Dusta
"Maafkanlah Clara, aku tidak tahu bagaimana mengurus satu-satunya anak perempuan kita," ujar ayah kepada pembantu yang tadi kuinjak tangannya saat membereskan sendok terjatuh di lantai ruang makan. Itu ulahnya sendiri karena memberikan garam yang terlalu banyak ke dalam sup ayam kesukaanku.
Aku kembali ke ruang ini karena gawaiku tertinggal.
"Bukankah ketiga anak laki-laki kita lainnya juga sama?" tanya pembantu itu kepada ayahku yang sekarang membalut tangannya.
2 disukai
5.6K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction
Tentang yang Hilang
AlifatulM
Sibuk
Nona Vian
Terserah kamu!
Tri Wulandari
Memeluk Masa Lalu
Devi Wulandari
Kisah Kelam Kehidupan: Si Buruk Rupa Juga Manusia Biasa
mahes.varaa
Lapar
Bungaran gabriel
Melody Ariana
Indah Budiarti
Kehilangan yang Tak Terbayangkan
Irvinia Margaretha Nauli
Kue Ulang Tahun Istriku
Deden Darmawan
Selamat Jalan Papa
Herman Sim