Flash Fiction
Disukai
1
Dilihat
2,699
Yosep Sang Pemimpin
Drama

Yosep adalah seorang kepala sipir yang merangkap sebagai kepala Desa di kampungnya.

Dia sedang bingung karena Napi tempat dia bertugas terus bertambah, berbanding lurus dengan pertengkaran yang kerap terjadi di desanya. Padahal kegiatan keagamaan rutin diadakan di rutan, begitu juga dengan warga di kampungnya.

Dan uniknya, semua Napi dan warga di kampungnya semuanya muslim.

Ini adalah sebuah tantangan yang bisa membuat dia mendapat promosi menduduki jabatan lebih tinggi.

Akhirnya Pak Yosep mencari cara bagaimana supaya 2 permasalahan ini bisa terselesaikan. Setelah mencari tahu, Pak Yosep menautkan kesimpulan bahwa fondasi utama umat Islam itu Sholat dan mengaji.

Seminggu kemudian, dia membuat peraturan baru di Rutan : Napi akan mendapat pengurangan masa tahanan selama 4 hari setiap mampu menghafal dan menjelaskan tiap halaman Alquran secara baik.

Dan dia juga membuat peraturan baru di kampungnya bahwa setiap warga yang akan mengurus perpanjangan surat-surat, harus hafal dan paham arti dari setiap bacaan sholat.

Lantas apakah ini berhasil?

TIDAK... Tetap saja tindakan kejahatan terus bertambah, tetap saja perkelahian terus terjadi di kampungnya.

Pak Yosep kembali bingung, apa yang harus dia lakukan sebagai pemimpin yang tidak memiliki keyakinan sama dengan orang yang dipimpin.

Hingga di suatu pagi tiba-tiba ada seorang Napi yang langsung memeluknya sembari menangis dan berterima kasih. Kata Napi itu, dia awalnya sudah frustasi dan beberapa kali mencoba melakukan bunuh diri, hingga kemudian meski mengajinya masih terbata-bata tapi dia membaca terjemahan Alquran secara seksama, itu mengajarkan dia supaya ihklas menerima setiap takdir Allah.

Isi Alquran itu mengajak dia utk menjadi muslim yang taat dan tidak banyak berkeluh kesah, siap menerima kegagalan, keberhasilan, sehat, sakit, baik, dan buruk, termasuk ketika menjadi tahanan sekalipun.

Pak Yosep terharu mendengar kalimat Napi ini.

Lantas ketika sampai di rumahnya, Pak Yosep kaget mendapati warganya, sepasang suami istri yang duduk di ruang tamu, dan ketika ditanya maksud kedatanganya mereka terdiam. Si istri lalu bercerita jika dia adalah seorang psikolog, dan suaminya ini adalah seorang guru. Mereka berdua sudah khatam tentang teori kepribadian atau bagaimana cara mendidik seseorang menjadi lebih baik, tapi teori-teori itu ternyata tidak berlaku untuk anak mereka sendiri.

Mereka sudah mencoba mengajarkan anak mereka kedisiplinan dengan membuat jadwal-jadwal kegiatan, mencatat dan membuat laporan tentang kesalahan yang dibuat beserta sanksinya. Tapi itu justru membuat anak mereka jadi pembangkang dan hubungan mereka kaku. Anak mereka hanya mencari cara supaya bisa berbohong dan tidak ketahuan.

Namun beberapa minggu yang lalu anak mereka membutuhkan tanda tangan pak Yosep sebagai syarat untuk mengurus KTP, tapi Pak Yosep mewajibkan mereka bersedia di test oleh Ustad tentang bacaan sholat dan artinya yang dipahami. Awalnya saya dan suami mau protes tapi justru anak kami melarang karena takut proses pembuatan KTPnya diperlambat.

Secara sadar anak saya itu belajar sholat, memahami arti bacaanya, dan melakukan sesuai rukunnya tanpa ada paksaan. Dan kami terkejut dengan perubahannya, sampai saat shubuh tadi dia membangunkan kami dan mau supaya ayahnya menjadi imam sholat berjamaah. Anak saya membuat kami sadar bahwa Sholat adalah bukti ketaatan secara tulus terhadap Tuhan meski wujudnya yang tidak terlihat.

Suasanapun langsung hening.

........

Hingga kini Pak Yosep tetap menjadi kepala sipir, tidak ada kenaikan jabatan apapun karena program yang dia buat tidak merubah secara signifikan.

Pak Yosef juga berhenti jadi kepala desa karena peraturan baru melarang kepala desa merangkap jabatan.

Dia pun tetap setia dengan keyakinannya meski pernah ikut membantu datangnya hidayah pada beberapa orang.

Pesan dari cerita ini : hidayah itu bisa datang kepada siapa saja lewat perantara apapun, begitu juga sebaliknya. Kita tidak pernah tahu rahasiaNya. Tapi kita mampu berbuat lebih banyak supaya orang disekeliling kita jadi lebih baik jika kita punya kekuatan dan kekuasaan, yakni menyuruh mereka kembali kepada ajaran Tuhanya.

Pemimpin yang baik harus mampu menjaga dan menjamin masyarakatnya benar-benar beragama dan bebas beribadah sesuai dengan agamanya itu.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi