15. Mencari Pembenaran #2

INT. MOBIL - CONTINOUS (FLASHBACK)

Pintu mobil tertutup, tangan tiara menarik sabuk pengaman lalu menggaitkannya sedangkan tangan yang satunya lagi memutar kunci untuk menyalakan mobil. Suara mobi menyala lalu mobil pun berjalan. Tiara mengeluarkan HP dari tasnya lalu mencari nomor, dan berhenti di nomor bertuliskan "KAK CAKRA". Ia membuat panggilan.

TIARA

Ayo angkat dong kak ayo.

Teleon tidak di angkat oleh cakra, Tiara semakin panik dan mencob menghubunginya lagi.

TIARA

Kak Cakra angkat kak...

Suara telepon diangkat.

CAKRA (ON PHONE)

Halo tiara. Maaf tadi

abis dari kamar mandi, ada apa?

TIARA

Kak...Ini Kak Aksa

CAKRA (ON PHONE)

Aksara kenapa?

TIARA

Dia pergi kak...

CAKRA (ON PHONE)

Pergi? pergi kemana?

TIARA

Gatau kak, ini aku lagi ngikutin dia.

Dia pake motor tapi pas tadi

aku samperin tuh kaya lagi mabok banget.

Aku khawatir kak.

CAKRA

Yaudah sekarang share lokasi kamu,

nanti aku nyusul kesana.

Kamu hati-hati.

TIARA

Iya kak.

Tiara mematikan telepon lalu mengirimkan lokasinya kepada Cakra. Dari kaca depan mobil terlihat Aksara mengendarai motor dengan agak ngebut. Jalanan agak sepi malam itu sehingga Tiara bisa mengikuti Aksara dengan mudah. Satu persatu persimpangan di lewati. Tiara semakin panik melihat Aksara yang tidak kunjung berhenti. Jalanan kota mulai berubah ke daerah yang agak gelap. Tiara semakin panik namun Ia sedikit mengenali daerah itu. Ia pun kembali menelepon Cakra.

TIARA

Ayoo angkat kak...

CAKRA (ON PHONE)

Halo, gimana Ra sekarang?

Ini aku di jalan.

TIARA

Ini aku masih ngikutin Kakak,

jalananya aku kenal, ini jalanan

ke tempat resepsi pernikahan

Kakak sama Kak Nada.

CAKRA (ON PHONE)

Ngapain dia kesana?

TIARA

Gatau kak, aku cuman takut

Kak Aksa kenapa napa dijalan,

dia bawa motor ngebut banget,

terus lagi mabok juga.

CAKRA (ON PHONE)

Okedeh aku ngebut juga.

Kamu hati-hati!

TIARA

Iya kak, Kak Cakra

juga hati-hati ya.

Telepon di tutup, lalu Tiara fokus kembali mengemudi. Tak lama kemudian Aksara berbelok ke sebuah restoran. Restoran yang digunakan sebagai tempat acara resepsi pernikahannya dengan Nada. Tiara pun ikut berbelok ke tempat tersebut. Terlihat Aksara memarkirkan motornya, Ia membuka Helmnya dan menyimpannya di spion motor. Tiara memarkirkan mobilnya juga dekat dengan motor Aksara, namun ia hanya memperhatikan gerak gerik Aksara dari mobil dan tidak turun dari mobilnya. Aksara berjalan ke arah pintu restoran dan melirik kenan dan kekiri seperti sedang mencari sesuatu. Tiara semakin penasaran dengan tingkah Aksara.

INT. RESTORAN- COUNTINOUS (FLASHBACK)

Didepan pintu restoran Aksara berdiri dan terus mondar-mandir seperti sedang mencari sesuatu. Kondisi restoran sudah mulai sepi karena akan tutup sebentar lagi. Dari kejauhan seorang pelayan menghampiri Aksara.

PELAYAN

Maaf mas, ada yang bisa saya bantu?

Aksara berbalik dan menghadap pelayan tersebut, dengan gelagat masih tidak bisa diam.

AKSARA

Mbak, sopir valet yang

kerja disini mana ya?

PELAYAN

Sebelumnya maaf, masnya mau

parkir atau ngambil mobil?

AKSARA

Bukan mbak, saya ada perlu sama orangnya.

PELAYAN

Ohh, sopir vallet yang

mana ya mas kalo boleh saya tau?

AKSARA

Cowo, lebih pendek dari saya,

rambutnya cepak.

PELAYANAN

Namanya mungkin mas bisa di sebutkan

AKSARA

Aduh saya gatau namanya.

Tapi dia pernah markirin mobil saya dulu.

PELAYANAN

Maaf mas, saya gabisa bantu kalo gitu,

ada yang bisa saya bantu lagi mas?

Dari kejauhan seorang pria datang mengenakan baju hitam. Ia membawa tas di pundaknya dan jaket di tangannya menandakan baru selesai shift bekerja.

AKSARA

Nah itu dia orangnya.

Aksara menunjuk ke seorang pria yang baru datang tersebut, pelayan itu pun melihatnya. Aksara bergegas menghampiri pria itu. Pria itu adalah seorang satpam sekaligus sopir vallet.

AKSARA

Hey!

SOPIR VALLET

Ehh, Pak Aksara ya?

AKSARA

Masih kenal gue ternyata.

SOPIR VALLET

Kenal lah Pak. Saya turut berduka

cita ya Pak atas kepergian Istri Bapak.

AKSARA

Jadi lo udah tau kalo istri gue meninggal?

Aksara menarik kerah baju Sopir Vallet itu. Sang Sopir Vallet panik dan kaget melihat apa yang Aksara lakukan.

SOPIR VALLET

Kenapa ini pak?

AKSARA

Gausah sok bego deh,

Lo kan yang bikin gue kecelakaan?

SOPIR VALLET

Saya ga ngerti pak maksudnya apa?

Sopir vallet itu ketakutan oleh Aksara yang sedang emosi. Mata Aksara merah, dan mulutnya yang beraroma alkohol membuat Sopir itu Semakin ketakutan.

AKSARA

Jangan pura-pura bego deh lo!

dulu yang parkirin mobil gue

sebelom kecelakaan kan Lo.

SOPIR VALLET

Iya pak, saya cuman parkirin aja.

AKSARA

Jangan boong deh, Gue tau lo

yang sabotase mobil gue sampe

bisa hilang kendali kan.

Gara-gara lo Nada tewas disana.

SOPIR VALLET

Demi Allah pak saya cuman parkirin aja.

AKSARA

Masih boong aja, Cuman Lo

yang punya Akses naikin mobil

gue saat itu.

SOPIR VALLET

Iya mas Mbak Nada yang ngasih

saya kunci dan suruh markirin

mobil nya, tapi cuman itu kok mas.

AKSARA

Kalo cuman itu, kenapa waktu

itu lama banget sampe gue nunggu?

SOPIR VALLET

Saya susah nyalain mobilnya mas,

Akhirnya saya minta bantuan

temen saya buat dorong.

AKSARA

Banyak bacot lu.

Aksara mendorong Sopir Vallet itu hingga terjatuh. Ia seperti akan menghajarya. Dari arah parkiran, Cakra berlari ke arah Aksara dan memeganginya. Di belekangnya Tiara mengikuti.

CAKRA

Woi Aksara! Apa-apan sih?

AKSARA

Ngapain lo kesini! Lepasin gue!

CAKRA

Sadar! Lo gaboleh kaya gini!

TIARA

Kakak apa-apaan sih!

Kenapa nyerang orang yang ga salah.

AKSARA

Ga salah? Dia yang sabotase

mobil gue sampe kecelakaan!

TIARA

Jangan ngaco dek kak! Malu maluin aja.

CAKRA

Denger kata dek lo,

Lo ga seharusnya kaya gini.

Aksara mulai tenang dan tidak lagi berusaha melepaskan diri dari hadangan Cakra. Aksara lalu berjalan tertunduk, tangannya memegangi kepalanya dan sesekali mengacak ngacak rambutnya. Ia kelihatan sangat bingung dan marah. Aksara kemudian duduk di tangga, kedua tangannya menutupi wajahnya.

Cakra berjalan ke arah Sopir Vallet yang terjatuh dan coba untuk membantunya terbangun.

CAKRA

Maaf ya pak.

Sopir Vallet itu hanya menganggukan kepalanya pada Cakra. Cakra terlihat malu terhadap Sopir Vallet itu. Sopir itu lalu pergi dari sana.

Tiara menghampiri Aksara yang duduk di tangga. Tiara duduk di samping Aksara dengan menghadap ke arahnya. Tiara terlihat sangat kesal melihat Aksara.

TIARA

Kakak kenapa sih? Aku khawatir kak,

cape tau liat kakak kaya gini terus.

AKSARA

Kenapa ga ada orang lain yang salah selain gue?

Kenapa semua ini harus karena kesalahan gue.

TIARA

Selalu aja tentang siapa yang salah.

Ga ada yang salah, semua kecelakaan.

AKSARA

Tapi kenapa semua ini ngerenggut

kebahagiaan gue, kenapa semua ini

ngerenggut kebahagiaan Nada juga.

Baru aja saat itu gue bahagia.

Tapi kebahagiaan itu hilang lagi.

Gue payah, gue gabisa menepati janji

gue ke Nada, janji gue buat bawa dia

ke tempat yang dia mau, buat bikin dia bahagia.

CAKRA

Apa cuman itu cara lo bikin dia bahagia?

Apa lo sadar, kalo Nada liat lo

kaya gini, dia ga bakalan bahagia?

TIARA

Mba Nada udah ga ada,

mungkin dia harusnya udah tenang

di alam sana. Tapi apa Mba Nada

masih bisa tenang kalo ngeliat ternyata

kematiannya bikin pria pujaannya

malah jadi kaya gini?

Aksara semakin menundukan kepalanya menahan tangis. Senggukan demi senggukan keluar dari Aksara. Tiara mendekati Aksara lalu memeluknya.

TIARA

Aku yakin impian Mba Nada

bukan cuman pergi ke Paris bareng Kakak.

Aku yakin bukan itu hal utama

yang bikin Mba Nada bahagia.

Mbak Nada pernah cerita,

yang bikin dia bahagia adalah

kehadiran Kakak di sisinya, yang bikin

dia bahagia adalah saat dia

tau Kakak bahagia. Mbak Nada bakal

sedih kalo tau Kak Aksa juga sedih.

Mbak Nada bakal sangat kecewa kalo

tau Kakak jadi kaya gini.

Tapi Mbak Nada yang aku kenal

itu sayang banget sama Kakak.

Apapun kesalahan Kakak bakal di maafin

asalkan Kakak mau berusaha berubah.

Aksara semakin menenggelamkan dirinya dalam pelukan Tiara dan menangis.

AKSARA

Kakak udah kaya gini masa

masih dimaafin sama Nada?

AKSARA

Kak Nada pasti maafin asalkan

Kakak janji bakal berubah.

AKSARA

Maafin Kakak ya ra.

CAKRA

Kalo lo bikin gue panik

lagi, gue hajar lo.

Aksara bangkit dan menatap ke arah Cakra dengan mata sembab.

AKSARA

Gue pegang kata-kata lo.

CAKRA

Ih anjing jelek banget lo abis nangis

AKSARA

Bangsat lo!

Mereka bertiga tertawa bersama dan Aksara berusaha menghapus air matanya. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar