Novel
Genre → Drama Telah Selesai
Mozaic
Mulai membaca
Gratis untuk dibaca
Blurb
Sebuah peternakan babi berdiri di tengah masyarakat yang kurang mengerti. Pro dan kontra terjadi. Semuanya membawa kita pada sosok-sosok yang terkait dengan benang merah tak kasat mata.

Ada Irwan Rahardian, korban seutuhnya dari sesuatu yang bernama kehidupan. Ada Indra Pratama, seorang penulis yang selalu dihantui masa lalu dan memiliki kepribadian kedua bernama Sulisati. Ada Airin Rahimi, psikolog yang sangat mengerti apa yang terjadi pada Indra dan sekaligus mengerti solusinya. Lalu Afrina Zakiah, gadis pemurung yang sangat akrab dengan coretan-coretan di buku ilustrasinya, gadis ini memiliki masa llu dengn Indra yang menuntut untuk segera diselesaikan.

Masing-masing dari mereka tanpa sadar memiliki keterkaitan, mungkin diciptakan oleh masa lalu, mungkin juga bukan. Tapi mereka semua memerlukan sebuah jawaban.
Namun sebuah jawaban kadang datang dengan cara yang sangat misterius dan tidak dimengerti. Kadang datang berupa kehidupan, kadang datang berupa kematian. Kadang berupa perjumpaan, kadang sebuah perpisahan. Kadang berupa tikaman tajam, kadang berupa senandung lembut.

Novel ini, bercerita tentang para jiwa yang mencari sebuah jawaban, lalu mereka menemukan jawaban itu dalam sebuah perjalanan yang mereka tempuh dengan penuh misteri.

Tentu, karena hidup adalah misteri itu sendiri. . .
Tokoh Utama
Indra Pratama
Irwan Rahardian
Afrina Zakiah
Airin Rahimi
Sulisati
#1
IRWAN: Seorang Lelaki yang Tak Pernah Diinginkan
#2
IRWAN: Memori Masa Kecil dan Analogi Drupadi
#3
IRWAN: Bayangan Ayah dan Kakak Adalah Hantu Sesungguhnya
#4
IRWAN: Obrolan di Kamar Pengantin 1
#5
IRWAN: Obrolan di Kamar Pengantin 2
#6
IRWAN: Menuju Abah Anom
#7
IRWAN: Bertemu Abah Anom
#8
IRWAN: Penyesalan Pertama
#9
IRWAN: Babi Babi Babi
#10
IRWAN: Abah Anom Mencuci Tangan (Seperti Ponsius Pilatus)
#11
IRWAN: Ketika Semua Harus Dilakukan Sendirian
#12
IRWAN: Tanda-Tanda Kebencian Mulai Tampak
#13
IRWAN: Penyesalan Ketiga
#14
IRWAN: Dua Lelaki, Pada Sebuah Sore yang Baru Tiba
#15
INTERLUDE
#16
INDRA: Di Sebuah Cafe, Bersama Teman
#17
INDRA: Berita Kematian yang Mengiringi Kepulangan
#18
INDRA: Sulisati
#19
INDRA: Dua Lelaki di Sebuah Cafe 1
#20
INDRA: Dua Lelaki di Sebuah Cafe 2
#21
INDRA: Perempuan Berjilbab Darah
#22
INDRA: Di Sebuah Kursi Taman
#23
INDRA: Airin Menganalisa
#24
INDRA: Anamnesa S
#25
INDRA: Penampakan Kamar Jenazah
#26
INDRA: Malam Lain Bersama Sulisati
#27
INDRA: Dari Pemakaman Menuju Kematian Lain
#28
INDRA: Dissociative Identity Disorder
#29
INDRA: Airin Tercekik Kenyataan
#30
INTERLUDE
#31
AIRIN: Tentang Zaki(a)
#32
AIRIN: Menemani Seorang Perempuan Dengan Wajah yang Selalu Sedih 1
#33
AIRIN: Menengok Kawan Lama
#34
AIRIN: Menemani Seorang Perempuan Dengan Wajah yang Selalu Sedih 2
#35
AIRIN: Zaki(a), Indra Sakit
#36
AIRIN: Mereka Berdua Memang Keras Kepala!
#37
AIRIN: Menemani Seorang Perempuan Dengan Wajah yang Selalu Sedih 3
#38
AIRIN: Menemani Seorang Perempuan Dengan Wajah yang Selalu Sedih 4
#39
AIRIN: Dua Bulan Kemudian
#40
AIRIN: Kamu Mau Bunuh Diri? Ya, Asal Tidak Hujan
#41
AIRIN: Di Sebuah Tempat Tetirah 1
#42
AIRIN: Obrolan dengan Norma 1
#43
AIRIN: Obrolan Dengan Norma 2
#44
AIRIN: Aku Adalah Manusia yang Tak Ada Gunanya
#45
AIRIN: Perjalanan Pulang Untuk Kembali
#46
INTERLUDE
#47
MEREKA: Menapaki Lagi Jalan yang Sama
#48
MEREKA: Mencari Dia yang DUlu
#49
MEREKA: Keterjebakan yang Indah
#50
MEREKA: Bukan Permainan, Meski Terlihat Seperti Itu
#51
MEREKA: Diary
#52
MEREKA: Sebuah Email yang Datang Tengah Malam
#53
MEREKA: Sebuah Usaha Penyembuhan yang Sia-Sia
#54
MEREKA: Sebuah Beban yang Sebagian Telah Terlepas
#55
MEREKA: Tamu Tak Terduga
#56
MEREKA: Sebuah Kematian Lagi
#57
MEREKA: Sebuah Telepon dari (Sesuatu yang Seperti) Indra
#58
MEREKA: Pertemuan Dengan Sulisati 1
#59
MEREKA: Pertemuan Dengan Sulisati 2
#60
MEREKA: Pertemuan Dengan Sulisati 3
#61
MEREKA: Pertemuan Dengan Sulisati 4
#62
MEREKA: Larik-Larik Kerinduan
#63
MEREKA: Sebuah Perpisahan dan Kesempatan Baru
#64
EPILOG
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Belum ada Ulasan
Disukai
48
Dibaca
12.1k
Tentang Penulis
Hendra Purnama
Penulis, tinggal di Bandung. Finalis lomba novel Republika 2012. Sudah menerbitkan enam buah novel, antara lain: Meja Bundar (2017) dan Senyum Sunyi Airin (2016). Kumpulan cerpen terbarunya berjudul Gelembung Terakhir Rahwana (2020). Saat ini sedang fokus mencari uang lewat menulis skenario sinetron azab dan mencoba rutin tidur siang.
Bergabung sejak 2020-10-06
Telah diikuti oleh 49 pengguna
Sudah memublikasikan 3 karya
Menulis lebih dari 167,296 kata
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi