Disukai
1
Dilihat
211
ANTARA KITA
Drama

Saat ini dua keluarga sedang berada di sebuah restoran dengan nuansa yang tenang, meskipun dekorasi restoran bintang lima ini begitu mewah dengan banyaknya aksen berwarna emas. Tapi karena dua keluarga ini sudah mereservasi tempat ini, maka malam ini restoran ini hanya digunakan oleh dua keluarga ini.

Dengan meja panjang yang membentang maka masing-masing dari anggota keluarga duduk bersama anggota yang lainnya. Disebelah kanan duduk keluarga amanta dan disebelah kiri terdapat keluarga atmajaya

Mereka berkumpul hari ini untuk membahas mengenai kelanjutan pertunangan antara anak-anak mereka tepatnya putri bungsu dari keluarga amanta, Clara Anindya Amanta dan putra sulung keluarga atmajaya, Kevin Anggara Atmajaya.

Clara pov + story flashback

Aku lelah mendengarkan percakapan antara ayah , kak bima dan juga om tio tentang perkembangan bisnis. Harusnya aku menolak saja saat diajak kesini. Tapi karena tatapan maut dari kakak iparku yang cantik yaitu kak novi aku akhirnya luluh dan ikut juga kesini.

Sebenarnya aku sangat enggan bertemu dengan keluarga atmajaya, bukan karena aku membenci om tio dan tante laras, tentu saja tidak. Mereka sangat baik padaku sedari aku masih kecil. Aku pun sudah menganggap mereka sebagai orang tua ku sendiri. Tapi alasan dari aku tak mau bertemu adalah karena anak mereka Kevin, lebih tepatnya tunangan ku sendiri.

Aku melihat sekeliling dan tak sengaja tatapan kami bertemu, seperti biasa dan bahkan mungkin lebih tajam. Dia memang tak pernah menatapku dengan tatapan ramah.

Jika kalian bertanya kenapa sikapnya seperti itu meski statusnya adalah tunanganku, mungkin karena pertunangan ini sendiri tak pernah dilandasi oleh perasaan saling menyukai satu sama lain. Pertunangan ini terjadi karena keegoisan ku saat masih muda dulu.

Haruskah kita menceritakan awal mula dari semua ini. Aku menatap ke depan dan disana ada tante laras, dia tersenyum padaku, aku membalas senyuman nya. Memang senyum tante laras selalu menenangkan, berbeda dengan anaknya yang duduk disebelahnya, selalu muram dan dingin, tapi dia pun mungkin hanya bersikap seperti itu padaku.

Aku menghela nafas lelah, entahlah berada satu ruangan bersama seseorang yang memusuhimu memang akan memakan banyak energi meski kita hanya duduk sedari tadi.

Aku merasakan tas yang berada dipangkuanku bergetar, aku membuka tasku dan menemukan ada pesan dihandphone ku. Saat melihat itu pesan dari kak anisa.

Heran dia yang berada di seberang kenapa harus mengirim pesan padahal jarak kita begitu dekat, aku melihat dia dan dia mengarahkan pandangannya ke bawah. Agar aku secepatnya membalas. Aku pun mengetikan sesuatu dihandphone ku setelah sebelumnya mengaktifkan mode silent agar handphone ku tidak berbunyi.

Kak anisa

Clara, balas lewat sini, karena tidak mungkin kita mengobrol keras-keras saat sedang berkumpul seperti ini.

Me

Memangnya ada apa??

Kak anisa

Kamu sudah menyampaikan berita itu pada kevin?

Me

Belum, memangnya kenapa??

Kak anisa

Kakak rasa kevin terlihat seperti orang marah ? Sejak hadir disini, kakak kira dia sudah tau kabar itu dari kamu.

Me

Jika dia sudah tau sedari tadi, pasti hari ini dia akan memasang ekspresi bahagia. Bahkan mungkin karena terlalu bahagia dia bisa sampai melompat ke bulan

Kak anisa

Clara apa kamu akan baik-baik saja dengan semua ini setelahnya?

Me

Ya kak aku tidak apa-apa. Aku pasti baik-baik saja setelah semua ini.

Aku melihat kak anisa memberi senyum menenangkan disebrang sana tak lama setelah aku mengirim pesan itu. Kak bima terlalu beruntung, mempunyai istri sebaik kak anisa. Kak anisa terlalu baik pada keluargaku. Dia sangat mengabdikan dirinya pada keluargaku setelah menikah.

Terkadang aku berfikir, jika aku bersikap seperti kak anisa yang penyayang pada keluarga apakah nanti aku bisa menjadi menantu keluarga atmajaya yang bisa dibanggakan??

Namun aku rasa itu hanya khayalan yang tak akan pernah terwujud karena orang yang ku ingin ajak untuk mewujudkan itu tak pernah mau terlibat.

Ya, karena Kevin tak akan pernah mau menempuh hidup bersamaku dimasa depan, tak akan pernah mau untuk membawaku sebagai menantu keluarga atmajaya. Dimasa depan yang dia rencanakan mungkin hanya ada perempuan itu saja.

Aku melihat ke luar jendela. Hari ini sangat mendung awan berwarna kelabu mendukung sekali suasana hatiku saat ini.

Jika teringat pesan terakhir kak novi tadi tentang apakah aku akan baik-baik saja setelah ini, setelah kabar itu disampaikan apakah semua akan ada akhirnya. Akankah kebahagiaan kevin menjadi hal yang baik untukku??

Tentang maksud dari kabar itu adalah pemutusan pertunangan dan pembatalan pernikahan antara aku dan kevin. Meski pernikahan direncanakan akan digelar 3 bulan lagi tapi sebelum semua terlambat dan setelah aku pikirkan baik-baik memang seharusnya ini semua diakhiri.

Jika bertanya mengapa harus sampai seperti ini?? Apakah tidak ada cara lain agar aku dan dia tetap bersama?? Apa aku tidak mencintainya??

Jawaban nya adalah ya tidak ada cara lain lagi selain ini. Meski dipaksakan untuk tetap bersamapun rasanya akan saling menyakiti satu sama lain. Dan sungguh sampai hari ini pun aku masih mencintai kevin, tapi aku tak bisa memaksa kan cintaku jika itu membuat dia tidak bahagia.

Kami sudah menjalani pertunangan ini selama lebih dari 4 tahun, dan selama itu yang ada hanyalah pertengkaran setiap hari. Kita selalu bersikap sebagai pasangan hanya bila sedang ada acara penting. Diluar itu semua kevin selalu bersikap dingin dan acuh padaku, dia tak segan membentak ku didepan banyak pegawai nya dikantor. Meski tak pernah bermain tangan padaku seperti memukul tapi tetap saja sikapnya sangat menyakitkan dan meninggalkan bekas yang terlalu dalam.

Ini semua bermula saat dulu keluarga atmajaya meminta bantuan pada keluarga amanta untuk membantu perusahaan mereka yang sedang menurun drastis. Saat aku mendengar kabar itu aku memohon sambil menangis didepan ayah agar memberikan syarat kepada mereka yaitu pertunangan antara aku dan kevin, agar kerjasama terjalin lebih erat dan menjanjikan.

Ayahku yang meskipun tak terlalu menyayangi dan jarang dekat denganku, tapi karena aku meminta untuk pertama kali dalam hidupku pada ayah akhirnya ayah menyetujui itu.

Dari pihak keluarga atmajaya pun sama sekali tidak keberatan, om tio dan tante laras malah sangat menerima baik usulan tentang pertunangan itu, tapi yang sangat menolak keras adalah orang yang ingin bertunangan itu sendiri yaitu kevin.

Saat itu aku berfikir mungkin kevin hanya kaget dan pasti seiring perjalanan waktu dia akan menerima aku sebagai tunangan nya dan hubungan kami pasti akan tetap membaik. Tapi ternyata keyakinan yang aku pegang selama 4 tahun ini hanya sia-sia, kevin tak pernah lagi tersenyum hangat seperti dulu. Hubungan kami semakin renggang dan hanya ada perdebatan yang membuat sakit kepala setiap hari.

Aku ingat saat hari pertunangan kami, kevin bahkan meninggalkan acara sebelum semua acara selesai. Dia hanya memasangkan cincin di jariku dengan enggan. Karena hanya satu telfon dari seorang wanita yang telah lama menjadi sahabatnya. Dia pergi meninggalkan acara itu, membuat aku menanggung malu didepan banyaknya tamu, semua orang pasti tahu bahwa tunangan laki-laki tidak pernah mencintai tunangan perempuannya.

Sahabat yang sangat kevin sayangi adalah savira, mereka sudah berteman sedari SMA bersama levin. Persahabatan ketiga orang itu sudah diketahui semua orang. Lebih tepatnya semua orang tau bahwa ada cinta segitiga diantara mereka, meski akhirnya savira memilih levin sebagai pasangan nya, tapi kevin pasti selalu ada jika savira membutuhkan dia.

Tidak peduli sedang seberapa sibuk kevin, jika savira meminta bantuan nya maka kevin pasti akan segera berlari menuju tempat savira berada. Kevin tidak akan pernah membiarkan savira meneteskan satu air matapun. Berbeda denganku, meski aku meneteskan air mata darahpun aku rasa kevin tak akan peduli.

Usia kami yang terpaut 2 tahun selalu menjadi alasan kevin untuk menyebutku kekanak-kanakan. Sekarang aku berusia 24 tahun, dan kevin, savira, serta levin berusia 26 tahun.

Aku sebenarnya tidak terlalu tau tentang savira, karena dulu aku harus bersekolah diluar negeri meninggalkan harapan bahwa semakin aku dewasa maka kevin akan bisa melihat aku sebagai seorang wanita. Tapi nyatanya dimatanya aku masih sama seperti dulu, anak kecil yang tak lebih dari seorang adik bagi kevin.

Aku dan kevin sudah saling mengenal sedari kecil. Dulu dia muncul saat hari pemakaman ibuku disaat aku berusia delapan tahun. Saat itu kevin yang berusia sepuluh tahun menghibur ku dan mengatakan bahwa mulai hari itu dia akan selalu menjagaku.

Entah apa yang aku pikirkan saat kecil dulu, sepertinya aku melihat kevin sebagai Pangeran berkuda putih yang menyelamatkan putri menderita. Sehingga ketergantungan ku akan kehadiran kevin mulai saat itu meningkat.

Sejak hari itu kami sering menghabiskan waktu bersama karena aku dibawa oleh keluarga atmajaya supaya bisa melupakan kesedihan akan kepergian ibuku. Dan ayahku yang masih terpukul tapi harus tetap menjalankan bisnis akhirnya pergi ke Australia bersama kak bima dan meninggalkan aku dikeluarga atmajaya.

Karena tante laras adalah teman baik ibuku, maka dia merasa bertanggung jawab akan diriku. Dia berjanji akan membesarkan aku dengan baik didepan makam ibu, maka pada saat ayah dan kak bima pergi keluarga atmajaya membawaku.

Om tio pun menerima aku dengan sangat baik, karena sedari dulu dia ingin mempunyai anak perempuan. Maka kehadiran ku memberi warna baru dikeluarga itu.

Hari-hari yang aku habiskan disana terasa sangat menyenangkan. Aku bisa lupa dengan semua rasa sedih dan hanya rasa gembira yang selalu ada setiap hari.

Apalagi saat itu kevin benar-benar menjagaku, dia sangat baik mengajarkan banyak hal baru padaku. Apa yang dia alami di sekolahnya dia akan menceritakan setiap detailnya dengan jelas.

Karena kondisi fisik dan mentalku kurang baik saat kecil, maka om tio dan tante laras memutuskan agar aku homeschooling dan belajar saja dirumah.

Disaat itulah peran kevin sangat berarti bagiku, dia terasa seperti angin baru yang membawa hembusan menyegarkan dalam hidupku.

Hingga tiba saatnya aku berusia 14 tahun, ayah dan kak bima menjemput ku dikeluarga atmajaya. Mereka memutuskan untuk membawaku ke Australia agar pendidikan ku lebih terjamin saat disana.

Tante laras sempat menentang tapi ayahku menegaskan bahwa dia merasa telah lalai padaku dan ingin bertanggung jawab pada diriku sebagai anaknya. Maka mau tak mau akhirnya aku ikut ke Australia dan menetap disana.

Saat hari keberangkatan ku dulu, kevin sampai menangis meski dia sudah berusia enam belas tahun. Dia mengatakan tidak ingin berpisah dariku dan banyak mengucapkan kekhawatiran nya akan diriku. Kami berpelukan erat saat itu, disatu sisi aku menangis, melepaskan hal yang berharga bagi kita memang tak mudah meskipun itu hanya berpisah sementara.

Saat aku mulai meninggalkan kevin disini dan aku akan menetap jauh disana, aku meyakinkan diriku bahwa aku akan kembali dan menjadi perempuan hebat yang bisa membuat kevin jatuh cinta padaku.

Namun harapan hanya tinggal harapan, saat aku kembali setelah lama berada di Australia, justru sebuah pukulan telak menghampiri. Ketika aku sudah dewasa dan akan menyatakan perasaanku pada saat bertemu kevin kembali justru hal sebaliknya terjadi.

Pada hari kami akhirnya bertemu kembali, dia menceritakan bahwa dia telah menyukai sahabat nya sedari masa SMA. Belum pernah aku melihat kevin seberbinar itu menceritakan tentang seseorang. Dan untuk pertama kalinya aku tau apa itu sakit hati.

Saat itu kevin berbicara mengenai rencananya untuk mengungkapkan perasaan pada savira dan entahlah saat itu aku bahkan tidak bisa mendengar dengan baik setiap kata yang kevin ucapkan.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangis meski rasanya air mata ingin menetes saat itu juga. Dibalik riangnya kevin yang menceritakan banyak hal tentang savira aku hanya meremas jariku dibawah meja dengan keras menahan semua rasa sakit. Bahkan aku pun melupakan ungkapan perasaan yang ingin aku sampaikan pada kevin karena tak tau lagi harus berkata apa pada saat itu.

Kevin berkata dia berencana untuk mengungkapkan perasaan nya pada savira malam ini dan aku hanya bisa tersenyum berusaha mengucapkan kata penyemangat untuk dia meski harus meringis menahan rasa ngilu di hati.

Tapi aku tak pernah menyangka bahwa ternyata pada malam itu di tempat yang begitu indah dengan penuh dekorasi kesukaan savira, dia menolak kevin. Karena ternyata savira telah pacaran dengan levin tapi disembunyikan dari kevin.

Meski menerima penolakan kevin menerima semua itu dengan lapang dada. Dia hanya tersenyum pada savira dan mengatakan akan mendukung hubungan kedua sahabatnya itu. Hahh sebuah persahabatan yang begitu indah saling mengorbankan satu sama lain.

Bagiku saat itu, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan hati kevin kembali. Dia menelfonku pagi harinya dan menceritakan semua kejadian penolakan yang dia alami.

Aku berusaha menguatkan dia dan mengatakan bahwa aku akan selalu berada disisinya. Kevin hanya tersenyum entah dia menyadari ada maksud terselubung dari kehadiranku.

Kami mulai dekat kembali dan banyak menghabiskan waktu bersama, kevin mulai terbuka lagi padaku dan kami saling bertukar banyak cerita dan pengalaman.

Disaat aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku namun ternyata penolakan telak dari kevin adalah jawaban yang akan selalu dia berikan.

Aku masih ingat kalimat saat kevin menolak ku.

"Kakak selalu menghargai dan selalu ingin melindungi kamu clara. Tapi bagi kakak, kamu selamanya adalah adik kecil kakak yang manis. Maaf, tapi kakak yakin akan ada orang yang lebih baik untuk kamu daripada kakak"

Sejak saat itu kevin menjauh secara alami, dia selalu menolak jika aku mengajak ingin bertemu. Alasan nya selalu tentang banyaknya pekerjaan. Aku tau dia banyak pekerjaan karena aku selalu bertanya pada sekretaris nya, tapi diacuhkan seperti ini rasanya tidak menyenangkan.

Kadang saat itu aku menyesali keputusan ku, andai saja aku tidak mengungkapkan perasaanku hari itu, akan kah kevin dan aku masih seperti biasanya. Bisa dekat dan tak ada halangan seperti ini.

Aku selalu penasaran tentang apa saja yang kevin lakukan, hingga secara nekat akupun menyewa jasa seseorang untuk menjadi penguntit bagi kevin dan melaporkan semua yang dia lakukan padaku. Mungkin ini terlalu berlebihan dan ekstrem tapi aku tidak mau kehilangan kevin.

Entah kevin menyadari atau tidak, dia tak pernah mengungkit apapun saat perkumpulan keluarga kami. Keluarga kami selalu mengadakan makan malam bersama disaat waktu dua keluarga sedang senggang.

Dan pada saat itu om tio yaitu ayah kevin meminta bantuan dana kepada keluargaku untuk membantu perusahaan mereka yang sedang mengalami penurunan.

Ayahku saat itu tentu saja mengiyakan tanpa banyak pertanyaan, karena dia tau betapa berjasanya keluarga atmajaya bagi keluarga kami khususnya bagi diriku.

Tapi saat itu aku terpikirkan satu hal dan menjadikan ini sebagai kesempatan untuk bisa mendapatkan dan mengikat kevin bersamaku.

Hingga setelah acara makan malam itu selesai, aku mendatangi ayahku dengan nyali besar. Karena hubungan kami sebagai ayah anak bisa dikatakan kurang baik, kami hanya berinteraksi seperlunya tanpa banyak menanyakan keseharian dan apa saja yang telah terjadi.

Saat aku hanya berdua dengan ayah rasanya semua keberanian yang aku kumpulkan hilang seketika. Karena aura ayah sangat tegas dan bagiku sedikit menyeramkan.

Meski dengan tergagap dan gemetar aku akhirnya bisa menyampaikan maksudku yaitu meminta ayah untuk mengajukan sebuah pertunangan antara aku dan kevin sebagai syarat atau perjanjian kedua perusahaan.

Ayah saat itu akan langsung menolak, tapi aku meyakinkan dengan sekuat tenagaku bahea aku sangat mencintai kevin dan hanya kali ini saja aku meminta bantuan pada ayah.

Saat itu ayah tidak langsung memberikan jawaban, dia hanya memintaku untuk keluar dan berkata akan memikirkan ulang permintaanku.

Namun ternyata tanpa disangka beberapa hari setelahnya ayah mengadakan pertemuan dengan keluarga atmajaya. Saat itu aku bingung dan rasanya kehilangan harapan, karena ayah sendiri sepertinya tidak bersedia mengabulkan permintaanku.

Tapi saat makan malam berlangsung, ternyata ayah menyampaikan bahwa harus ada pertunangan antara aku dan kevin sebagai syarat terjalinnya kerjasama kedua perusahaan.

Tante laras dan om tio menyambut baik usulan itu, tapi pihak yang terkait yaitu kevin terlihat kaget dan seperti tidak terima. Sejujurnya akupun kaget tapi lebih banyak senangnya, karena tak menyangka ayah akan mengabulkan keinginan ku.

Aku melihat kevin mengeraskan rahangnya, aku tau dia menahan amarahnya tapi mau bagaimana lagi dia harus mau menjalani pertunangan ini dan menjadi pasanganku agar perusahaan keluarganya bisa stabil kembali.

Kedua keluarga telah menetapkan bahwa pertunangan akan diselenggarakan secepatnya dan akan diadakan dengan banyak mengundang kolega dari kedua keluarga. Aku senang bukan kepalang, akhirnya keinginan ku terwujud.

Kevin tiba-tiba meminta untuk undur diri lebih dulu dengan mengajak aku untuk ikut serta. Aku pun akhirnya menuruti kemauan dia dan kami meninggalkan kediaman atmajaya menuju ke taman komplek yang sepi

Dia terus menarik lenganku dengan sedikit keras hingga aku merasa sakit dan memintanya untuk melepaskan lenganku. Kevin menghempaskan tanganku dengan kasar lalu dia menatapku dengan kilatan amarah yang belum pernah aku tau jika kevin bisa membuat ekspresi semarah itu.

"SEBENERNYA APA YANG KAMU CLARA???? APA HARUS KAYAK GINI?? APA TUJUAN KAMU"

Kevin membentak ku dengan mukanya yang sudah memerah. Sesaat aku tertegun, aku tak pernah ingin membuat kevin menjadi semarah ini.

"Kak aku gak punya tujuan apa-apa, aku cuma pengen kita sama-sama. Aku cinta sama kakak"

"Tapi aku gak pernah cinta sama kamu clara. Kamu tau sendiri gimana perasaan aku"

"Kak cinta bisa dateng kalo kita sama-sama. Aku yakin kakak bisa ngerasain perasaan itu kalo kita bareng-bareng"

"AKU CUMA CINTA SAMA SAVIRA, CLARA"

Dia berteriak mengatakan itu dan sesaat setelahnya dia seperti akan menangis, aku bisa melihat genangan air matanya yang bisa turun kapan saja.

"Aku mohon clara, aku mohon, aku mohon tolong bilangin ke ayah kamu kalo mereka bakalan lakuin kerjasama ini tanpa ada pertunagan aku mohon clara"

Kevin menggenggam tanganku sambil memohon seperti itu, sebenarnya kenapa dia setidak mau itu. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini, aku tidak bisa.

Aku menatap matanya dan melepaskan genggaman tangannya. Dengan keyakinan penuh aku mengataman bahwa aku akan tetap melanjutkan ini semua.

"Maaf kak tapi aku gak bisa, kita harus tetep lanjutin ini semua"

Kevin mengusap wajahnya dengan kasar, dia lalu menatapku dengan penuh permusuhan.

"Kalo itu yang kamu mau, selamat clara. Mulai sekarang kamu bakalan kehilangan aku"

Dia meninggalkan aku sendirian, aku hanya bisa menatap kepergian nya dengan linangan air mata. Aku tidak pernah ingin menjadi seperti ini, aku hanya tidak ingin kehilangan kevin.

Beberapa minggu telah terlewati dan hari ini adalah hari pertunangan antara aku dan kevin. Selama itu pula kevin benar-benar menjadi sosok yang berbeda. Dia bersikap dingin dan tak pernah menganggapku ada sama sekali.

Kami hanya bertemu jika ada keperluan untuk persiapan pertunagan. Selama itu selalu aku yang menghubungi kevin, untuk sekedar mengingatkan makan ataupun menjaga kesehatan nya. Karena kata tante laras ibunya, kevin sudah jarang pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen miliknya ataupun tinggal di kantor.

Dan saat itu aku menemukan fakta baru dari orang yang aku sewa untuk mengikuti kevin, bahwa ternyata kevin selalu menghampiri savira, mereka selalu bertemu dan bahkan kevin membantu savira untuk menyewa apartemen di dekat unit apartemen nya.

Hubungan savira dan levin kekasihnya itu ternyata sedang merenggang, karena keluarga levin tidak merestui hubungan keduanya. Dan sekarang levin sedang ditekan oleh keluarganya untuk memilih.

Dan tentunya kevin sebagai orang yang mencintai savira akan selalu ada untuk dia dan tidak ingin orang berharganya itu meneteskan air mata sedikitpun.

Meski rasanya sangat menyakitkan menerima fakta itu namun aku tidak bisa menyerah karena aku akan mengubah kevin agar tidak berhubungan dengan savira kembali.

Acara pertunangan pun berlangsung dan aku sejenak melupakan hal yang menyakitkan itu, karena banyak nya orang yang memberikan selamat atas pertunangan ini membuatku bahagia dan senang.

Saat aku sedang menyambut para tamu bersama keluargaku dan juga keluarga atmajaya, sekilas aku melihat kevin seperti sedang mengangkat telfon dan raut wajahnya tiba-tiba berubah seperti khawatir dan takut. Sekilas aku bisa menebak jika itu dari savira, karena siapa lagi yang bisa membuat kevin menujukan wajah seperti itu.

Setelah dia mengangkat telfon itu, aku menarik lengan nya untuk segera melangsungkan acara dengan pertukaran cincin, dia terpaksa menuruti dan seperti terburu-buru. Kami saling bertukar cincin meski kevin memasangkan cincin dijariku seperti ogah-ogahan.

Segera setelahnya, saat seharusnya kevin memberikan kata sambutan dia malah pergi meninggalkan aku seorang diri ditengah-tengah acara. Membiarkan tunangan perempuan ini menjadi bahan obrolan orang lain. Meski kedua keluarga segera mengambil alih acara dan membuat para tamu teralihkan dari insiden itu.

Namun tetap saja aku rasa semua orang akan mengingat hari disaat tunangan laki-laki sebenarnya terpaksa menerima si tunangan perempuan.

Sebenarnya saat itu aku sangat malu dan merasa terhina, hanya karena air mata savira dan kecemasan berlebihan kevin dia tega meninggalkan aku sendirian, kevin bagaimana jika aku menangis darah saat itu apakah kamu akan peduli??

Tak lama berselang setelah pertunangan kami tak ada yang berubah dari sifat kevin. Yang ada dia semakin dingin dan enggan sekali untuk bertemu denganku. Meski aku memaksakan diri dengan datang ke kantornya untuk mengantarkan makan siang dengan harapan para pegawai di kantornya tau bahwa aku adalah tunangan yang perhatian pada tunagan nya.

Namun justru yang aku dapatkan adalah kenyataan bahwa kevin malah membentak ku didepan karyawan dan sekali lagi membuat harga diriku turun didepan orang lain.

Meskipun aku selalu diperlakukan seperti itu, entah mengapa bodohnya aku, aku akan tetap mengantarkan makan siang untuk kevin, agar dapat melihat wajahnya. Karena jika aku menghubungi kevin dia pasti tidak akan pernah membalas.

Dan itu membuat aku terkenal di kantornya kevin sebagai 'nenek sihir jahat' yang menjerat bos tampan mereka. Aku tau sebutan itu karena sekarang saat kedatangan ku para pegawai disana tak segan membicaranku di depan diriku sendiri.

Meski aku pernah menegur mereka namun yang ada malah aku yang akan dibentak kevin karena dia merasa bahwa aku yang mengganggu karyawan nya.

Entahlah betapa cinta itu sangat amat membutakan. Aku masih selalu akan setia pada kevin dan pertunangan ini meski kenyataannya hubungan kami sangat saling menyakiti.

Aku selalu senang jika ada pesta atau perayaan dengan kolega atau apapun itu. Karena saat itu kevin akan bersikap seperti pasangan ku meski aku tau itu hanya berlangsung sebentar.

Kadang aku berpikir mungkin rasanya sangat menyenangkan menjadi savira karena dia dicintai oleh dua laki-laki yang akan mau mengorbankan apapun untuknya.

Kevin tetap memprioritaskan savira, dan dia akan selalu berlari menuju savira jika dia membutuhkan pertolongan kevin. Tak peduli sesibuk apapun kevin.

Pernah suatu waktu aku mendengar dari sekretaris nya bahwa hari itu kevin ada rapat dengan kolega dari luar negeri dan itu adalah rapat yang penting yang tidak bisa diundur lagi. Tapi karena savira meminta bantuan nya karena pada hari itu ibu dari levin kembali datang ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk memintanya putus dengan levin, dan tentu saja kevin selaku pangeran berkuda putih savira pasti akan datang untuk menyelamatkan. Dan rapat itu pun akhirnya dibatalkan hingga perusahaan kevin mengalami penurunan karena koleganya membatalkan kerjasama mereka.

Tapi memang kevin sangat pekerja keras, dia mampu membalikan keadaan dengan meski mengalami penurunan dan itu salah satu yang membuat aku sangat mencintainya.

Jika kalian ingin tau, aku pernah meminta savira untuk berbicara berdua dan aku memintanya untuk mengurangi bertemu dengan kevin karena mereka masing-masing sudah memiliki pasangan dan sebaiknya fokus saja pada kehidupan Masing-masing.

Aku mengungkapkan segala apa yang aku pendam pada savira dan memintanya untuk lebih mengerti posisi kami sebagai sesama perempuan. Aku lihat dia hanya menunduk malu dan seperti bingung harus menjawab seperti apa.

Jika dilihat memang savira adalah perempuan lembut yang siapapun melihat ingin melindunginya. Tapi jika dilihat fakta lain, umur dia ada diatasku. Dan seharusnya dia lebih mampu bersikap dewasa dibanding aku.

Karena aku kepalang kesal dengan sikapnya aku akhirnya menumpahkan minuman ku keatas kepalanya dan mengancam nya akan membuatnya menderita jika masih berani mendekati kevin.

Mulai saat itu aku sering mengganggunya, meski aku rasa gangguan yang aku berikan tidak sampai pada tahap berlebihan. Hanya mengganggu nya dengan memberikan pekerjaan lebih banyak ditempat kerjanya agar dia tidak ada waktu untuk bisa berkeluh kesah pada kevin.

Mengapa aku bisa melakukan itu, karena pemilik rumah sakit tempat savira bekerja adalah nenek kevin, dan nenek kevin sangat menyayangi ku sebagai tunangan kevin.

Hingga akhirnya kabar tentang aku mengganggu savira sampai ke telinga kevin, dia tau berita itu dari teman baik savira yaitu mia. Aku tau mia itu sangat mendukung hubungan savira dan kevin meski tau savira sendiri menyukai levin dan tentunya dia sangat membenciku.

Kevin melampiaskan kembali amarahnya padaku, tepat saat aku mengantarkan makan siang untuknya ke kantor. Dia menyambutku dengan menumpahkan makanan yang aku bawa ke kepalaku lalu menginjak-injak makanan itu.

Itu terjadi sambil ditonton oleh banyak karyawan nya. Banyaknya karyawan yang menertawakan ku membuat hatiku sakit dan aku hanya bisa menangis sambil menahan malu. Kevin pergi tanpa tau bahwa aku menyiapkan makanan itu dengan sepenuh hati untuknya.

Aku tau jika dia melakukan ini untuk membalaskan perbuatan ku pada savira, tapi jika dipikirkan aku hanya membuat savira mengerjakan pekerjaan lebih banyak dan tidak pernah membuatnya dipermalukan ditempat kerja. Tapi kevin membalas dengan membuat hal yang tak akan aku lupakan.

Kevin tidak pernah minta maaf atas apa yang telah dia lakukan. Dan sejak saat itu aku tak berani lagi menginjakan kaki di kantornya. Rasanya masih sangat berbekas rasa malu dan sakit yang aku terima. Tapi hubungan kami masih tetap berlanjut meski rasanya selalu menyesakan setiap hari.

Waktu berlalu dari hari ke hari menjadi bulan. Dan dari bulan-bulan itu tahun-tahun terus berlalu dengan hanya diisi oleh pertengkaran dan debat yang membuat pusing kepala. Entah apa yang membuat kami atau lebih tepatnya aku bertahan selama 4 tahun ini mempertahankan pertunangan yang bisa runtuh kapan saja.

Hingga dimasa yang sangat rapuh itu ada satu kejadian yang sangat menyakitkan dan menjadi titik balik aku menyadari bahwa semua ini memang harus diakhiri.

Hari itu dengan sangat mengejutkan savira mengalami kecelakaan hebat yang menyebabkan dia mengalami patah tulang lengan dan menyebabkan dia tak bisa melanjutkan pekerjaan yang begitu dicintainya sebagai dokter.

Kevin sebagai orang yang begitu mengkhawatirkan savira langsung menuduh ku sebagai pihak yang telah mencelakakan savira hanya karena hari itu aku dan savira memang bertemu. Tanpa berfikir panjang dia segera melaporkan ku ke pihak kepolisian dan hari itu dia datang bersama pihak polisi untuk membawaku ke penjara.

Saat yang paling menyedihkan adalah keluargaku tidak ada yang percaya padaku hanya kak anisa, kakak iparku yang ikut menangis tersedu bersamaku dan mengatakan aku tidak bersalah.

Yang sangat teringat jelas adalah ayahku yang menampar pipiku dengan keras bahkan sudut bibirku sampai berdarah. Dia mengatakan kepada pihak kepolisian untuk membawaku dan kevin sangat terlihat puas.

Aku dibawa ke kantor polisi dan dijebloskan ke penjara. Kalian tau itu adalah saat paling menyedihkan dihidupku, titik terendah karena tunangan dan keluarga kandung ku sendiri tidak mempercayai ku.

Selama hampir dua minggu aku ditahan di sel dan hanya kak anisa juga om tio dan tante laras yang selalu mengunjungi dan menguatkan aku. Mereka juga menyewa pengacara untuk membantuku.

Selama aku di sel, berbagai kesedihan hinggap didiriku dan rasanya aku tak sanggup menanggung berbagai endapan rasa sedih yang aku alami itu. Aku sempat ingin menyerah akan hidup dengan berusaha mengiris pergelangan tanganku, tapi entah Tuhan yang masih belum mengijinkan aku mati. Aku hanya berakhir dengan dirawat di rumah sakit.

Dan setelahnya aku dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan karena ternyata yang melakukan semua kejadian dibalik kecelakaan savira adalah ibu dari kekasihnya sendiri yaitu ibu levin.

Levin yang sudah tak kuat dengan keluarganya memilih pergi meninggalkan keluarganya itu dan ingin hidup bersama savira. Tapi ternyata itu semua berakibat fatal dan membuat ibu levin kehilangan akal dengan mencelakakan savira.

Hidup savira ternyata sangat penuh drama melebihi kisah drama di televisi. Tapi hidupku pun lebih banyak drama tak kalah jauh lebih menyedihkan.

Setelah aku dibebaskan, savira dan levin menemuiku dan mereka meminta maaf atas semua yang telah terjadi namun saat itu aku hanya mendengarkan mereka tak mengucapkan sepatah katapun.

Aku bingung harus memaafkan mereka atau tidak atau apa yang harus aku ucapkan. Akhirnya aku meninggalkan tempat itu dengan savira yang menangis kencang memanggil namaku.

Yang aku butuhkan adalah permintaan maaf dari kevin karena dia dalang dari semua kesedihan ku, tapi tak pernah satu haripun kevin berusaha menghubungi atau menemuiku.

Tante laras dan om tio justru yang setiap hari datang menyuarakan permintaan maaf atas perilaku anaknya.

Aku selalu mengatakan pada mereka untuk tidak melakukan itu, karena ini semua bukan salah mereka. Om tio dan tante laras sudah seperti orang tua ku sendiri, mereka baik dan tak perlu untuk disalahkan.

Untuk ayahku dia meminta maaf juga padaku sambil menangis, tapi jujur saja banyak hal yang terlalu menyakitkan dan aku akhirnya memilih untuk pergi dari rumah dan tinggal di apartemen kak anisa saat masa kuliah.

Setelah semua kejadian yang begitu menguras hati aku dan kak anisa mencoba banyak hal baru, kami memilih mengikuti kursus memasak dan mencoba menekuni membuat kue dengan sungguh-sungguh untuk menghilangkan beban dan emosi yang menumpuk.

Selama itu pula berbulan-bulan aku dan kevin kehilangan kontak, kami tak pernah lagi saling menghubungi, tak pernah saling menemui dan tak pernah saling ingin tau tentang keadaan masing-masing. Katanya pertunangan ini masih ada, tapi aku rasa hanya namanya saja.

Jika kalian bertanya tentang kakak ku kemana saat aku mengalami ini semua, kak bima berada di Australia mengurus perusahaan yang ada disana. Dan dia baru bisa pulang setelah aku mengalami ini semua, aku marah padanya,sangat.

Harusnya dia ada sebagai kakak saat aku membutuhkan, bahkan aku menyuruh kak anisa untuk meninggalkan kak bima karena dia terlalu baik untuk seorang kak bima yang selalu jarang ada untuknya.

Untungnya kak anisa pengertian, mereka menikah memang karena saling mencintai. Dan aku bisa apa jika mereka punya cinta yang sekuat itu

Sebagai ganti dari rasa bersalahnya, kak bima akhirnya berjanji akan menetap disini dan akan menjagaku juga kak anisa. Meski harus memaksa ayah , tercapailah kesepakatan bahwa kakak akan menjalankan perusahaan disini dan ayah akan pergi ke Australia lagi.

Atas saran kak anisa akhirnya pula aku dan kak anisa mencoba membuka toko bakery kami menjalankan usaha ini bersama.

Ternyata dengan membuat berbagai kue dan menjualnya kepada orang lain juga berinteraksi dengan para pegawai baru ,aku menemukan kesenangan ku dan merasa hidupku lebih nyaman dengan semua ini.

Sejenak aku lupa ada hal yang hal yang harus segera aku selesaikan satu lagi agar hidupku semakin tenang. Setelah aku memikirkan nya aku rasa aku sudah yakin dengan keputusan ku.

(Flasback selesai)

-Situasi sekarang-

Setelah melamun panjang tentang masa lalu akhirnya aku menatap kembali ke depan, sepertinya percakapan tentang perusahaan sudah selesai dan ayah melihatku seolah memberi kode, aku menganggukan kepala. Ah iya ayahku kembali kesini beberapa hari untuk menyelesaikan masalah ini aku butuh bantuan nya untuk itu.

Aku menatap kevin untuk sejenak, dia juga menatapku dengan tatapan khawatir dan rasa gelisah. Aku heran kenapa dia menatapku seperti itu, bukan nya harusnya dia bisa menebak apa arti dari pertemuan dua keluarga ini setelah berbulan-bulan tak saling tau.

Kevin terlihat seperti lelah dan badan nya lebih kurus, sebenarnya aku tak ingin tau dan tak ingin menghiraukan tentang dia. Tapi tangan nya yang digenggam oleh ibunya sedari tadi membuatku bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang terjadi pada kevin.

Ayahku mulai bersuara dan aku yakin setelah ini akan ada badai air mata aku mengeluarkan kotak tisu dari tas ku berjaga-jaga.

"Sebenarnya selain untuk membahas pekerjaan hari ini kami dari keluarga amanta akan menyampaikan sesuatu. Seperti yang diketahui 4 tahun lalu untuk menjalin kerjasama antar perusahaan kita berusaha untuk mengikat anak kita dengan pertunangan yang ternyata itu tidak berakhir baik bagi keduanya. Hingga kami memutuskan untuk membatalkan pertunangan antara clara dan kevin agar mereka Masing-masing bisa menjalani kehidupan yang lebih baik"

Ayah selesai berbicara dan bisa dilihat reaksi dari keluarga atmajaya mereka begitu terkejut bahkan tante laras sudah mengeluarkan air mata dan om tio menenangkan istrinya dengan merangkul sambil menghapus air matanya

'Tante maaf, maaf aku bikin tante kecewa. aku sayang sama tante, tapi kevin anak tante gak akan bisa ada buat aku'

Aku menguatkan hati untuk tidak menangis tapi saat mata kami bertatapan, aku hanya bisa menunduk. Tak tega melihat tante laras menangis seperti itu.

"Clara, om minta maaf selama ini mungkin keluarga kami sangat banyak menyakiti kamu. Kami akan terima semua ini"

Om tio menyampaikan itu sambil menahan air matanya, sedangkan kevin aku lihat dia hanya menunduk. Entah bagaimana ekspresi nya, entah dia begitu senang pertunangan ini dibatalkan entah apa aku tak ingin tau.

Saat keluarga ku ingin pergi meninggalkan restoran ini, tiba-tiba suara kursi terjatuh membuyarkan semuanya.

Kevin tergesa-gesa menghampiri ku dan aku kaget dia menangis dihadapanku sambil memegang tanganku begitu erat. Tatapan nya itu sangat terluka tapi aku tak ingin peduli.

"Clara tolong ada yang pengen aku sampaikan ke kamu. Sebentar aja aku mohon kita harus bicara berdua"

Dia memohon seperti itu, ada apa sebenarnya. Harusnya dia senang bukan hubungan nya denganku sudah berakhir seperti yang dia mau.

Karena ku rasa ini penting, akhirnya aku memberi isyarat pada keluarga ku agar meninggalkan ruangan ini, keluarga atmajaya pun beranjak meninggalkan.

Sekarang tersisa kami berdua disini, kevin masih menangis dan menundukan kepalanya sambil memegang tanganku.

Aku membiarkan selama beberapa menit seperti itu agar dia bisa menenangkan dirinya sendiri. Setelah hening yang ada aku melepaskan tanganku dari genggaman nya.

Dia akhirnya menatapku dengan matanya yang memerah akibat tangis. Aku hanya balas menatap matanya dengan acuh, aku benar-benar ingin menyelesaikan semua ini.

"Kak apa yang mau kakak omongin, aku rasa semuanya udah selesai"

"Clara maafin aku, aku mohon maafin aku"

Dia tiba-tiba saja jatuh terduduk dihadapkan ku sambil terus menggumamkan kata maaf. Jujur saja hatiku sakit melihat kevin seperti ini, kenapa dia semenyedihkan ini harusnya dia senang saja dengan pembatalan pertunangan ini agar aku bisa Membencinya sepuas hatiku.

Aku mendudukan diriku dilantai mensejajarkan diriku dengan kevin agar mata kami bisa saling memandang.

"Clara aku mohon jangan tinggalin aku, aku tau aku banyak salah sama kamu. Aku selalu nyakitin kamu, maaf aku mungkin gak akan pernah bisa ngilangin semua kesakitan yang kamu alamin. Tapi aku mohon jangan batalin pertunangan itu aku baru sadar sekarang Clara, aku cinta sama kamu"

Kevin menatap mataku dengan lelehan air matanya, dia kembali memegang tanganku. Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku hanya mendengarkan apa yang dia katakan.

"Aku baru sadar ternyata aku cinta sama kamu setelah gak ada kamu dihidup aku. Aku tau aku pengecut aku brengsek aku egois dan gak tau malu. Tapi aku mohon clara tolong jangan tinggalin aku"

"Ayo kita mulai semua dari awal, aku janji bakalan selalu ada buat kamu. Aku gak bakalan sia-siain kamu lagi clara, aku mohon. Apa aku harus sujud di kaki kamu clara, aku bakal lakuin itu"

Dia tiba-tiba akan bersujud di kakiku tapi aku segera mendorongnya menjauh. Aku meneteskan air mataku kenapa baru sekarang, kenapa disaat semua perasaan yang aku punya sudah rusak dan hilang dia baru sadar.

Aku benci kevin, aku benci pernah mencintai nya sedalam itu dulu. Aku benci dia yang seperti ini, aku benci kevin yang menginginkan aku sekarang.

"TOLONG JANGAN GINI KAK. KITA GAK BISA SAMA-SAMA LAGI KITA GAK AKAN PERNAH BISA. RASA SAKIT YANG KAK KEVIN KASIH KE AKU GAK AKAN PERNAH BISA AKU MAAFIN. KAKAK GAK TAU SEBERAPA SAKIT SAAT KAKAK BAWA AKU KE PENJARA DAN AKU HARUS SENDIRIAN DISANA. RASA MALU AKU DITERTAWAIN SAMA KARYAWAN KAKAK."

"SETEGA ITU KAKAK KIRIM AKU KE PENJARA, PADAHAL AKU GAK TAU APA-APA. AKU KEDINGINAN DISANA, APA KAKAK PEDULI SAMA AKU?? ENGGA!!! APA KAKAK ADA MINTA MAAF UDAH NUDUH DAN FITNAH AKU?? GAK ADA SAMA SEKALI!!! SELALU AKU YANG NANGGUNG SEMUA SENDIRIAN SAMPAI AKHIR PUN KAKAK GAK PEDULI"

Aku mengeluarkan semua beban yang aku sangat ingin sampaikan dan sekarang aku merasa sangat lega. Aku bisa melihat kevin yang terus menangis sambil menatapku.

Betapa menyedihkan nya keadaan kami sekarang, saling menangis mengasihani satu sama lain, tapi nyatanya kami saling menyakiti satu sama lain juga.

Aku menggenggam bahu kevin dan menatapnya dengan senyuman yang terakhir kali.

"Aku juga minta maaf sama kakak, aku tau obsesi aku sama kakak selama ini berlebihan. Tanpa sadar aku juga nyakitin kakak. Kita emang gak ditakdirkan bersama, pasti ada jalan terbaik buat kita Masing-masing"

Kevin tiba-tiba memeluk ku dengan erat sambil terisak menangis, aku tak melepaskan pelukan ini, biarlah ini menjadi pelukan terakhir kami sebelum menjadi asing setelahnya.

Beberapa menit pelukan itu terlepas, kami masih saling menangis tapi aku mulai melangkahkan kakiku menjauh dari kak kevin

"KAMU HARUS BAHAGIA CLARA"

Kevin berteriak dibelakangku, aku sempat berhenti sejenak ingin rasanya berlari ke pelukan nya lagi. Tapi aku menguatkan diriku untuk jangan lagi menoleh kebelakang.

'Terus melangkah clara jangan pernah melihat kebelakang lagi. Jangan pernah' seruku pada diriku sendiri.

Aku melanjutkan langkahku yang sempat terhenti, cukuplah semua ini berhenti disini. Karena saling menyakiti dan memaksakan memiliki bukan takdir yang baik untuk kami.

Aku yakin akan ada hal baik setelah pembelajaran hidup yang begitu bermakna ini.

-END-

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi