Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Aku hanya takut jika suatu saat nanti saat aku menua, aku lupa dan hilang ingatan akan memori masa lalu bersama anak-anakku. Bagaimanapun masa itulah titik awal dari adanya kami sekarang.
Maka kutuliskan cerita dimasa lalu itu kedalam sebuah buku. Buku yang kuberi judul "Sampai Nanti Saatnya Tiba". Buku ini akan kuberikan kepada anak sulungku nanti. Aku bercerita banyak kepadanya lewat jutaan kata. Aku hanya ingin dia tahu bahwa kami sudah melewati banyak peristiwa yang membuat kami lebih tangguh dan sudah menerjang banyak badai kehidupan. Suatu saat nanti aku harap dia akan memahami perjuangan dan pengorbanan yang sudah dilakukan.
Aku ingin dia menghargai hidup yang memang tak semanis coklat panas, tak seindah Bunga Tulip di Taman Keukenkof, Belanda dan tak seenak aroma kopi yang bisa menenangkan hati, jiwa juga pikiran.
Single parent bukan title yang ingin aku capai. Tapi apa daya kenyataan berkata begitu. Menjadi seorang aku tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Adalah Nona anak sulungku yang harus puas menjadi anak kesayangan satu-satunya selama 9 tahun. Sampai akhirnya dia bukanlah satu-satunya lagi, terduakan, sering tersalahkan, dan harus menjadi pribadi yang mandiri di usia yang dibilang masih belia.
Dia harus berbagi kasih sayangku dengan Qeen adik yang tak disangka-sangka kehadirannya. Qeen yang nyatanya bernasib sama dengannya "Tak ber-ayah". Qeen yang membuatnya harus mengalah dan menggantikan posisiku selama aku hijrah ke Belanda beberapa tahun demi sebuah impian. Aku tak melarikan diri juga tak melepaskan tanggung jawabku sebagai ibu. Kesempatan tidak datang dua kali dan aku harus pintar memanfaatkannya.
Aku dan Nona sedang berjuang mencari arti dari sebuah kata "BAHAGIA". Sampai Nanti Saatnya Tiba.
Maka kutuliskan cerita dimasa lalu itu kedalam sebuah buku. Buku yang kuberi judul "Sampai Nanti Saatnya Tiba". Buku ini akan kuberikan kepada anak sulungku nanti. Aku bercerita banyak kepadanya lewat jutaan kata. Aku hanya ingin dia tahu bahwa kami sudah melewati banyak peristiwa yang membuat kami lebih tangguh dan sudah menerjang banyak badai kehidupan. Suatu saat nanti aku harap dia akan memahami perjuangan dan pengorbanan yang sudah dilakukan.
Aku ingin dia menghargai hidup yang memang tak semanis coklat panas, tak seindah Bunga Tulip di Taman Keukenkof, Belanda dan tak seenak aroma kopi yang bisa menenangkan hati, jiwa juga pikiran.
Single parent bukan title yang ingin aku capai. Tapi apa daya kenyataan berkata begitu. Menjadi seorang aku tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Adalah Nona anak sulungku yang harus puas menjadi anak kesayangan satu-satunya selama 9 tahun. Sampai akhirnya dia bukanlah satu-satunya lagi, terduakan, sering tersalahkan, dan harus menjadi pribadi yang mandiri di usia yang dibilang masih belia.
Dia harus berbagi kasih sayangku dengan Qeen adik yang tak disangka-sangka kehadirannya. Qeen yang nyatanya bernasib sama dengannya "Tak ber-ayah". Qeen yang membuatnya harus mengalah dan menggantikan posisiku selama aku hijrah ke Belanda beberapa tahun demi sebuah impian. Aku tak melarikan diri juga tak melepaskan tanggung jawabku sebagai ibu. Kesempatan tidak datang dua kali dan aku harus pintar memanfaatkannya.
Aku dan Nona sedang berjuang mencari arti dari sebuah kata "BAHAGIA". Sampai Nanti Saatnya Tiba.
Tokoh Utama
Aku
Nona
#1
#1 - Amsterdam : Surat Untuk Nona
#2
#2 - Bandung, 3 April (Antara Hidup dan Mati)
#3
#3 - Satu Bulan Saja
#4
#4 - Kamu anakku bukan anak sapi!
#5
#5 - Kamu Siapa?
#6
#6 - Ayah Itu Apa?
#7
#7 - Bukan Tradisi Kita
#8
#8 - Kamu Manis Sekali
#9
#9 - Gembok Cinta Dari Ayah
#10
#10 - Dia Ibuku, Cahayaku
#11
#11 - Pertemuan Pertama
#12
#12 - Paranoid
#13
#13 - Candi Prambanan Saksinya
#14
#14 - Borobudur Mendengar Janji Kita
#15
#15 - Untung Gak Nge-Mal (1)
#16
#16 - Untung Gak Nge-Mal (2)
#17
#17 - Cari Ayah Baru
#18
#18 - Calon Ayah (1) Gagal Total!
#19
#19 - Calon Ayah (2) Salahku Membuatnya Pergi
#20
#20 - Calon Ayah (3) Lagi-lagi Berondong
#21
#21 - Pohon Uang (1)
#22
#22 - Pohon Uang (2)
#23
#23 - Gara-gara Feng Shui
#24
#24 - Oh Ayah...
#25
#25 - Kata "Mutiara" dari Ayah
#26
#26 - Hey Calon Anak Bungsu
#27
#27 - Selamat Datang "Q"
#28
#28 - Qeen dan Keajaibannya
#29
#29 - Mereka Sayap-sayapku
#30
#30 - Cemburu
#31
#31 - Untuk 10 Tahun Yang Terabaikan
#32
#32 - Seperti Tersambar Petir Di Siang Bolong
#33
#33 - Baja dan Karang
#34
#34 - Zonasi Bikin Pailit
#35
#35 - Berani Bermimpi
#36
#36 - Berani Bermimpi (2)
#37
#37 - Kenapa Harus Belanda?
#38
#38 - Perpisahan
#39
#39 - Ada Jalannya
#40
#40 - Kita Samakan Suara
#41
#41 - Belanda, separuh hatiku juga ada di sana
#42
#42 - Akhirnya, Belanda!
#43
#43 - Terima Kasih
#44
#44 - Bukan Mimpi Lagi!
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
14
Dibaca
27.5k
Tentang Penulis
sbwjsnd
hgfcdhh
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 175 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 85,597 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
SAMPAI NANTI SAATNYA TIBA
sbwjsnd
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Novel
Istriku Dewi yang Cantik, si Ratu Poison
Sulton mubarok
Novel
LIRIK LANGIT
Danri AS
Cerpen
Langis
Yuli Harahap
Novel
Nelissa's Mate
Mizan Publishing
Skrip Film
Perihal Luka dan Waktu
Marantika Rizka Prasasti
Skrip Film
USAI
Naia Novita
Novel
Impian Soraya
bundatraveler
Cerpen
Nak, Ijinkan Aku Bahagia
Munkhayati
Flash
Burung-Burung Baiduri
Silvia
Flash
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Flash
Halo? Kapan Kau Sebut Namaku Lagi?
Silvia
Cerpen
Cateutan Akika Jilid Dua, Yuk Mari
Dillon Gintings
Novel
Di Malam yang Sangat Dingin
Putri Zulikha
Rekomendasi