Serenada Cinta
7. Putus Sekolah

46. INT. RUMAH KOS - KAMAR KURI — DAY

Cast. Zaki, Kuri

Pagi itu, Kuri sudah rapi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Zaki masih tidur di tempat tidur Kuri. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

KURI

Zak, bangun, Zak!
Beat
Sekarang ujian akhir, woi!

Kuri mengguncang-guncang pundak Zaki. Zaki bergeming, terus melanjutkan tidurnya.

KURI (CONT'D)

Makanya, dibilangin semalam, ngga usah latihan gitar sampe sepuluh jam dulu, besok mau ujian.
Beat
Sekarang gimana? Susah kan, bangunnya?
Beat
Wooi, Zak, banguuun!

Zaki memutar tubuhnya membelakangi Kuri dan menghadap dinding lalu menarik selimut. Kuri menghela nafas panjang melihat reaksi Zaki.

KURI

Ya udah, aku duluan!
Beat
Kartu ujianmu kutarok di atas meja, ya! Nih, kupasangin alarm buat setengah jam lagi.

Kuri memasang alarm di ponsel Zaki. Meletakkannya di dekat bantal. Lalu berangkat ke sekolah.

Jump cut


Setengah jam kemudian, Zaki masih tidur dengan pulasnya. Alarm berbunyi. Zaki mematikan alarm lalu melanjutkan lagi tidurnya.


Later


Enam jam kemudian, Zaki masih tertidur pulas. Selimut sudah jatuh dari tempat tidur. Kuri pulang dari sekolah dan masuk ke kamar, dia menggeleng-gelengkan kepalanya mendapati Zaki yang masih tidur.


47. INT. RUMAH ZAKI - RUANG TENGAH — DAY

Cast. Zaki, Ayah Zaki

Zaki duduk di sofa di hadapan ayahnya. Kepalanya tertunduk, tidak berani menatap ayahnya. Ayah Zaki menatap anaknya itu lama, lalu menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian menghela nafas dalam-dalam, dan bicara sambil sekuat tenaga menahan emosi.

AYAH ZAKI

Astaghfirullah ....
Beat
Abah udah ngga tau lagi harus ngomong apa ke kamu.
Beat
Dimarahi udah sering, dibilangin baik-baik juga udah ngga kehitung lagi berapa kalinya. Lalu harus pake cara apa lagi abah ngomong supaya kamu mau nurut?
Beat
Abah udah capek, Zak! Kamu pikir, marah-marah itu enak? Ngga tau kamu ya, habis abah marahin kamu, sakit seluruh badan ini, tau?
Beat
Sakit hingga ke sini, Nak! (Memegang dadanya). Dan kamu pikir, abah marah ini karena apa? Karena mikirin masa depan kamu. Mau jadi apa kamu?

Zaki lagi-lagi hanya diam dan menunduk. Tak kuasa air matanya mulai mengalir.

AYAH ZAKI (CONT'D)

Sekarang, kalo udah begini kejadiannya mau diapain lagi?
Beat
Teman-temanmu lagi bersuka cita, dengan semua rencana mereka untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.
Beat
Sedangkan kamu? Lulus sekolah pun tidak!

Zaki masih tetap diam, hanya isakannya yang sayup terdengar.

Ayah Zaki pun diam sesaat lalu meneruskan kalimatnya.

AYAH ZAKI (CONT'D)

Sekarang abah serahkan semua ke kamu! Tolong, Nak, pikirkan baik-baik, apa yang harus kau lakukan untuk masa depanmu!
Beat
Pesan abah cuma satu, sholat, jangan pernah tinggalkan!

Ayah Zaki berdiri, berjalan ke arah Zaki, mengusap rambutnya dan berjalan ke kamar.

Setelah ayahnya tak terlihat lagi, Zaki berdiri. Mengambil kunci dan helmnya. Lalu melangkah keluar.

FLASHBACK BERAKHIR


DISSOLVE TO


48. EXT. TEPI PANTAI — NIGHT

Cast. Zaki

Matahari hanya tinggal bayangannya di ufuk barat. Suara azan menggema dari toa masjid. Tenda-tenda pedagang kaki lima telah banyak berdiri.

Zaki menyalakan motornya. Mengendarai perlahan, menikmati angin malam yang mulai merasuk. Lalu motornya berbelok masuk ke pekarangan masjid.


49. EXT. PINGGIR JALAN — DAY

Cast. Zaki, Jefri

Tiga bulan kemudian

Siang itu, Zaki hendak ke tempat kos Kuri. Di depan gang, Zaki dicegat JEFRI. Zaki menghentikan motornya.

ZAKI

Ada apa, Bang?

JEFRI

Dengar-dengar, kau lagi nganggur ya, Zak?

ZAKI

Iya, Bang. Kenapa emang?

JEFRI

Bisa bantu-bantu ngga, Zak?
Beat
Aku baru buka konter, nih. Bantu jagain dong!

ZAKI

Wah, kalo bantu, aku ngga bisa, Bang. Nangis dompetku nanti hehe ....

JEFRI

Kau itu, ya, takut amat ngga kubayar.
Beat
Iya, iya, kalo itu tenang aja lah. Yang penting kau mau, kan?

ZAKI

Oke, Bang

JEFRI

Baiklah, kutunggu besok, ya!

EDOZAKI

Insha Allah, Bang.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)