Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
55
Kedai Masa Lalu
Drama

Selalu, setelah sebulan bekerja mati-matian, pada hari gajian, ia akan mampir di Kedai Masa Lalu. Ia pesan segelas Hari-Hari Remaja dan sepiring Keceriaan Kanak-kanak. 

Ketika menenggak segelas Hari-Hari Remaja, ia bertemu dengan teman-temannya yang badung, sebagaimana dirinya. Mereka mencuri mangga Pak RT, memanjat pagar lapangan sepak bola agar bisa menonton tim kesayangan dengan gratis, cekikikan karena dihukum oleh guru piket, berlarian mengejar layang-layang putus...

Sementara, pada piring Keceriaan Masa Kanak-Kanak, ia jumpai dirinya bermain mobil-mobilan di tengah deras hujan, juga ia yang tertidur di pangkuan ibunya, serta dirinya yang meringis menahan sakit namun bahagia bukan main ketika belajar bersepeda.

"Apa Tuan ingin mencoba menu baru kita? Ada Kue Kekasih Setia," tawar sang pelayan. 

"Wah, tentu saja!" 

Satu tegukan, senyumnya mengembang. Satu suapan, hatinya bernyanyi tralala lalala hei lalalala. Satu gigitan, tangan-tangan hangat memeluk tubuhnya. 

Ia ambil dompet dan membayar pesanannya dengan Kartu Pekerja-Keras-Pergi-Subuh-Pulang-Lusuh. 

Keluar dari kedai, masa kini menelannya dengan lahap, tak menyisakan sedikit pun kebahagiaan dan keceriaan yang baru saja ia bayar mahal. 

Dan hidup akan selalu lebih mahal daripada apa pun yang bisa kaupesan di Kedai Masa Lalu. * 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi