HATI-HATI DI HATIKU
17. Scene (81-85)

81. EXT/INT. SEKOLAH - KORIDOR — PAGI

Cast: Mona, Putranta, Sintia, Anari

Kita melihat Mona, Putranta dan Sintia duduk di kursi depan. Putranta di posisi tengah paling tengah.

Sintia tersenyum ke arah Putranta begitu juga dengan Mona.

Anari lewat di depan mereka. Ekspresi wajah Anari terlihat sedih.

PUTRANTA

Anari.

Anari menghentikan jalannya lalu menoleh ke arah Putranta.

Putranta kemudian berdiri dan mendekati Anari.

PUTRANTA (CONT'D)

Sekarang pacarku ada Mona, Sintia dan.

Anari terlihat menggelengkan kepalanya. Air matanya tampak menetes.

PUTRANTA (CONT'D)

Enggak mau.

Putranta terlihat menggelengkan kepalanya juga kemudian senyum sumringah.

PUTRANTA (CONT'D)

Kalau enggak mau.
(Beat)
Ya kita putus.

Anari menatap tajam ke arah Putranta. Putranta terlihat senyum sumringah.

PUTRANTA (CONT'D)

Hmm.
(Beat)
Hati-hati di hatiku!
(Senyum sumringah)

Anari kemudian berlari sambil mencoba menghapus air matanya.

Sintia dan Mona terlihat tertawa.

Putranta membalikkan badannya kemudian berjalan pelan. Mata Putranta mulai merah. Ia terlihat menahan air mata yang lama kelamaan juga turun ke pipinya.

CUT TO:

82. INT. RUMAH PUTRANTA - KAMAR ORTU PUTRANTA — MALAM

Cast: Ibu Nisari, Bapak Aryo, Bibi Jumi

Ibu Nisari duduk di lantai bersandar di samping ranjang. Ia terlihat melamun dan pandangannya kosong. Ramputnya terlihat acak-acakkan. Matanya bengkak.

FX: Ketokkan pintu.

BIBI JUMI (O.S.)

Bu ... ini bibi.

Ibu Nisari menoleh ke arah pintu. Lalu pintu terbuka.

BIBI JUMI (CONT'D)

Bu ....

Bibi Jumi terlihat membawa sepiring makanan dan segelas air di atas nampan.

BIBI JUMI (CONT'D)

Ini Bu ... makan malam Ibu.
(Menunduk)

Ibu Nisari hanya diam. Tidak lama, Bapak Aryo muncul.

BAPAK ARYO

Taruh di atas ranjang aja Bi.

BIBI JUMI

Baik Pak ....
(Menunduk)

Bibi Jumi kemudian keluar dari kamar.

Bapak Aryo melihat ke arah Ibu Nisari begitu juga dengan Ibu Nisari.

Ibu Nisari membuang muka.

IBU NISARI

Pembohong.
(Beat)
Dasar pembohong.
(Berteriak)
Aaaa ....

Ibu Nisari berteriak dan menangis histeris.

IBU NISARI (CONT'D)

Dasar pembohong ... pembohong.
(Berteriak)

BAPAK ARYO

Diam ....
(Berteriak)

Bapak Aryo mengangkat nampan yang yang berada di atas ranjang. Di nampan itu ada sepiring makanan dan segelas air. Ia lalu membantingnya ke lantai.

Piring dan gelas itu terlihat pecah dan makanan berhampuran ke mana-mana.

Ibu Nisari tampak gemetar dan matanya melotot ke arah Bapak Aryo.

IBU NISARI

Ceraikan saya.

BAPAK ARYO

Baiklah kalau itu yang kamu mau.

CUT TO:

83. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Ramo, Putranta, Anari, Mona, Sintia, Bapak Antono, Murid Kelas XII

Ramo melihat ke arah Putranta yang sedang tidur di bangku kelas.

Lalu melihati Anari yang terlihat sedih dan murung.

RAMO

Putran ....
(Beat)
Bangun ga, Putranta.

Putranta membuka matanya, dia tetap dengan posisi rebahannya di meja. Ekspresi wajahnya datar.

RAMO (V.O.)

Dah enggak habis pikir sama nih ini orang.

Ramo terlihat menggelengkan kepala.

Bapak Antono masuk kelas dan terlihat membawa beberapa undangan.

BAPAK ANTONO

Selamat pagi.
(Tersenyum)

Ramo terkejut melihat ekspresi wajah Bapak Antono.

MURID KELAS XII

Selamat pagi Bapak Antono Amin.

BAPAK ANTONO

Pada hari ini, bapak akan berbagi kabar bahagia kepada kalian.
(Tersenyum)

Bapak Antono menunjukan sebuah undangan pernikahan.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Ini adalah udangan pernikahan Bapak bersama Ibu Cecil.

MURID KELAS XII

Selamat Pak.

SINTIA

Wah selamat Pak, kapan akad dan resepsinya Pak?

MONA

Eh Sintia, Kan tar dikasih juga undangannya ngapain nanya sih.

SINTIA

Iyakan udah ga sabar pengen tau.
(Cemberut)

BAPAK ANTONO

Sudah-sudah.
(Beat)
Ini Mona, tolong bagikan undanganya ya.

MONA

Siap Pak.

Mona berdiri lalu berjalan menuju Bapak Antono kemudian membagikan undangannya.

Bapak Antono melihat ke arah Putranta yang sedang tidur.

BAPAK ANTONO

Putranta ....
(Teriak)

Putranta langsung berdiri lalu maju dan berdiri di depan kelas.

Wajah Putranta terlihat datar dan kosong.

CUT TO:

84. EXT. RUMAH ANARI - DEPAN RUMAH — SORE

Beberapa bulan kemudian.

Cast: Putranta, Kakek Supardi

Kita melihat Putranta berdiri di depan rumah Anari.

Kakek Supardi terlihat sedang membersihkan becaknya

Putranta berjalan pelan mendekati Kakek Supardi

PUTRANTA

Kakek.
Kakek menoleh kaget.

KAKEK SUPARDI

Iya Cu.

PUTRANTA

Anari ada Kek?

KAKEK SUPARDI

Teman Anari ya?

PUTRANTA

Iya Kek, saya Putranta.

KAKEK SUPARDI

Putranta.
(Beat)
Bentar, kakek panggilkan Anari dulu.

Kakek Supardi masuk ke dalam rumah. Tidak berapa lama kakek keluar lagi.

KAKEK SUPARDI (CONT'D)

Maaf Cu.

(Beat)

Anari sedang tidak mau ditemui siapa-siapa katanya, Cu.

Putranta hanya diam, ekspresi wajahnya tampak sedih, ia menunduk lalu memalingkan wajahnya.

CUT TO:

85. EXT. RUMAH RAMO - DEPAN RUMAH — PAGI

Cast: Putranta, Ramo

Ramo terlihat sedang duduk sendirian di bangku depan rumahnya sambil makan camilan.

Putranta muncul tiba-tiba.

RAMO

Eh, pagi bener ke rumahku ada apa?

PUTRANTA

Mau minta tolong.

Putranta kemudian duduk di bangku samping Ramo.

RAMO

Minta tolong?
(Beat)
Eh, hari ini kan, kamu pergi ke kota buat kuliah.

Putranta hanya menganguk.

RAMO (CONT'D)

Eh, tadi mau minta tolong apa?

PUTRANTA

Minta tolong, kasihin surat ini sama Anari.

Putranta mengerahkan satu amplop kecil ke Ramo, lalu Ramo menyambutnya.

RAMO

Ini surat, ngajak balikan?
(Beat)
Enggak ... enggak, aku enggak mau.
(Menggelengkan kepala)

Ramo kembali menyerahkan surat itu ke tangan Putranta.

PUTRANTA

Bukan.

RAMO

Lalu?

PUTRANTA

Aku sama Anari enggak mungkin bisa balikan lagi Ram.

RAMO

Enggak mungkin?

Ramo menatap Putranta dengan melotot sambil makan camilan.

RAMO (CONT'D)

Enggak mungkin itu, karena sifatmu sendiri udah keterlaluan.

PUTRANTA

Anari, adalah saudara kandungku.

Ramo sangat terkejut lalu tersedak. Ia terlihat menepuk dadanya.

CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar