Aku satu-satunya

Aku satu-satunya yang tercantik, pokoknya Aku.

Sekiranya itu-lah yang sampai sekarang terjadi. Nyatanya Aku memang satu-satunya yang tercantik dalam lingkup pekerjaanku di gudang belakang, gudang penyimpanan barang-barang datang, untuk di sortir dulu sebelum di jual. Itu pun karena lima orang sisanya ialah laki-laki. Jadi apa yang salah dalam kalimat ku. Aku memang satu-satunya yang tercantik bukan.

Meski kadang ada seorang staf perempuan juga yang suka singgah ke sini hanya untuk memastikan kalau barang-barang yang ia pesan sudah sesuai. Jika sudah selesai dengan tugasnya staf itu akan kembali lagi ke tempat stay-nya yang berada di bangunan depan yang sekaligus menjadi kantor oprasional merangkap juga sebagai gudang pengemasan dan disribusi.

Gak terasa juga kalau hampir lima tahun Aku berkerja disini, untungnya masih betah-betah saja. Ha .... Bertahan selama itu tentunya bukanlah hal yang sangat mudah. Aku masih suka teringat kalau beberapa kali Aku nyaris menyerah, ingin meninggalkan pekerjaanku ini. Kalau saja Aku tidak selalu ingat betapa susahnya mencari pekerjaan diluaran sana.

Tentu banyak juga pelamar kerja yang mulai setres karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Hingga berakhir Aku yang terus menguatkan diriku sendiri agar terus bertahan sedikit lebih lama.

Begitu banyak memori yang tersimpan rapi selama Aku disini. Tapi tak jarang juga terlupa karena ada memori baru yang lebih mendominasi untuk terus teringat. Lebih tepatnya memori berkesan yang akhir-akhir ini sering aku ingat sehingga melupakan memori lama yang juga berkesan diingatanku.

Oh iya ... Aku jadi ingat kalau Aku telah lama melupakan betapa dulunya Aku selalu suka mencari sosok Abang disekitarku. Lingkup terdekatku. Misal seperti dilingkup sekolahku, organisasi, hingga tempat kerjaku saat ini.

Gak tau kenapa Aku suka banget mencari-cari sosok yang mau atau bisa ku anggap sebagai sosok Abang meskipun bukan sosok Abang kandung.

Aku sudah mempunyai Kakak perempuan yang sangat Aku sayangi. Pokoknya gak ada yang bisa gantikan kakak perempuanku dan sayangnya Aku gak merasakan mempunyai sosok Abang di Suami kakakku.

Mungkin saja Aku masih tidak terima karena dulu Aku pernah melihat perlakuan kasar kakak iparku terhadap kakak kesayanganku. Dulu mereka pernah terlibat pertengkaran. Saat itu Aku ada disana menyaksikan. Saat itu pula muncul-lah rasa tak suka terhadap kakak iparku. Walau sekarang Aku berusaha biasa-biasa saja tetapi tetap saja tidak bisa menghapuskan memoriku.

Aku akan memilih lebih banyak diam dari pada harus berbicara denganya. Aku masih bisa tersenyum kok. Masih bisa menanggapi dengan baik kalau-kalau lagi di ajak bicara. Hanya saja aku lebih suka gak banyak omong kalau sedang berada diruangan yang sama dengan kakak iparku, seperti acara kumpul keluarga yang sering terjadi saat-saat lebaran misalnya.

Meninggalkan sosok kakak iparku. Kembali ke pembahasan awal tentang Aku yang satu-satunya tercantik disini. 

Jujur menjadi satu-satunya perempuan disini tentu awalnya Aku merasa canggung karena belum terlalu mengenal dengan baik rekan-rekan kerjaku yang sebetulnya tidak terlalu asing.

Dulu sebelum bekerja dibagian accounting Aku merupakan bagian dari staf gudang. Kini Aku kembali lagi sebagai staf gudang. Mungkin itu sebabnya Aku hanya merasa canggung selama dua atau tiga hari saja.

2 komentar 3.6K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@semangat123 : iya seperti itu kiranya^^
Iya, satu-satunya yang tercantik😊. Masak GANTENG? Kan cewek😂
Saran Flash Fiction