Intuisi dalam diriku menjadi pembimbing perjalanan hidupku. Naluri yang tidak hanya sebatas untuk mengikuti kata hati. Disetiap langkahku akan selalu memikirkan jalan apa yang akan kutempuh, anugerah yang diberikan untuk menjadi tuntunan hidup. Seolah batinku sudah memberi tahu kejadian apa saja yang akan terjadi didepan mataku. Obrolan antara akal dan hati yang tiada henti yang terus kuikuti. Nyata, namun terkadang sulit untukku percayai. Naungan hati untuk tetap menjaga kewarasan akal sehatku. Abadi dalam diriku sebagai anugerah tuhan yang tak bisa kupungkiri.
Namamu selalu teringat olehku, disetiap mimpiku, disetiap heningku hanya namamu yang kupikirkan. Aku terkadang takut untuk mempercayainya. Apakah ini sebuah intuisiku untuk mengikutinya atau akan menjadi ketakutan karena takut untuk berekspektasi. Aku tidak siap untuk menerima jika ternyata intuisiku salah. Acap kali intuisiku selalu benar, memberikan kepercayaan diriku untuk mengikutinya. Aku akan mencooba mengikuti kata hatiku saat ini, kata hati untuk mengejarmu, untuk mengenalmu lebih jauh, hasrat untuk bisa bersamamu. Inilah yang pertempuran batin dan akal sehatku, keinginan untuk bisa menjalani hidup denganmu.
Jika intuisiku benar, maka aku akan sangat bersyukur untuk segalanya. Anugerah tuhan yang dikirimkan kepadaku yang sangat kunanti. Terkadang aku menertawakan ini, aku menganggap dirimu sebagai anugerah tuhan. Bagaimana jika diriku sebagai seseorang yang membawa nestapa bagimu, takut untuk melukaimu, pembawa kesedihan bagimu. Terkadang aku berusaha untuk menolak intuisi ini. Aku hanya ingin membuatmu tersenyum, tertawa lepas didepanku, menjadi penghiburmu dalam hidupmu. Bagaimana pun juga intuisiku dan dirimu merupakan anugerah yang tak bisa kupungkiri. Jika ini semua benar adanya, terimalah diriku dengan segala kekurangan yang ada pada diriku ini.