Suara adzan magrib berkumdang merdu terdengar, di hiasi langit dengan bulan bulat sempurna. Dari kejauhan terlihat kubah Masjid sangat megah sekali terlihat diujungnya bertulisan Asma Allah.
Lasnia, Ibu penuh perhatian mengidap sakit jantung sejak lama, hanya berdiri prihatin di depan pintu. Kedua mata Lasnia mulai terenyuh sedih, saat Kevin hanya sibuk main game online saja, tidak lekas beranjak bangun untuk Sholat Magrib. "Kev kamu ndak dengar itu? Suara adzan itu lebih merdu dari pada suara game online itu. Hayo cepat Sholat Magrib" Lasnia perlahan menghampiri dekati Kevin duduk membelakangi. Cuman terdengar suara game online yang makin bikin kuping pengeng.
"Hah Ibu ganggu saja ni! Sudah Ibu saja sana yang Sholat!" bantah Kevin makin asyik dua jempolnya tekan tombol joystik, tentu Lasnia tidak ngerti. "Tapi Kev, kamu tuh sudah lama ndak Sholat-sholat. Masa kamu mau di Sholatkan" sedikit marah Lasnia berbalik akan berjalan keluar terhenti langkahnya. "Jadi Ibu nyumpahin aku mati gitu?!" Prang" bantah Kevin dekati Lasnia, sambil Kevin lempar joystik kemeja kaca pecah.
Kevin melirik joystik pecah, menahan marahnya Kevin mengambil joystik. "Nih gara-gara Ibu! Jadi pecah deh!" tuding kevin tunjuk joystik kewajah Lasnia sedikit tersenyum bercampur sedih. "Ndak begitu maksud Ibu, Kev. Alangkah baiknya kamu Sholat, kan kamu masih di berikan kesehatan. Gimana nanti kalau kamu sakit dan sudah ndak bisa Sholat. Gituloh maskud Ibu" tangan kanan Lasnia tepuk pundak Kevin sebal.
"Hahhhh! Emang kenapa si! Kalau aku ngak mau Sholat?! Lagian aku Sholat dan ngak Sholat itu urusanku Bu, bukan urusan Ibu!" teriak tuding makin emosi Kevin menarik tv led terjatuh"Brug" suara tv led terjatuh dilantai. Makin sedih Lasnia perhatikan Kevin makin hilang kendali tidak terima di nasehati. "Pokoknya aku ngak mau Sholat...!" teriak Kevin marah sambil melempar benda-benda di hadapannya.
Tangan kanan Lasnia menahan sakit dada kirinya, tetap saja Kevin tidak peduli. Seketika Lasnia terjatuh tidak sadarkan diri tergeletak di lantai hadapan Kevin malahan cuek. "Hah paling Ibu cuman pura-pura cari perhatian aku saja. Aku tetap ngak mau Sholat, Bu!" sinis tidak percaya Kevin sesaat melirik Lasnia masih belum siuman. Terdengar suara kumandang Adzan Isya.
"Bu, Ibu bangun ahh. Jangan bencanda dong. Bu Bangun" makin panik Kevin bangunkan Lasnia tidak siuman juga. Mata kiri Lasnia di gerakan jempol jari tangan kanan Kevin, terlihat putih bola mata Lasnia. Penasaran Kevin sentuh nadi leher kiri Lasnia sudah tidak berdenyut lagi. "Ibu..." teriak sedih Kevin di sertai masih suara kumandang Adzan Isya.
Satu-persatu warga yang mengantar keperistirahatan terakhir Lasnia beranjak pergi meninggalkan Kevin seorang diri, masih berdiri di hadapan makam Lasina masih basah penuh dengan taburan kembang setaman. "Aku janji Bu. Aku akan Sholat saat Adzan memanggilku. Mungkin ini jawabanku, saat Ibu lama menanti kapan aku kembali rajin Sholat lagi seperti dulu" langit ikut terharu sedih, awan hitam terlihat bergulung menurunkan rintik hujan, basahi wajah Kevin tercampur dengan tetesan air mata kesedihannya.
Suara Adzan terdengar merdu memanggil dari kejauhan. Pintu rumah terbuka, tersenyum bahagia Kevin melangkah keluar mengenakan lengkap pakaian Sholatnya. Kevin berhenti berjalan, berbalik melihat bayangan Lasnia tersenyum berdiri di depan pintu melambaikan tangan pada Kevin membalasnya dengan senyuman.