Disukai
0
Dilihat
1,125
Binar Wajahmu Dalam Kenanganku
Romantis

I still can’t stop say it

       Cause the amor between our heart

         Oh my heart,I stil can’t forget your prise

         Altough now earth was ate your body

         Untaian bait lagu”Amor Between Our Heart” dinyanyikan dengan fasih & beat oleh salah seorang rapper boyband Korea-Indonesia FINDAGI, Allen, sontak membuat Fireburst, nama fansclub FINDAGI, kontan histeris. Maklum, Allen, blasteran Indonesia-Korea, disamping multi-talenta & penampilannya selalu keren plus fisik bagus, dia tak pernah mengecewakan para fans. Penuh kejutan. Yah,meski dia kaku dalam soal percintaan. Bahkan, ia selalu mengaku pada publik bukanlah cowok romantis, beda dengan personel FINDAGI lainnya. Apalagi seperti Yanji, Wonsoo, Umin, ataupun Ilham.

         Di bawah panggung, ada 2 fans remaja perempuan. Sekilas, tak ada yang beda dari lautan fans perempuan lainnya. Tapi,inti ceritanya disini. Salah satu berkacamata, namanya Zasni & satunya lagi cukup tomboy. Dia namanya Tania. Sama seperti lainnya, mereka ikut histeris mendengar suara Allen. "Wah, baru kali ini bisa lihat FINDAGI secara langsung. Dan kita gak boleh pulang pas sesi foto bareng mereka nanti.”kata Zasni semangat.

         “Bagus, tuh! Semoga si tengil Lexia gak ikutan dalam konser ini.”sambung Tania

         “Hari ini Lexia sedang menonton pertandingan tim basket Dycall di Senayan. Dia memang tau kalau ada konser, tapi meski gitu si Dycall dinomorsatukan.”jawab Zasni

         Zasni & Tania tak lain adalah sepupu. Rumah Zasni sebenarnya ada di Malang. Ia jauh-jauh ke Bandung, rumah Tania & nenek Zasni, tak lain hanyalah untuk mengunjungi konser FINDAGI. Sebetulnya Zasni sudah dilarang keras oleh salah seorang kakak Zasni, Hussein, untuk tidak pergi jauh tanpa pengawasannya, meski orangtua Zasni tidak mempermasalahkannya, asalkan Zasni tak boleh menginap di tempat lain, selain rumah nenek. Berhubung kini Hussein tangah presentasi di Edinburgh, Skotlandia, Zasni bisa leluasa ke Bandung hanya dengan mengantongi izin dari Bapak & Ibu saja.

         Mengapa Hussein begitu memperhatikan Zasni? Tak lain karena Zasni mengidap thalasemia sejak kecil & ia kerapkali dibully oleh Lexia cs, karena Zasni disamping culun, pendiam (hanya terbuka pada Tania & mini diary nya, yang selalu dibaca tanpa izinnya oleh Hussein), multitalenta, juga karena Zasni selalu diperhatikan oleh Pak Hendra, wali kelas Zasni & Lexia, sekaligus papinya Lexia. Beda dengan Lexia yang selalu dimarahi papinya sendiri karena sifat egois & selera gengsinya tinggi.

         Tak terasa, konser FINDAGI telah usai, saatnya sesi foto bersama. Zasni & Lexia mendapat giliran swafoto agak terakhir.

         Awalnya Zasni malah malu-malu, sedang Tania sudah siap berpose dengan mereka. "Cepat kalau mau foto. Buang-buang waktu saja!”sergah Allen pada Zasni.

         Zasni keburu ber-swafoto dengan Tania & beberapa personel lainnya. Meski Allen tak dapat menyembunyikan binar matanya ketika menatap Zasni, ia malah sok emosi. "Dasar gadis sok polos!”gumam Allen kesal.

         “Bilang apa kamu tadi?”tanya Rizal, salah seorang personel FINDAGI.

         Allen malah pergi begitu saja, meski sempat menoleh kearah Zasni. Saat itu, suasana sudah agak sepi. Semua personel saling berkomentar tentang sikap sang rapper & maknae itu. "Biarin, si Allen memang begitu. Sudah sampai disini, kah?”tanya Wonsoo.

         “Sayang, kita gak bakalan dapet tanda tangannya Allen. Minta yang lainnya saja.”bisik Tania pada Zasni, melihat raut muka Zasni agak kecewa. "Baiklah.”

         Mereka meminta tanda tangan pada semua personel FINDAGI. "Kalau boleh tau,siapa namamu?”tanya Ilham.

         “Aku Zasni, dan dia sepupuku, Tania. Aku bukan orang sini. Di Bandung adalah rumah Tania.Rumahku di Malang.”jelas Zasni dengan mukanya merah padam. "Maaf,aku telah membuat Kak Allen kesal....”

         “Lupakan saja. Bolehkah kita saling bertukar nomor telepon?”pinta Ilham.

         Zasni, Tania & Ilham saling bertukar nomor telepon. "Ingat, jangan dikasih siapa-siapa, ya?Kamu pasti sudah tau sendiri. Ingat, aku tau dimanapun fans & hatersku berada.”

         Mereka saling berpamitan pergi. Awalnya Zasni agak keheranan ketika Ilham justru memberi nomor telepon padanya. Tapi,ia berjanji pada dirinya, supaya nomor teleponnya tidak sampai jatuh di tangan orang salah, apalagi Lexia cs.

         Akhirnya, Zasni telah menemukan kebahagiaan sendiri. Ketika istirahat di sekolah ia kerapkali diganggu oleh Lexia cs, di rumah ia selalu video call dengan para personel FINDAGI, ataupun dengan Tania sendiri. Bahkan Hussein menjadi akrab dengan mereka.

         Singkat cerita, semua itu diketahui oleh Sasha, salah seorang teman Lexia, ketika Zasni diam-diam bertelepon dengan Umin di halaman belakang sekolah, ketika istirahat. Ya, sekolah Zasni tak melarang muridnya membawa gawai, hanya saja harus dititipkan pada kantor sekolah saat jam pelajaran berlangsung dalam keadaan off.Tentu saja Lexia naik pitam & ia mengajak kawan-kawannya untuk merampas gawai Zasni. Ketika tengah merebutnya, Dycall & Pak Hendra tau hal tersebut. Sontak Pak Hendra & Dycall menghampiri mereka.Tamparan keras dari Pak Hendra melayang ke pipi Lexia. "Papi bisa melaporkanmu ke polisi gara-gara bullying ini!”

         Pak Hendra pergi meninggalkan mereka. Dycall naik pitam saat itu. "Gak nyangka,gadis secantik kamu bisa sekasar itu pada temannya. Kamu gak perlu sok baik padaku. Mulai detik ini, kita putus! Jangan dekati aku lagi, gadis serakah!”

         Dycall malah mengajak Zasni ke kelas. "Maafkan dia,ya.”katanya pelan.

         “Iya. Dan, kamu jangan terlalu kasihan padaku. Aku gak suka terlalu dikasihani. Ujungnya bakal dibenci.”

         “Tenang saja.”

         Sementara di halaman belakang sekolah, Lexia naik pitam. "Guys,kita bunuh saja dia!”

         “Jangan bertindak bodoh kamu!”cegah Sasha.

         “Nanti malam saja, setelah dia mengantar adiknya ke KUMON, dia pasti lewat depan bangunan kosong itu sendirian. Nanti.....”Lexia merencanakan pembunuhan itu.

 --

         Di rumah, Zasni merasakan sesuatu yang tak menyenangkan, ketika tengah video call dengan Allen, seseorang yang sangat ia banggakan. Padahal tak ada apapun. Ia merasa hidupnya tak lama lagi.

         “Kamu kok diam saja? Sakit?”tanya Allen.

         “Oh, nggak. Nanti malam aku akan mengantar adikku pergi.”kata Zasni.

          --

         Malamnya, entah mengapa, Bapak melarang Zasni mengantar Aisyah, adiknya, pergi ke KUMON seperti biasa.

         “Ya sudah, saya dengan Kak Anya saja.”kata Zasni.

         “Betul lho,ya. Gak boleh lepas dari pengawasan Anya. Bapak merasa ada yang gak beres hari ini.”ujar Bapak.

 --

         Sementara di rumah Allen di Sukabumi…..

         Ketika 13 personil FINDAGI sedang berkumpul di ruang keluarga, tiba-tiba Allen, yang tengah bermain plystation dengan Ilham & Wonsoo,bergumam. "Aku ingin besok kita konser di Malang.”

         “Kesambet apa kamu? Sedangkan kita belum mengumumkan hal ini pada khalayak.”kata Ilham sinis.

         “Daripada konser, lebih baik jalan-jalan saja. Bagaimana?”celetuk Yanji. "Aku ingin pergi ke Coban Rondo Waterfall.”

         “Kita ‘kan artis, jadi kesana pastinya disuruh menyanyi segala. Aku lagi tidak ingin menyanyi, karena abis makan 5 batang es krim.”keluh Meyer,vocal dance FINDAGI.

         “Ah, nggak bakalan, kok.Malang sama kayak Jakarta, jadi nggak bakalan heboh. Palingan kalau lihat oppa Korea seperti kalian.”jawab H.I. "Bagaimana? Setuju?”

         “YA!!!!!!!!!!”jawab semuanya serentak.

         

Malang,18.47 WIB

Mobil Anya melaju di tengah jalan. "Aku gak paham sama bapak.Tapi, aku juga merasa ada yang nggak beres hari ini.”gumam Zasni.

         “Tenang,nanti aku akan menemanimu.”kata Anya dengan tersenyum.

         Sesampainya di KUMON, mereka memarkir mobil & mengantar Aisyah ke bangunan. Setelah itu,Anya pergi ke toilet sebentar, sedangkan Zasni pergi ke cafe yang harus melewati bangunan bekas rumah sakit. Lexia cs bersembunyi disana. Ketika Zasni melewati tempat sepi itu, ia dibekap oleh seseorang tak dikenal. Untungnya Anya selesai dari toilet & melihat mereka. Seketika itu juga Anya mengejar mereka & mencoba melepaskan mereka. Tapi terlambat, penculik itu mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya & menusuk lambung Zasni. Seketika itu juga Zasni terkapar & si penculik kabur, meninggalkan Zasni & Anya di depan bangunan kosong itu. Anya dengan sigap memapah adiknya itu ke mobil & pergi ke rumah sakit.

         Anya kehilangan konsentrasi karena pikirannya terfokus pada rumah sakit di daerah Malang pusat,ditambah kemarin malam dia lembur & tadi siang dia mengejar deadline, sehingga dia kelelahan hari ini. Awalnya, dia mengira lelahnya akan hilang dengan sendirinya, ternyata tidak. Dia mengantuk & mobilnya oleng ke arah kiri. Dia tak dapat mengendalikan dirinya & walhasil, mobilnya masuk kedalam sungai besar. Seketika masyarakat,mobil ambulans & mobil ambulans berkumpul di tempat itu juga.

--

         “Bapak sudah merasakannya sejak semalam. Tapi mereka nggak mau dengar.” kata Bapak sambal terisak, di depan 2 pusara putri-putrinya, di saat awan sedikit mendung. "Dan, 2 bidadari kebanggaan bapak sudah dipanggil pulang, meninggalkan berjuta kenangan dalam hidup bapak.”

         “Maafkan aku, Bapak. Aku gagal menjaganya.”sahut Hussein.

         “Sudah, Bapak, Hussein.”kata Ibu sambil menenangkan Bapak. "Nggak baik menangisi sesuatu yang sudah pergi, terlalu lama. Ayo, kita pulang.”

         Ketika Bapak, Ibu & Hussein beranjak pergi, dari kejauhan Bachtiar, adik bungsu Zasni, berlari kearah orangtua & kakaknya itu.”Ayaaah, Ibu,Kakak, jangan pergi dulu. Ada Kak Allen kemari.”

         Disusul semua itu, tampak Allen digandeng dengan Aisyah berjalan menuju pemakaman umum itu. Hussein kaget. "Mau apa dia?”

         Tanpa aba-aba, Allen menghambur kearah makam Zasni & menangis tersedu-sedu. "Maafkan aku, Zasni. Aku belum meluluskan permintaanmu saat itu.”

         “Eh,yang kapan?”tanya Hussein heran.

         Allen bangkit & bergumam pelan. "Saat itu,ketika ketika sesi swafoto konserku & kawan-kawan di Bandung, aku tidak memberikan tandatanganku padanya & dia kecewa saat itu. Jujur, Hussein. Aku fall in love dengannya saat itu. Makanya aku terlalu gugup.”

         “Hah? Dia pergi ke konsermu, saat aku tak memberinya izin saat itu?”tanya Hussein kaget

         “Hussein! Jangan gaduh di pemakaman!”cegah Bapak.”Kita pulang saja”

 --

         “Ya, begitulah. Saya tidak sempat menyampaikan perasaan saya padanya, sampai kapanpun.”kata Allen, ketika di rumah Zasni yang berarsitektur Belanda.

         “Oh, begitu. Jadi,ceritanya sudah lapuk,nih.”gurau Hussein.”Dan, aku agak menyesal karena terlalu protektif dengannya. "Mau ke kamarnya?”

         Hussein menuntun Allen ke kamar Zasni. Di dalamnya banyak sekali merchandise berbau K-pop, namun FINDAGI lebih dominan di dalamnya.”Ini mirip kisah pembuatan lagu Sephia-nya SO7”kata Allen kagum.

Tak lama,gawainya bernada telepon. Ternyata dari Ilham. Suaranya yang keras cukup memekakkan telinga Allen & Hussein bisa mendengar suaranya. "WOIIII!!!! Kebiasaan kaburmu selalu membuat kami khawatir. Kamu baik-baik saja,’kan? Dimana kamu sekarang?!”tanyanya.

“Kebiasaanmu berteriak juga cukup membuat kepalaku pusing! Aku ada di Perum Ubaya, blok A4, Jalan Martadinata,”jawab Allen ketus, kemudian mematikan gawainya. Kemudian, dia menatap Hussein. "Bolehkah aku menunggu teman-temanku di kamar ini?”

“Silahkan.”jawab Hussein tersenyum.

 --

3 bulan kemudian…..

Sekolah pun gempar, setelah tersebar berita Lexia cs masuk penjara dengan tuduhan percobaan pembunuhan. Dan kagetnya lagi, yang melaporkan sendiri adalah papinya, Pak Hendra. Beliau curiga, 3 bulan yang lalu putrinya itu tak segera pulang ke rumah & baru pulang ketika menjelang subuh. Dan ketika berjalan di koridor sekolah pada 7 hari setelah malam mengerikan itu, beliau mendengar percakapan Lexia & teman-temannya bahwa percobaan pembunuhan itu takkan ada yang mengetahui. Ditambah pembantu rumah beliau menemukan pisau berdarah & botol vodka di bawah tempat tidur Lexia, yang setelah diteliti oleh kakak Lexia, Xaver, bahwa darah segar disitu ternyata darah Zasni.

Pak Hendra tampak tenang saja,meski semua orang di sekolah menatapnya dengan penuh keheranan. Pun tak ada beban sedikitpun ketika mengisahkan cerita di hadapan para muridnya.

“Kenapa bapak berani melakukannya?”tanya Jay.

“Saya hanya ingin menegakkan keadilan saja,meski dia adalah putri yang teramat saya sayangi. Saya tak pernah menyesali semuanya. Biar dia sendiri yang merenungi perbuatannya.”jawab Pak Hendra lugas.

Semua muridnya bertepuk tangan. Pak Hendra melanjutkan. "Dan, saya sudah bilang pada Dycall, kekasihya, kalau jangan menuruti apapun permintaannya yang tidak penting.”

Kembali muridnya bertepuk tangan. Pak Hendra mendekati kursi tengah, yang dulu menjadi “teman baik” Zasni di sekolah. "Sikap saya memang tak wajar. Saya ingin membawa kursi ini pulang ke rumah."

--

Di rumah Zasni, Qwerty, kakak Zasni (Maklum, sebenarnya Zasni adalah anak keempat dari 7 bersaudara) menunjuk kearah laptop miliknya. Seisi rumah ikut melihat laptop itu. Ternyata ada tayangan wawancara lagu “GAM Me” di saluran TV Korea, Arirang, yang terinspirasi dari kisah Allen & Zasni.

“Jadi,nama kita ikut melambung,ya?”tanya Qwerty ke-geer-an.     

“Ya hanya Zasni saja,lah.”kata Hussein dengan sedikit ketus. "Sama namaku, 'kan aku habis membuat novel tentang kisah mereka, yang baru kemarin jadi. Karena sang editor penerbit langgananku masih langgananku.”

Semua pun tertawa,meski tak ada yang lucu disini.

 

 

         

  

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Rekomendasi