Disukai
0
Dilihat
1105
Musfidah Bukan Anak Sial
Drama

Musfidah (15) terlahir sebagai tuna rungu. Jika Ibunya (Yanti/35) mau menerima keadaan Musfidah, lain halnya dengan Yanto (35/ayah Musfidah) yang merasa kehadiran Musfidah adalah kesialan dalam keluarga mereka, bahkan sempat menuduh Musfidah sebagai anak hasil perselingkuhan ; tuduhan itu masih tergiang-ngiang dalam benak Yanti dan jadi penyebab hubunganya dgn Yanto kurang harmonis, padahal dalam kenyataanya Yanti adalah istri yang setia dan soleha.

Berbanding terbalik dengan Retno (12) ; adik Musfidah yang terlahir cantik dan sempurna, serta sangat disayangi Yanto. Adapun Retno setali tiga uang dengan Yanto karena sangat membenci Musfidah. 

Sebenarnya Musfidah tahu dia sangat dibenci oleh ayah dan adiknya, tapi tetap tersenyum dan sabar, karena itulah nasehat yang sering disampaikan Yanti padanya. Hanya Yanti satu-satunya orang yang memahami keadaan Musfidah sekaligus mampu menjadi peneduh hatinya. Musfidah sempat bersekolah di SLB, tapi Yanto memberhentikanya karena lokasinya yang jauh dan dianggap merepotkan.

Musfidah akhirnya lebih sering di dalam rumah, membantu pekerjaan Yanti sebagai pengusaha catering, dia juga menggunakan alat bantu dengar. Catering tersebut lumayan punya pelanggan, bahkan keuntungan selama ini bisa untuk membeli rumah dan mobil yang digunakan Yanto sehari-hari untuk mengantarkan pesanan. Sedangkan Retno tidak pernah mau tahu bagaimana orang tuanya susah mencari nafkah, baginya yang penting semua terpenuhi ; dia bersekolah si SMP favorit dengan biaya yang mahal, tapi termasuk siswa yang biasa saja, meskipun Yanto selalu memfasilitasi dengan berbagai kursus dan lain sebagainya. 

Musfidah begitu ceria hari ini karena berhasil memasak yang rasanya sama lezat dengan buatan Yanti, erat-erat Yanti dipeluknya sembari tertawa bersama. Dan tentu saja Yanti semakin bangga dengan buah hati tercintanya ini. Namun tiba-tiba terdengar bentakan Retno karena baju yang harus dia pakai belum diseterika, Yanti tidak senang dibentak tapi Retno malah semakin marah dan membuang semua masakan Musfidah hingga membuat Yanti benar-benar marah, tapi dilerai oleh Musfidah yang justru didorong oleh Retno hingga terjatuh ke lantai. Musfidah hanya bisa menangis dan ditenangkan oleh Yanti yang tak bisa sabar lagi atas kelakuan Retno. 

Yanti tegas menasehati Retno hingga menangis dan dilihat oleh Yanto yang justru membela Retno. Ujung-ujungnya Yanto justru menyalahi Musfidah sebagai anak pembawa sial. Musfidah melihat pertengkaran itu dan batinnya merasa Ayah dan adiknya memang selalu membencinya ; Musfidah menangis sembari mengenakan mukenanya, tapi segera menghapus air matanya ketika Yanti datang dan memeluknya ; Yanti meminta maaf karena tidak sanggup membuat Yanto dan Retno menyayangi Musfidah. 

MONTAGE ; Yanti dan Musfidah kemudian sholat lalu mengaji bersama ; meskipun suara Musfidah kurang terdengar jelas layaknya penyandang tuna rungu kebanyakan. 

Yanti masuk ke kamar Retno dan melihatnya sedang tertidur pulas, lalu Yanti tersenyum getir sembari memFLASHBACK bagaimna Retno dan Musfidah dimasa balita dulu ; sangat lucu dan menggemaskan. Lalu dalam lirih Yanti berbisik "mama sayang kamu Retno", dan sebenarnya Retno juga mendengarnya hanya saja pura-pura terlelap. 

Kawan-kawan Retno mengerjakan tugas di rumah Retno, mereka bercanda-canda layaknya anak remaja, tidak lama kemudian datang Musfidah yang tersenyum dan ingin bergabung bersama mereka, tapi Retno langsung menghardik dan mengusirnya ; terlihat Musfidah sangat terhina dan membuat kawan-kawan Retno iba, namun ketika ditanya Retno bilang Musfidah itu kakak pungutnya. 

Akhir-akhir ini Retno agak berbeda karena dia berbicara lemah lembut kepada Yanti, merangkul bahkan bilang sangat sayang kepada Yanti dan minta dikelonin. Tentu saja Yanti menuruti keinginan Retno dan Yanto bergabung bersama mereka ; hal itu dilihat oleh Musfidah sembari tersenyum.  

Yanti mendapat pesanan catring banyak hari ini hingga membuat seisi rumah sibuk terkecuali Retno yang asyik dengan hpnya saja, Retno juga tidak menggubris permintaan Yanti untuk membantu Musfidah, dan sudah tentu Yanto lebih membela Retno. 

Siang harinya,Yanto menabrak pengendara motor namun dia berhasil melarikan diri karena takut dimasa, apesnya dia rugi besar karena terlambat mengantarkan pesanan. Hal itu membuat perekonomian keluarga mereka merosot dan Yanti tidak tahu kejadian sebenarnya. 

Retnopun seperti tidak memahami situasi ini dan tetap saja meminta uang untuk janjian bersama kawan-kawanya hingga membuat Yanti sudah tidak bisa menahan kesabaran dan memarahi Retno abis-abisan. 

Retno menangis sembari menelpon kawan-kawanya karena batal bertemu, namun tiba-tiba tangis Retno terhenti karena kedatangan Musfidah membawa beberapa lembar uang yang ternyata adalah tabunganya ; dia ihklas memberikan itu kepada Retno. Retno sangat sumringah, sigap mengambil uang pemberian Musfidah tanpa ucapan terima kasih. Lalu Retno seperti mendapatkan ide untuk mengajak serta Musfidah supaya mendapat ijin dari Yanti. Betapa bahagianya Musfidah begitu tahu akan diajak jalan-jalan oleh Retno. 

Sedangkan Yanti awalnya sangat heran, karena baru kali ini Retno mau jalan bersama Musfidah, namun raut bahagia Musfidah akhirnya membuat Yanti mengijinkan kemauan Retno. 

Tapi siapa sangka jika Retno justru menyuruh Musfidah untuk menunggunya di depan pintu mol ; Musfidah dibiarkan sendiri menunggu lama. Dan tiba-tiba alat pendengaran Musfidah terjatuh dan tersepak orang yang melintas hingga membuat dia kelimpungan mencarinya. 

Beberapa saat kemudian, Retno sangat kesal melihat Musfidah tidak ada di depan pintu mol, tapi dia tidak mau repot-repot mencari dan malah senang kalau Musfidah harus hilang dalam kehidupanya. Retno lalu memberhentikan taksi yang cuma berselang beberapa detik Musfidah datang menghampirinya, tapi terlambat, dan Musfidah dibiarkan terisak histeris mencoba mengejar mobil taksi tersebut. Akhirnya tinggalah Musfidah seorang diri, tanpa alat bantu dengar di tempat yang tak dikenalnya. 

Tiba-tiba, mobil taksi yang ditumpangi Retno menabrak mobil truk hingga rusak parah. Dari kejauhan Musfidah melihatnya hingga histeris dan langsung menuju lokasi. 

Musfidah ikut serta mengantarkan Retno yang tidak sadarkan diri ke rumah sakit. Beberapa saat kemudian, Yanti begitu cemas karena Retno dan Musfidah belum pulang, hingga kemudian nyaris pingsan ketika menerima telpon mengenai kecelakaan Retno. 

Yanto dan Yanti bergegas menuju rumah sakit dan langsung histeris melihat keadaan Retno. Musfidah yang juga tak kalah sedihnya tiba-tiba terkejut ketika Yanto justru membentaknya dan dituduh sebagai penyebabnya ; pembawa sial. Yanti semakin terpukul karena dalam kondisi kesedihan begini Yanto masih saja sempat menyalahkan Musfida, padahal jelas Musfida yang sudah menolong Retno. Dokter memberi tahu bahwa Retno mengalami patah tulang panggul hingga harus beristirahat lama sampai dinyatakan sembuh. 

Yanto sangat terpukul atas kondisi Retno sekarang, dia jdi lebih murung dan banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman-temanya. Sedangkan Yanti dan Musfidah tetap sabar merawat Retno yang lebih banyak berteriak-teriak dan menangis karena tak terima akan kondisinya. Tapi ternyata kondisi sakit pun tidak membuat perangai Retno berubah, dia justru makin jengkel terhadap Musfidah yang dianggap senang dengan kondisinya yang sekarang ; makanan yang diberikan Musfidah dibuang, sengaja memuntahkan minuman ke wajah Musfidah. Yanti mengetahui hal tersebut dan memohon supaya musfidah tetap bersabar dan jangan menangis, karena Alloh pasti membalas ketulusan hambaNya. 

Yanti memarahi Yanto karena dianggap tidak perduli akan kondisi Retno, perkataan Yanti itu justru memancing keributan hingga mereka bertengkar, tapi kemudian terhenti karena suara Retno meminta tolong. Ternyata Retno terjatuh dan ada Musfidah yang berusaha menolong, tapi Yanto justru salah paham dan menuduh Musfidah hingga hendak memukulnya. Musfidahpun menangis iba, dan Yanti berusaha melerai. Bersaman dengan itu, tiba-tiba pintu rumah diketuk dan ternyata beberapa polisi datang untuk membawa Yanto karena diduga pelaku tabrak lari yang menyebabkan korbanya lumpuh. Saat itulah Yanto baru mengakui kesalahanya dan meminta maaf krena sebenarnya beberapa hari ini dia dikejar ketakutan dan merasa apa yang dialami Retno adalah karma atas perbuatanya. "Maafkan Ayah nak" Ujar Yanto. Mereka pun menangis melihat Yanto dibawa pergi dan Retno yang tangisanya paling besar. 

Keluarga Yanti memang sedang dirundung masalah, tapi mereka tetap harus semangat. Yanti dan Musfidah menerima pesanan catring lagi, mereka juga berusaha tersenyum, merawat dan menghibur Retno. Awalnya Retno tetap benci, tapi hatinya luluh juga ketika melihat Yanti dan Musfidah berjamaah dan akhir sholat mendoakan kesembuhan Retno ; saat itu Retno melihat Musfidah menangis. Penyesalan pun hadir di hati Retno, dia selama ini sudah sangat jahat pada saudari kandung yang sesungguhnya berhati malaikat, dalam kondisinya yang sangat lemahpun tidak ada satupun niat Musfidah untuk membalas perlakuanya. Saat itulah Retno langsung meminta maaf pada Yanti dan Musfidah ; dia berjanji akan merubah sifat buruknya. 

Beberapa minggu kemudian kesehatan Retno berangsur membaik dan tubuhnya sudah mulai bisa diteggakkan. Yanti dan Musfidah juga mengunjungi Yanto, dan saat itu Musfidah menghapus air mata Yanto dan dengan bahasa isyaratnya bilang "Ayah harus kuat..karena kami juga berusaha untuk itu". Yanto pun menangis dan meminta maaf pada Yanti dan memeluk erat Musfidah. 

THE END

 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi