Cabai
Harga cabai memang sedang tinggi, namun tak ada jaminan besok lusa tak turun lagi. Panen dan impor yang berbarengan bisa membuat harga jatuh entah sampai kapan. Impor cabai? Bukankah negeri kita peringkat empat penghasil cabai terbesar di dunia? Entahlah.
Istriku yang cantik tak peduli soal impar-impor apalagi polatak-politik. Nasi dan lauk saja yang dia minta. Perut kami tak bisa kenyang oleh janji, katanya. Anakmu ribut setiap menonton iklan penganan, kata mertua. Terpaksa kuputuskan untuk segera memetik cabai ini, agar besok pagi atau malam ini juga bisa kujual. Tak banyak, sekarung cukup untuk sekarang.
Mumpung pemilik ladang tak sedang patroli.
50 disukai
36 komentar
3.9K dilihat
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Achmad Hadiansyah
Akhirnya.. !!
Deden Darmawan
@heenan : Wah, terima kasih sudah memaknai tulisan saya sedalam itu. Terima kasih juga sudah mampir, Mbak🙏
Deden Darmawan
@alwindara : Istrinya cuma mau ikan asin Kang, bukan daging😁🙏
Siti Soleha
Ceritanya santai, tp maknanya dalam. :)
Alwinn
ternyata suaminya yang mati dikebiri istri :D
Deden Darmawan
@tamanhati : Pedes-pedes gimana gitu ya kak. Makasih sudah mampir🙏
Deden Darmawan
@akbarbany : Oya terima kasih sudah mampir🙏
Deden Darmawan
@akbarbany : Nggak ada kak. Hanya pergulatan batin si aku di ladang cabe kak😁🙏
Arti Gardenia
Peedes ya endingnya///
Akbar Bany
engga ada dialog kak?
Saran Flash Fiction