Disukai
1
Dilihat
896
REINKARNASI
Drama

1 Agu 2010

Reinkarnasi

Sore tadi selepas kerja, seperti biasa selalu ada perbincangan ringan yang terjadi antara kami rekan sekerja. Dalam perbincangan itu, tiba-tiba ada suatu pertanyaan dari teman saya yang kemudian menerbitkan niat saya untuk membuat tulisan ini. Pertanyaan ini berawal dari kejadian yang terjadi pada dirinya. Dia mengenal seorang gadis tapi tidak pernah menjumpainya, dan gadis itu menyimpan perasaan terhadap dirinya meski mereka belum pernah berjumpa. Mereka hanya sering berkomunikasi melalui sms atau telpon. Awal perkenalan merekapun cukup unik, melalui jejaring pertemanan dunia maya.

Dan yang menjadi awal hingga muncul pertanyaan dari temanku tersebut adalah akhir-akhir ini sepertinya perasaan suka si gadis makin berlebih terhadap temanku. Peraaan hatinya semakin tidak tenang jika sedang memikirkan sosok temanku, hal itu diceritakan si gadis melalui pembicaraan mereka di telepon. Pertanyaan ini juga ada karena suatu hal yang sangat unik telah terjadi dari kejadian ini.

Dari pembicaraan telpon mereka beberapa hari kemarin, kata temanku “dari firasat-firasat dan kerinduan gadis itu, sepertinya membuat dia bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh temanku”. Tak perlu disebutkan apa itu, tapi apa yang diprasangkakan gadis itu memang mirip atau benar - benar dilakukan oleh temanku.

“Aneh bukan” kata temanku.

Nah, yang menjadi inti dari pertanyaan temanku tersebut adalah "apakah benar reinkarnasi itu ada?, apa mungkin gadis itu adalah reinkarnasi dari kehidupan mereka sebelumnya. Mungkin saja dulu mereka berdua adalah pasangan suami istri, atau pasangan sejati seperti apalah namanya…..“. Karena dengan kejadian itu akhirnya malah membuat perasaan hati temanku juga semakin suka terhadap si gadis.

Kejadian itu menjadi tanda tanya yang selalu dia pikirkan dan berusaha untuk mencari jawabanya, “kenapa bisa begitu? Dan kenapa akhirnya dia bisa mempunyai perasaan suka sebesar ini terhadap gadis yang sama sekali belum pernah dijumpainya”. Tapi, di sisi lain dia juga seperti sudah lama mengenal gadis itu. Bisa dibilang dia seperti merasakan chemistry yang sulit untuk dijlaskan secara logika”.

Setelah mendengar cerita temanku tersebut, saya mulai paham maksud dari pertanyanya. Sebenarnya dari awal mendengar cerita dia, saya sudah mulai tertarik. Karena topik pembicaraan seperti ini termasuk dalam topik yang saya suka. Dari dulu, entah kenapa saya sendiri juga selalu berpikir tentang masalah-masalah serupa yang kerap terjadi dalam kehidupan saya. Sebagai contoh, pernah disaat saya sedang melakukan suatu aktifitas di tempat dan waktu tertentu, tiba-tiba saya merasakan sesuatu bayangan pikiran yang unik, bahwa apa yang sedang saya lakukan ini sepertinya sudah pernah saya lakukan sebelumnya.

Pernah juga ketika saya sedang memikirkan sesuatu, mengingat atau merindukan seseorang secara dalam, nantinya pikiran ingatan dan kerinduan itu sampai-sampai bisa terbawa dalam mimpi ketika sedang tidur. Atau disaat rasa rindu saya terhadap Ibu dan keluarga, rasa rindu yang tiba-tiba sangat lebih dan tidak seperti biasanya, mungkin dikarenakan sedang jauh berada dan tidak tahu bagaimana keadaan mereka. Tiba-tiba akan datang kabar melalui telpon atau sms bahwa ada suatu kejadian yang terjadi pada Ibu atau keluarga saya. Hal ini juga pernah terjadi bersamaan atau sebaliknya, disaat Ibu saya juga sedang memikirkan dan merindukan saya maka ada sesuatu yang sedang saya alami.

Banyak lagi contoh-contoh lain, seperti kebenaran dalam mengikuti kata hati. Banyak kejadian-kejadian yang saya alami pada akhirnya membawa keberuntungan bagi saya, dikarenakan berawal dari mengikuti kata hati. Meskipun sebelumnya saya sama sekali belum ada bayangan kedepan tentang benar salahnya pilihan saya tersebut.

Dari cerita seorang temanku dan pengalaman hidup serupa yang saya alami sendiri tersebut, maka saya coba memberikan pendapat yang seadanya, berdasarkan pengetahuan saya yang tidak seberapa. Karena dalam memberikan pendapat terhadap orang lain, saya lebih mengutamakan apa yang saya tahu atau pernah alami sendiri dibandingkan mengutip sesuatu yang sebenarnya belum benar-benar saya pahami. Mungkin pendapat yang saya utarakan terhadap teman saya ini bukanlah jawaban yang benar dan tepat, tapi hanya lebih pantas disebut sebagai tukar pendapat antar teman saja.

Awalnya saya coba memberikan pendapat bahwa dalam agama Islam tidak ada yang dinamakan reinkarnasi. Karena jika sebelumnya memang pernah terbersit dalam pikiran saya tentang “apa itu reikarnasi dan apakah memang benar adanya” maka saya mulai coba belajar dan mencari tahu untuk memahami arti dari reinkarnasi tersebut. Banyak sisi ilmu pengetahuan formal dan informal yang menelaahnya, berangkat dari hal itu adapun beberapa pemahaman lain yang sehubungan dengan reinkarnasi tersebut. Beberapa diantaranya seperti pengalaman saya yang diceritakan di atas tadi, istilah teorinya yang berhubungan dan sudah cukup dikenal seperti rendezvous, alam bawah sadar, dan masih banyak makna dengan istilah lain lagi.

Tapi pemahaman yang mutlak paling benar adalah “tidak ada yang namanya reinkarnasi di dunia ini”, jika yang dimaksudkan reinkarnasi itu adalah kejadian hidup yang dialami manusia zaman sekarang berhubungan dengan kejadian yang pernah terjadi pada saat dia pernah juga hidup di zaman yang telah lampau. Artinya tidak ada manusia yang pernah hidup lebih dari sekali dalam zaman yang berbeda. Saya meyakini bahwa ajaran agama saya benar dan tidak ada satupun manusia yang hidup lebih dari sekali semenjak bumi ini diciptakan. Hal itu mutlak kebenaranya, tak perlu diragukan dan dipertanyakan untuk mencari-cari jawabanya.

Sebagai manusia, kita memang mahkluk sempurna yang diciptakan dengan akal dan nurani. Sehingga dengan perangkat-perangkat istimewa tersebut membuat kita semakin pintar dalam mengakali peradaban selama kita hidup di bumi ini. Banyak penemuan-penemuan yang mempermudah cara hidup kita, hal-hal yang bahkan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Tapi disebalik itu ada juga diantara kita yang lupa bahwa pendayaan akal tersebut belumlah sempurna jika tanpa dibarengi dengan nurani. Secara gamblang dengan melihat keadaan sekarang ini, saya berpendapat bahwa dengan akal kita bisa tahu apa yang harus diperbuat kita sebagai manusia, sedangkan dengan nurani kita bisa tahu apa arti kita sebenarnya sebagai manusia. Namun jika yang ada hanya akal tanpa nurani, kita hanya dapat berbuat tapi bukan sebagai manusia. Begitupun sebaliknya, nurani tanpa akal menjadikan kita benar berjiwa manusia tapi tak tahu apa yang harus diperbuat sebagai manusia.

Dalam dunia ini, manusia yang lebih mengutamakan akalnya untuk memahami kehidupan cendrung untuk mengutamakan daya pikiranya sendiri sebagai manusia yang dikatakan sempurna. Dia selalu bertanya untuk membutuhkan jawaban yang harus selalu dapat diterima akal. Atau pemahaman kehidupan yang menurut dia benar, adalah apa yang sesuai atau paling tidak dapat direka-reka oleh akal dia sendiri. Padahal secara sederhananya saja, akal dia tersebut sudah dapat membaca dari perjalanan kehidupanya semenjak terlahir di dunia ini, bahwa tidak ada manusia yang benar-benar sempurna, yang tidak pernah salah, yang benar-benar kuat, dan tidak ada manusia yang tidak akan mati.

Untuk itu diperlukan nurani, karena nurani menyimpan makna kodrat terciptanya manusia di bumi ini. Dengan nurani kita dapat memahami setiap aspek kehidupan yang dapat ditemukan dari bagian terkecil sekalipun. Dengan nurani kita dapat memahami betapa sempurnanya segala penciptaan kehidupan kita dan alam semesta ini. Dengan nurani kita yakin bahwa pada suatu saat semua yang ada akan berakhir dan musnah untuk selamanya, tak terkecuali akal kita yang pernah diagung-agungkan sebagai kesempurnaan mansuia. Secara sederhana juga saya berpendapat, kesempurnaan kejadian lahirnya manusia di bumi dan perhitungan unsur-unsur penyusun bagian tubuh kita sebagai manusia adalah hal-hal yang sangat tidak mungkin dapat dijelaskan oleh akal. Tapi dengan nurani, dapat muncul kesadaran bahwa segala yang maha sempurna itu tidak mungkin secara kebetulan tercipta dengan sendirinya.

“Betapa indah benda yang sedang kau genggam kini, tak perlu diragukan lagi bahwa kau sangat yakin ada yang membuatnya, meski kau sama sekali tak tahu rupa dari orang yang membuatnya”. Intinya segala yang tercipta pasti ada yang menciptakan. Dan pedoman yang mutlak paling benar adalah apa yang tersirat dari ajaran agama yang di dalamnya sama sekali tidak ditemukan kesalahan, ketimpangan, kebohongan. Agama yang dapat mengajarkan cara hidup yang paling baik dan dapat dilihat dari aspek manapun, adalah Islam.

Sepertinya saya menjelaskan topik “reinkarnasi” ini dengan berbagai uraian yang cukup panjang lebar, tapi saya rasa ini sama sekali tidak menyimpang. Karena penting bagi saya untuk berusaha menjelaskan secara lebih terperinci. Karena jika yang ditanya adalah “apakah saya percaya dengan reinkarnasi”, maka jawaban saya adalah tidak!. Dan maksud dari uraian panjang tadi adalah, jangan sampai dikarenakan mempunyai akal, kita terlalu jauh berpikir tentang kehidupan ini hingga melenceng dari ajaran agama, namun tidak sadar dan memganggap itu hal yang biasa saja.

Ilmu agama saya memang belum seberapa, tapi saya ingin untuk perlahan mempelajarinya terus. Dan karena agama saya mutlak kebenaranya, maka saya berpendapat bahwa sebenarnya untuk masalah “reinkarnasi” ini kenapa harus terlalu memaksa menggunakan akal hingga sampai terbolak-balik dan tersamar-samar bahwa reinkarnasi itu bisa saja benar. “Apa mungkin manusia bisa hidup lebih dari sekali, sedangkan belum ada kenyataanya di bumi ini bahwa ada orang yang pernah mengalaminya. Melainkan yang benar adalah seluruh manusia berakal di bumi ini sudah sangat paham bahwa suatu saat nanti pasti akan mati”.

“Cukup itu saja dulu sudah cukup menjadi jawaban”. Jika masih saja terus mencoba tuntaskan ego akal untuk bertanya secara logika, maka kita akan selalu terombang ambing dalam keraguan untuk apa yang disebut jawaban namun sebenarnya tidak pernah menjadi sebuah jawaban. Karena Dia juga mempunyai misteri yang sama sekali tak akan pernah terjangkau oleh daya pikir akal manusia meski manusia disebut mahkluk yang sempurna. Jika “reinkarnasi” dikatakan manusia yang pernah hidup lebih dari sekali di zaman yang berbeda, maka itu tidak benar. Tapi karena kita manusia, maka jika ada hal luar biasa yang pernah terjadi dalam kehidupan kita dan untuk menemukan jawabanya tak terjangkau oleh akal, maka itu mutlak adalah rahasiaNya, karena Dia Maha Mengetahui apa yang tidak mesti kita ketahui.

Tapi dalam cerita pengalaman saya sebelumnya tentang ingatan dan kerinduan akan seseorang, Ibu, keluarga hingga sampai pertanda terjadinya sesuatu, saya berpendapat bahwa itu adalah pristiwa yang berhubungan dengan alam bawah sadar. Untuk masalah yang satu ini, alam bawah sadar memang benar adanya dan termasuk salah satu anugerahNya yang disadari atau tanpa disadari dapat dimunculkan sebagai kekuatan yang istimewa. Saya percaya dan juga pernah membuktikan tentang alam bawah sadar ini. Maka pertanyaan dari cerita teman saya ini, sepertinya lebih tepat dikatakan sebagai pristiwa yang berhubungan dengan alam bawah sadar.

Kekuatan alam bawah sadar ini banyak bentuk dan cara terjadinya. Pada intinya merupakan kekuatan dari dalam diri yang dibangkitkan dari daerah di luar batas kewajaran kita sebagai manusia normal adanya. Secara normal dan wajar manusia tidak dapat melihat jika indra penglihatanya tertutup, normalnya manusia tidak dapat melihat apa isi yang terselubung dan tertututp pandangan mata terbuka, manusia sewajarnya tidak bisa membaca isi hati orang lain, dengan keadaan normal kau tidak tahu apa yang sedang dilakukan orang lain dalam jarak yang berjauhan, tapi dengan kekuatan alam bawah sadar semua itu bisa. Dan masih banyak contoh lainya lagi.

Tulisan ini masih terlalu panjang untuk menelaah tentang alam bawah sadar. Karena topik ini benar adanya dan banyak teori yang mendukung untuk latihan atau bagaimana cara kita memunculkan kekuatan alam bawah sadar kita. Meskipun sebenarnya alam bawah sadar adalah anugerah alami yang ada pada setiap diri manusia dan dapat muncul tanpa kita sadari. Tapi tak ada salahnya bukan jika kita mencari tahu dan belajar segala sesuatu yang akan menambah rasa syukur kita sebagai mahkluk yang diciptakanNya secara sempurna dengan akal dan nurani.

6 Jun 2010

Anak pedagang kaki lima

Kejadian ini sebenarnya sudah sering kulihat, semenjak aku mulai bekerja di daerah ibu kota. Lokasi tempat tinggalku yang cukup jauh mengharuskan aku menggunakan sarana transportasi kereta api untuk menuju tempat kerja. Secara umum masyarakat di kota ini pasti sudah tahu bagaimana hiruk pikuk aktifitas pagi para pekerja yang biasa berangkat kerja menggunakan transportasi kereta api, dan saya termasuk salah satu orang yang sudah terbiasa dengan hal tersebut. Apakah kalian ingin tahu kejadian apa yang ingin saya ceritakan dalam tulisan ini. Sebenarnya mungkin hanya hal sepele dan biasa saja, tidak ada arti apa-apa bagi kalian yang sudah terbiasa dengan situasi dan kondisi ibu kota ini. Tapi tidak bagi saya, untuk itu saya menulisnya.

Setiap keluar dari pintu stasiun kota, kita pasti banyak menjumpai banyak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka rupa dagangan mereka dengan berbagai cara. Sebagian dari kalian pasti sudah sangat memakluminya, karena itu juga hanya sebagian dari aktifitas mencari nafkah sekelompok masyarakat kecil yang hidup di kota ini. Tapi tidak bagi saya, saya mempunyai kesan yang berbeda setiap melihat para pedagang kaki lima.

Pada suatu ketika, masih di sekitar pintu keluar stasiun kota. Di pinggiran jalan itu, tempat para pedagang kaki lima menjajakan dagangan mereka. Mataku tertuju pada seorang anak kecil, dia duduk di hamparan terpal yang ukuranya tidak terlalu lebar. Sedangkan ibunya tampak sedang merapikan dagangan-daganganya di hamparan terpal tersebut. Tingkah anak kecil itu selayak anak seusianya, di raut wajahnya yang lugu terlihat keceriaan, sedangkan ibunya terlihat sibuk mempersiapkan dagangan yang akan dijajakan. Pagi ini sinar matahari cukup terik menyinari mereka yang tanpa diteduhi apapun.

Sesekali anak itu bicara pada ibunya, mungkin karena sibuk si ibu seperti tidak terlalu mengacuhkan tapi dia masih memberikan senyum pada anaknya. Itu sudah cukup membuat si anak senang dan dia kembali sibuk dengan dunianya sendiri. Saya melihat kejadian itu dari jauh dan tiba-tiba ikut tersenyum. Itu hanya kejadian sepintas, bisa saja dikatakan mengandung sedikit arti tentang seorang ibu pedagang kaki lima dan anaknya, tapi ada sesuatu yang lain saya rasakan dari kejadian itu. Pikiran saya terbayang-bayang ke kajadian masa lampau yang pernah saya alami.

Kedua orang tua saya hingga sekarang masih mencari nafkah dengan cara yang tidak jauh beda dengan si Ibu tadi. Saya juga adalah seorang anak dari pedagang kaki lima, dan dengan itu mereka menghidupi kami sekeluarga sampai sekarang. Meski sudah sangat lama kedua orang tua saya tidak lagi menjadi pedagang kaki lima di kota ini, tapi mereka tetap pedagang kecil. Mereka pernah merasakan bagaimana hidup sebagai pedagang kaki lima di kota besar ini. Jadi wajarlah jika selalu ada kesan yang berbeda pada diri saya jika melihat para pedagang kaki lima.

Saya pernah mengalami kejadian yang hampir sama persis seperti anak kecil tadi, duduk manis di tempat ibu saya menghamparkan dagangan yang akan dijualnya. Biasanya ibu berjualan dari pagi hingga petang, dan saya turut bersama ibu saya. Di usia saya waktu itu belum saatnya untuk masuk sekolah, sedangkan di rumah hanya ibu seorang yang merawat saya, jadi tidak ada cara lain selain saya ikut ibu berjualan di pasar. Kejadian itu terjadi setiap hari karena itulah kehidupan saya sebagai anak dari pedagang kaki lima, jadi pantas jika sangat terekam dalam ingatan saya.

Sedari kecil saya sudah biasa dengan suka duka kehidupan keluarga pedagang kaki lima, sering membaca dari raut wajah ibu sedari pagi hingga petang apabila daganganya sepi dari pembeli. Tapi jarang bahkan mungkin tidak pernah ibu menunjukkan keluhanya secara langsung pada saya, mungkin karna waktu itu usia saya masih kanak-kanak yang dianggap belum mengerti apa-apa. Meskipun ternyata justru pristiwa masa kanak-kanak saya seperti itu yang kemudian terekam, teringat kembali apabila saya melihat hal-hal yang hampir mirip di masa sekarang ini.

Cerita ini mungkin memang hal yang sepele tidak berkesan apa-apa, tapi pantaslah tidak bagi saya. Karena setiap orang pastinya menyimpan kisah yang berbeda, dan tanpa dipengerahui pendapat orang lain setiap kisah itu tentu ada yang mempengaruhi kehidupan mereka masing-masing. Apapun itu….

Lantas bagaimanakah seorang anak pedagang kaki lima melihat kehidupan para pedagang kaki lima di kota besar ini, yang sering tidak jelas akan nasip dan kelanjutan aktifitas mereka dalam mencari nafkah ?. Mereka sering dikejar-kejar petugas karena dianggap tak disiplin dan melanggar aturan, mereka sering juga mendapat kekerasan karena anggapan tersebut. Alasan mereka sederhana “Kami hanya cari makani”.

Tentu saja saya miris dan terharu karena saya adalah anak dari pedagang kaki lima. Dan saya yang anak dari pedagang kaki lima ini Alhamdullilah juga bisa bersekolah, hinga kalau boleh memberikan pendapat……

“Hal paling penting dari peraturan adalah harus dipahami oleh orang yang diberi aturan, dan dapatkah peraturan itu dipahami jika yang diatur juga bingung karena kadang peraturan itu bisa lemah dan kuat tergantung dari sikon tertentu. Diantara mereka akhirnya harus selalu sigap mensiasati sikon, hingga menjadi cerdik dan licik dalam hidup yang sebenarnya sudah susah. Ada juga sebagian dari mereka tetap nurut dan manut, terlalu jujur untuk licik hingga kalah dan akhirnya hidup jadi makin susah. Lantas apa yang bisa mereka perbuat ??, dan siapa yang sebenarnya yang salah…???”.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi