Topeng Sakti Cantika
12. SCENE 56-60

MONTAGES :

Dalam pengawasan Kakek Supendi, Cantika berlatih menari tapi banyak kesalahan.Murni dan Bima membawakan minum.Cantika mengenakan topeng-topeng bergantian.Saat makan pagi keluarga. Cantika buru-buru menyudahi sarapannya. Lalu menarik tangan kakeknya, untuk segera mulai latihan. Semua yang melihat heran dan bertanya-tanya.Cantika sudah luwes menari tari topeng. Laura dan Sanjaya menyaksikan dari jauh.


CUT TO


EXT. JALANAN KAMPUNG — MALAM

Cantika, Bima dan Murni pulang dari mengaji di musholla. Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol.

cantika
Ternyata praktekin gerakan tari tradisional itu nggak semudah melihat.
murni
Jadi, sekarang gimana rasanya?
cantika
Aku deg-degan sama ujian besok.
bimantara
Semangat Cantika!
murni
Iya, Cantika. Kamu harus semangat.
cantika
Aku khawatir menertawai aku. Aku kan menari nggak sebaik seperti mereka.
bimantara
Hei siapa bilang? Kamu udah bagus kok. (ke Murni) Iya kan, Murni.
murni
Aku setuju sama Bima. Udah luwes gitu.
cantika
Luwes?
murni
Iya luwes. Udah nggak kaku lagi.
bimantara
Kalau kaku itu seperti gerakan robot. (mempergakan seperti robot bergerak ke kiri dan ke kana) kayak gini. (menirukan suara robot) Cantika, Cantika. Kamu jangan takut.
murni
Udah, Cantika. Jangan takut.

Cantika lantas berhenti berjalan. Dia mengambil posisi bersiap, dadanya agak dibusungkan.

cantika
Baiklah, teman-teman. Demi persahabatan kita, aku akan semangat.
bimantara
Nah, gitu dong.

Kemudian mereka berjalan lagi sambil meneriaki kata semangat bersama-sama.

cantika/murni/bima
Semangat. Semangat. Semangat.

CUT TO


EXT. SANGGAR TARI KENCANA UNGU — SIANG

Kinan dan Cantika tampil bergantian di atas pentas yang didesain sederhana. Hadirin yang datang untuk menonton ditempatkan di sebuah tenda sederhana pula.

Ada pihak dinas budpar (kebudayaan dan pariwisata) Cirebon yang hadir. Ada tokoh budayawan terkenal juga yang rupanya menjadi juri. Jenis kelamin talent tidak mengikat. Bebas memilih laki-laki atau perempuan sebagai talent-talent di atas.

Usai pertunjukan, seorang ketua juri dari Dinas Budpar naik ke atas pentas.

dinas budpar
Baiklah hadirin yang kami hormati, pada kesempatan kali ini, kami akan umumkan beberapa hal.

Suara riuh hadirin yang tadi membahana, mendadak hening.

dinas budpar cont’d
Setelah kami menonton pertunjukan-pertunjukan tadi, kami merasa terharu sekaligus bangga. Namun kali ini kami tidak akan memilih siapa yang jadi juara kompetisi.

Hadirin mendadak ribut lagi. Bisik-bisik antara Murni dan Bimantarapun terlihat. Entar bicara apa. Dinas Budpar menghentikan bicaranya, dan menunggu semua hadirin tenang. Ketika semua tenang, dia baru melanjutkan.

dinas budpar cont’d
Semua penari menampilkan karya yang sangat bagus. Saya pribadi dan mewakili dewan juri, sangat menikmatinya. Terlihat sekali bahwa di sanggar ini punya talenta yang cukup baik.

Hadirin bertepuk tangan.

dinas budpar cont’d
Jadi, dalam kesempatan ini, Kami umumkan bahwa Sanggar Kencana Ungu berhak mengikuti kompetisi tingkat nasional di Jakarta untuk mewakili kabupaten Cirebon.

Tepuk tangan penonton semakin riuh.

dinas budapar cont’d
Karena kami melihat potensi anak binaan yang begitu bagus. Namun..

Di sini para penonton menjadi hening. Menunggu kelanjutan sambutan dari dinas BUDPAR.

dinas budapar cont'd
Namun itu, kalian harus bersaing dengan dua sanggar besar di Kota Cirebon lebih dulu untuk mendapatkan posisi ini. Apakah kalian siap?

Hening. Tidak ada jawaban. Lalu dewan juri mengulang pertanyaan.

dinas budpar cont'd
Apakah kalian siap?

Tiba-tiba suara Murni dan Bimantara menjawab.

bimantara/murni
Siap, pak!

Anak sanggar menoleh ke arah mereka. Tiba-tiba suara Kinan dan Cantika terdengar bersamaan.

kinan/cantika
Siap, pak!

Bima dan Murni saling pandang. Begitupun dengan anak-anak sanggar lain. Mereka heran dengan kekompakan Cantika Kinan yang padahal tidak disengaja itu. lantas mereka semuan berkata.

all anak sanggar
Kami semua siap, pak!
dinas budpar
Tepuk tangan yang meriah!

Semua hadirin riuh bertepuk tangan.

dinas budpar
Baiklah. Selamat berjuang, anak-anak.

Tepuk tangan dan kegembiraan terus sahut-menyahut.

CUT TO


EXT. RUMAH SUPENDI/PEKARANGAN DEPAN — SORE

Anak sanggar mengadakan pesta di rumah kakek karena berhasil menggaet hati Dispudbar. Mang Dullah dikerumuni anak-anak.

mang dullah
Sore ini, kalian bisa makan sepuasnya.

Anak-anak bersorak.

all anak sanggar
Yei..makan-makan.

Muncullah Kakek Supendi.

kakek supendi
Kakek merasa bangga sama kalian semua karena sudah berhasil membuktikan kepada pihak dinas kebudayaan kalau sanggar kita layak dan bertalenta.
mang dullah
Maka itu, kalian semua ditraktir sama kakek.
all anak sanggar
Terima kasih, kek.

Kakek Supendi tersenyum. Kemudian semua anak menyebar ke tempat-tempat yang mereka inginkan. Ada yang membantu menyiapkan nasi dan lauk pauk, menyiapkan minuman dan lain-lain. Nampak keluarga Sanjaya dan juga Sarinah berada di antara mereka.

Di sebuah sudut, Cantika sedang mengiris buah seorang diri. Datanglah Kinan padanya.

kinan
Mau aku bantuin?

Cantika menoleh dan tersenyum kepada Kinan.

cantika
Boleh.

Cantika menyerahkan pisau yang dipegangnya lalu dia mengambil yang lainnya.

kinan
Makasih.

Cantika tersenyum lagi. Lalu melanjutkan pekerjaan mengiris buah. Cantika belum berani memulai mengobrol. Tiba-tiba Kinan bersuara.

kinan cont’d
Can, aku minta maaf.
cantika
(senang) Sama-sama, Ki. Aku juga salah sama kamu.
kinan
Aku udah maafin kamu kok.

Cantika dan Kinan spontan melepaskan pisau yang mereka pegang lantas saling berpelukan. Datanglah Murni dan Bimantara. Mereka melihatnya senang.

bimantara
Cie, yang udah baikan.
murni
Nah, gitu dong. Liatnya seneng deh.
kinan
Aku juga minta maaf sama kalian berdua. Murni, Bima.
murni
Sama-sama, Ki. Aku juga minta maaf.
bimantara
Udah, udah. Kalian jangan pada melow. Kita kan kumpul di sini buat seneng-seneng. Merayakan.. merayakan apa ya?
kinan
Merayakan persahabatan kita!
cantika
Iya, betul.
murni
Cie..kompak.
kinan
Ya harus kompak dong. Kan kita satu tim. Kita semua akan berjuang merebut posisi wakil Cirebon ke tingkat nasional.
bimantara
Pintar!

Semua anak tertawa gembira. Di sudut berbeda Mang Dullah dan Kakek Supendi yang terlihat sedang mengobrol berduapun ikut gembira melihat kekompakan mereka.

CUT TO


EXT. SISI LAIN PEKARANGAN DEPAN — SORE

Sanjaya sedang mengipas tungku ikan bakar. Muncul Sarinah mau membantu.

sarinah
Mau saya bantu, mas?
sanjaya
Boleh.

Kemudian Sarinah mengambil alih tugas. Dia bagian mengipas sedangkan Sanjaya menata arang-arang ditungku.

sarinah
Mas Jaya betah di sini?
sanjaya
Betahlah. Ini kan kampung halaman saya.
sarinah
Siapa tahu setelah lama tinggal di kota, jadi asing gitu.
sanjaya
Beberapa hal memang kelihatan banyak yang berubah. Tapi nggak bikin saya jadi lupa kampung sendiri.

Tiba-tiba, jari Sarinah terkena percikan api.

sarinah
(memekik) Aw!

Sanjaya refleks memegang tangan Sari.

sanjaya
Kamu kenapa?

Terbangun suasana romantis sesaat.

sarinah
Aku nggak apa-apa. Cuma kena percikan api kayaknya.

Mereka saling memandang. Muncul Laura secara tiba-tiba. Sanjaya dan Sari spontan melepas pegangan mereka. Laura cemburu, dia berlalu dengan menahan isak tangis yang hampir keluar. Sanjaya mengejar.

CUT TO




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar