mejanya. Zaki mendekat dan duduk berhadapan dengan Yuya. Lalu mereka memesan minuman.
ZAKI
Jadi, kamu mau ngomong apa?
YUYA
Aku mau ngomongin, apa yang dikatakan bapak kemaren.
ZAKI
Bapak ngomong apa?
YUYA
Bapak bilang, Abang ngga sungguh-sungguh mencintai aku!
ZAKI
Bapak tau dari mana?
YUYA
Yaaa ... dari mata batinnya sebagai sesama pria.
ZAKI
Ah, ngarang bapakmu itu!
YUYA
Kata bapak, kalo ngga percaya, coba aja tes!
ZAKI
(Bersemangat)
Iya, boleh! Aku siap kok dites, hehe ....
YUYA
Bukan aku yang bakal ngetes, tapi bapak!
ZAKI
(Merasa jijik)
Hah? Ogah! Aku masih cowok normal, tau!
YUYA
(Kesal)
Ih, Abang tu ya, otaknya!
Beat
Maksudnya bukan itu. Abang disuruh datang menghadap bapak buat ngelamar aku. Sanggup, ngga?
ZAKI
Oh, gitu ya?
Zaki termenung sesaat.
YUYA
Nah, bener kan? Ternyata dugaan bapak emang ngga salah!
Beat
Abang emang nggak sungguh-sungguh mencintai aku!
Yuya berdiri. Zaki mencegahnya.
ZAKI
Tunggu dulu, Yu. Dengar dulu penjelasanku. Main pergi aja!
Yuya menghempaskan tubuhnya kembali di kursi.
ZAKI (CONT'D)
Nikah itu, ngga segampang itu, Yu. Perlu persiapan yang matang lahir batin.
Beat
Kamu liat sendiri kan, kondisiku masih seperti ini. Jangankan untuk memberi nafkah, untuk diri sendiri aja masih kurang!
YUYA
(Tegas)
Bang, bapak itu ngga minta syarat macam-macam. Bapak hanya ngga mau kita jadi bahan omongan tetangga karena selalu pergi-pergi berduaan. Belum lagi dosanya!
Beat
Bapak juga tau kok, kalo secara finansial, Abang belum mampu. Kapan perlu nanti, bapak bakal bantu. Kita juga bisa tinggal di rumahku buat sementara.
Zaki kembali terdiam, melihat Yuya sesaat lalu menekurkan kepalanya menatap meja. Yuya menunggu reaksi Zaki selanjutnya.
ZAKI
Bener sih, yang dibilang bapakmu itu.
Beat
Biar aku omongin dulu sama abah dan umi, ya!
Beat
Tapi kamu harus yakin, bagaimana pun, cuma kamu satu-satunya cewek yang pengen aku jadiin istri.
Beat
Ai lop yu, Yu ... hehe
Zaki mengedipkan sebelah matanya ke Yuya.
YUYA
Becanda, ya?
ZAKI
Beneran, kok!
Beat
Udah ah, yuk pulang, ntar kena marah lagi sama bapak.