13. Tiara & Aksara

INT. RUMAH - TENGAH MALAM

Aurora duduk menghadap Aksara sambil memeluk bantal. Di hadapannya Aksara duduk lesu dengan tatapan sayu sehabis menangis.

AURORA

Lo sampe nyalahin mereka

cuma gara gara itu? Ga waras lo.

AKSARA

Sampe sekarang juga Gue

masih ngerasa sangat malu

sama mereka kalo inget kejadian itu.

Untungnya Cakra selalu paham

apa masalah gue, dia satu-satunya

orang yang selalu nanya kabar gue.

Ga langsung sih, tapi lewat Tiara.

AURORA

Lo harus bersyukur masih punya

orang yang peduli sama lo.

AKSARA

Harusnya sih iya, tapi gue malah

kaya gitu ke mereka. Dan yang

ngebuat gue lebih malu lagi, mereka

selalu berusaha bantu gue buat bangkit.

AURORA

Mereka pasti paham kenapa

lo sampe kaya gitu.

Aksara mengambil sebatang rokok lalu meyalakannya. Kemudian Ia memberikan satu juga untuk Aurora.

AKSARA

Dan orang yang paling nanggung

rasa malu gue adalah adik gue sendiri,

dia yang selama ini ngerawat gue.

Kebalik ya? haha kakak macam apa yang

malah repotin adeknya. Setiap malem

dia dateng kerumah buat ngrusin gue,

padahal dari pagi dia juga sibuk

ngurusin toko kuenya. Tapi

dia masih mau buat jagain gue.

INT. RUMAH - MALAM - (FLASHBACK)

Pintu rumah terbuka, Tiara masuk membawa kantong belanjaan berisi makanan.

TIARA

Kak...Aku bawain makanan nih,

makan dulu yuk.

Tiara berjalan mencari Aksara. Ia melihat rumah yang berantakan, baju berserakan dimana-mana. Ia menyimpan makanan itu di meja lalu membereskan rumah itu.

TIARA

Kak...makan dulu yuk,

pasti belom makan kan?

Aku bawain makanan enak loh.

Tiara berjalan menuju kamar Aksara. Pintu terbuka sedikit, Tiara membuka pintu lalu melihat botol minuman keras bergeletakan di lantai. Di tempat tidur Aksara terbaring. Tiara hanya menghela nafas dan mengambil botol yang tergeletak di lantai dan membawanya keluar. Tiara masuk lagi dan menghampiri Aksara.

TIARA

Kak bangun yuk, makan dulu.

Tiara mengoyang goyangkan tubuh Aksara namun tidak kunjung terbangun.

TIARA

Kak...bangun kak.

Tubuh Aksara di goncang lebih keras oleh Tiara tapi tidak kunjung bangun. Lalu Tiara sedikit berteriak.

TIARA

Kak...Kak...kok ga bangun

terus sih? Kak jangan

bikin aku panik. Kak..!

Tiara bergegas mengambil HP nya. Tangannya gemetar saat memilih nomor yang akan di hubungi. Lalu Ia menemukan nomornya dan menelepon.

TIARA

Halo...

Tiba-tiba Aksara memegang tangan Tiara.

AKSARA

Kamu telpon siapa dek?

Tiara kaget lalu menatap Aksara yang terbangun. Tubuhnya lemas seperti baru melihat hantu. Aksara tertawa melihat ekspresi Tiara yang kaget ketakutan.

TIARA

Kak! Bercandanya jangan gitu,

aku panik nih lemes,

takut Kakak kenapa napa.

AKSARA

Muka kamu itu loh panik hahaha

Wajah Tiara berubah cemberut, Ia melepaskan genggaman Aksara dan beranjak ke Arah pintu.

TIARA

Ga lucu! Makananya di meja.

AKSARA

Dek...lah ngambek.

Aksara masih saja tertawa. Ia bangun dari tempat tidur lalu pergi mengikuti Tiara. Tiara keluar dari dapur dan membawa piring dan sendok.

AKSARA

Wah kamu bawa apa nihh?

Tiara

Liat aja sendiri!

AKSARA

Dih ambekan.

TIARA

Abis becandanya ga lucu,

aku takut kakak kenapa-kenapa kak.

AKSARA

Iyaa maaf, maaf.

Aksara duduk di kursi bersamaan dengan tiara. Aksara mengambil kantong belanjaan yang ada di meja dan mengambil isinya.

AKSARA

Asik...Nasi padang nih.

TIARA

Tapi lauknya tinggal sisaan,

Aku kesana pas udah mau tutup.

AKSARA

Gapapa dek, Kakak udah laper bgt nih.

Aksara membuka bungkusan nasi itu lalu menyimpannya di piring.

TIARA

Kak...

AKSARA

Hemm...

TIARA

Ada yang mau aku omongin.

AKSARA

Ngomong aja kali.

Aksara mulai memakan nasi itu, sedangkan Tiara hanya menatapnya dengan wajah agak gugup.

TIARA

Cakra ngajakin aku nikah Kak.

Dia kemarin ngelamar aku

dan bawa aku ke orang tuanya.

Aksara menghentikan makannya lalu menatap Tiara dengan tatapan serius. Tiara terlihat semakin gugup.

TIARA

Kak...

AKSARA

Si Cakra? Seriusan Lo?

Bagus dong! Gue setuju!

Adek gue laku juga.

haha kapan nih Acara pernikahannya?

TIARA

Tapi kak...Aku masih

ga tega ninggalin Kakak,

takut kenapa-kenapa lagi.

AKsara

Ra, Kamu udah ngerawat kakak dari dulu.

Padahal yang harusnya Kakak

yang rawat kamu. Waktu kakak

ada di titik terendah pun,

kamu yang terus bantu kakak.

Kakak juga sering bikin kamu

malu karena kelakuan kakak

yang berubah banget ini.

Kamu selalu sabar ngehadepin kakak,

kamu selalu ngelarang kaka buat kaya gini

tapi gue ga nurut. Akhirnya kamu

juga yang beresin tai-tainya.

Tiara tersenyum mendengar perkataan Aksara.

AKSARA (CONT'D)

Kamu setiap malem dateng kesini

buat cek kondisi Kakak padahal

kamu pun seharian sibuk. Kamu

udah sangat peduli sama kakak,

dan kamu juga yang bikin kakak

sedikit demi sedikit bisa ngelaluin

semua itu. Sekarang giliran kamu

yang harus bahagia, Kakak

pengen ngeliat kamu bahagia. Lagi pula,

kamu sama Cakra kan orang

terdekat Kakak, jadi kakak bakal

seneng banget ngeliat kalian bahagia.

Mata Tiara berkaca kaca mendengar perkataan Aksara, Ia hanya bisa tersenyum menatap Aksara.

TIARA

Makasih ya kak.

AKSARA

No, no, no.

Aku yang harusnya terimakasih,

kamu udah jadi pahlawan

terhebat buat Kakak.

TIARA

Kak...

Tiara menundukan kepalanya, air matanya jatih di pipinya. Kedua tangan Aksara menyentuh pipi Tiara lalu mengangkat wajahnya.

AKSARA

Makasih ya Tiara...Love you.

TIARA

KAKAKK!! ITU TANGAN KOTOR

BEKAS MEGANG SAMBEL, PANAS KAK!

Aksara panik dan mengambil tisu sambil tertawa melihat adiknya yang kepanasan. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar