HATI-HATI DI HATIKU
6. Scene (26-30)

26. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI (FLASHBACK)

(Lanjutan scene 23)

Cast: Putranta, Jubaidah, Anari, Ramo

Putranta kemudian duduk lalu merebahkan kepalanya di bantal bentuk hati berwarna merah. Kemudian memejamkan matanya.

Kita melihat Jubaidah duduk di bangkunya dan tersenyum.

Anari berjalan sambil membenarkan kaca matanya. Sampai di bangkunya Anari terlihat mencari-cari sesuatu.

JUBAIDAH

Anari ... bagus enggak bantal hati yang aku beliin buat Putranta itu.
(Pelan)

Anari menoleh ke arah Jubaidah lalu berbalik ke arah Putranta.

Anari kembali melihat ke arah Jubaidah.

Jubaidah tersenyum tipis.

ANARI

Jubaidah, liat ... bantal hati punya 'ku juga enggak?

JUBAIDAH

Bantal hati?

ANARI

Iya, aku juga beliin bantal hati buat kakekku.

RAMO

Bantal hati?
(Beat)
Ini punyamu ya Anari?

Terlihat Ramo yang duduk di sebelah Putranta sambil menunjuk bantal hati yang Putranta rebahi.

Putranta terbangun dari tidurnya.

JUBAIDAH

Bukan Yang ... itu aku yang beliin buat Putranta.

Ramo kaget.

Putranta melihat ke arah Jubaidah bingung.

Ramo berdiri dari duduknya. Ia seperti hendak membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu, tapi ia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Suanana jadi diam seketika.

Ramo membuka mulutnya berlahan.

RAMO

Buat Putranta.
(Bingung)

Jubaidah tampak gugup.

JUBAIDAH

Enggak ....
(Menggelengkan kepala)
Hmm ... Yayang Amo 'kan enggak mau tas isi cemilannya direbahin sama Putranta. Jadi Yayang Jubai beliin bantal aja buat Putranta.

Ramo hanya diam. Menatap Jubaidah.

JUBAIDAH (CONT'D)

Yayang Amo ...
(Pelan)

Ramo tersenyum.

RAMO

Yayang Jubai ... ih emang yang paling ngerti ....

Anari hanya diam, ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Putranta memperhatikan Anari lalu melihat ke arah bantal hati.

Fx: Lonceng sekolah.

CUT TO:


27. INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — SIANG

Cast: Anari, Putranta

Anari terlihat duduk sendirian dan menundukkan kepalanya, mukanya terlihat murung dan terlihat ada air mata yang menetes di pipinya.

Kita melihat Putranta tiba-tiba muncul dari arah pintu masuk perpustakaan membawa bantal hati.

Putranta berjalan menuju Anari.

Putranta meletakkan batal hati itu di atas meja, satu tempat dengan meja duduknya Anari. Lalu Ia menggeser batal itu tepat ke bawah mukanya Anari ya sedang menunduk.

Anari kaget. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Putranta yang sudah duduk tersenyum di hadapannya.

PUTRANTA

(Tersenyum)
Hai ...

Putranta mengacungkan tangan kanannya sambil tersenyum.

Anari membenarkan kaca matanya dan menghapus air matanya.

PUTRANTA (CONT'D)

Bantal hati.

Anari menggelengkan kepalanya sambil membenarkan kaca matanya.

ANARI

Kata Jubaidah.

PUTRANTA

Kata Jubaidah, bantal itu dia beli untukku.
(Tersenyum)

Anari mengangguk.

PUTRANTA (CONT'D)

Bagus ya bantalnya.
(Tersenyum)

Anari mengangguk.

PUTRANTA (CONT'D)

Kalau kamu mau ... boleh ambil aja.

Anari menatap Putranta.

ANARI

(Tersenyum)
Boleh ...

PUTRANTA

Tapi ... kamu harus bayar.

ANARI

Bayar?

PUTRANTA

Iya bayar, pakai uang.
(Beat)
Kalau enggak pakai uang juga bisa sih.
(Beat)
Bayar pakai.

Anari menatap Putranta tajam.

PUTRANTA

Pakai ciuman, bareng kali .
(Tersenyum)
Mau gak?
(Pelan)
Hahaha ... tenang, cuman bercanda kok.
(Tertawa)

Anari dengan cepat berdiri dari duduknya, kemudian meninggalkan Putranta.

Tawa Putranta dengan seketika terhenti.

CUT TO:

28. EXT/INT. SEKOLAH - KANTIN — SIANG

Cast: Putranta, Ramo, Jubaidah, Sintia, Mona

Putranta duduk melamun sendirian di kantin, sambil merebahkan kepalanya di atas meja dengan bantal hati.

Ramo datang dengan membawa beberapa bungkus cemilan, lalu ia terlihat duduk.

RAMO

Tumben kamu enggak tidur.
(Membuka bungkus cemilan)

Tak lama kemudian, Jubaidah datang bersama Anari dan duduk di meja paling pojok.

JUBAIDAH

Eh ... aku mau ke tempat Yayang gue dulu ya ... enggak papakan kamu, aku tinggal sendiri.
(Beat)
Atau kamu, mau ikut gabung?

Anari hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu arah mata Anari menuju ke Putranta.

JUBAIDAH (CONT'D)

Ya udah, pesan makan dulu gih.

(Beat)

Aku mau ke tempat Yayang Amo aku dulu.

Jubaidah bangun dari duduknya dan berjalan menuju ke meja makannya Ramo dan juga Putranta.

Putranta tiba-tiba bangun lalu berjalan menuju meja makan Anari.

Sampai di meja Anari Putranta langsung duduk lalu meletakan bantal hatinya di atas meja kemudian merebahkan kepalanya ke bantal itu.

Kita melihat Putranta memejamkan matanya.

Jubaidah menolehkan kepalanya ke arah Putranta. Muka Jubaidah terlihat merengut.

Tidak lama Sintia dan Mona datang dan mata mereka langsung tertuju ke arah Putranta yang teridur di satu meja di tempat Anari duduk.

Mona melotot menatap ke arah Anari, dan hampir saja menjatuhkan buku gambar dan pensil di tangannya namun buru-buru ia kembali memenganginya dengan erat.

Sedangkan Sintia langsung memasang muka manyun lalu bercermin.

CUT TO:

29. INT. SEKOLAH - LORONG — SIANG

Cast: Sintia, Mona

Sintia dan Mona duduk di kursi kayu sambil bercermin. Sedangkan Mona terlihat sambil mengambar.

Mona tiba-tiba berdiri.

MONA

Enggak bisa ....
(Melotot)
Anari enggak boleh sampai pacaran dengan Putranta.

SINTIA

Apah ... mereka mau pacaran?

Sintia terlihat langsung berdiri.

MONA

Ya mana aku tau.
(Melotot)

SINTIA

Tadi katamu.

MONA

Kamu liat enggak, semalam Putranta deketin Anari.

(Beat)

Apa matamu ... kamu taruh di cermin aja ya? Heran gue.

SINTIA

Iya ya ... sejak kapan sih Putranta sayang, deketin Anari?

MONA

Pokoknya, ini enggak bisa dibiarin. Putrantaku enggak cocok dan enggak selevel sama cewek jelek, culun, kaya Anari.
(Melotot)

SINTIA

Bener juga sih, katamu.
(Cemberut)

MONA

Kita harus cari cara biar Putranta dan Anari enggak pacaran.

SINTIA

Gimana caranya?

MONA

Eeeeeeee ...
(Mau cakar Sintia)
Ya ... kamu mikir dong, cariin caranya.
Nanya mulu sih kamu.
(Melotot)

CUT TO:

30. INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — SIANG

Cast: Jubaidah, Bapak Roni, Mona, sintia, Anari

Kita melihat Jubaidah memasuki perpustakaan dengan membawa dua buku di tangannya. Jubaidah langsung menuju mejanya Bapak Roni.

JUBAIDAH

Pak Roni ... ini Pak, saya mau kembaliin buku yang saya pinjam kemarin.

Jubaidah menyerahkan dua buku kepada Bapak Roni. Bapak Roni kemudian menyambutnya.

Bapak Roni meletakkan buku itu di atas mejanya. Lalu kita melihat Bapak Roni membuka buku catatan pinjaman buku.

BAPAK RONI

Hmm ... Nak Jubaidah, kemarin minjam bukunya dua ya, sudah telat tanggal pengembaliannya.

(Beat)

Jadi mohon maaf, akan dikenakan denda dua ribu rupiah, terhitung dua hari telatnya.

JUBAIDAH

Tapi Pak ....
(Gelagapan)
Saya baru hari kemarin pinjamnya. Mungkin saja Bapak salah nulis tanggalnya Pak.

BAPAK RONI

Begitukah.
(Bingung)

JUBAIDAH

Hmm ... iya barang kali Bapak salah tulis.
(Tersenyum)

BAPAK RONI

Mohon maafkan Bapak, kalau begitu.
(Mengangguk)

Kita melihat Sintia dan Mona memasuki perpustakan. Keduanya langsung menuju Jubaidah.

MONA

Jubaidah ....
(Teriak)
Anari di mana?

JUBAIDAH

Tadi katanya ke toilet.

Mona terlihat mengipaskan buku gambar ke mukanya yang cemberut.

Sedangkan Sintia sibuk bercermin.

MONA

Tuh ... tuh ....

Mona tampak menyenggol Sintia.

SINTIA

Apa?
(Pelan)

MONA

Ih ... matamu ke cermin aja sih.
(Gemes ke Sintia)

Mona terlihat mengarahkan kepalanya Sintia ke Anari yang terlihat berjalan sambil membenarkan kaca matanya.

Jubaidah berjalan mendekati Anari.

Anari dan Jubaidah hendak menuju kursi kosong tapi tiba-tiba tangan Anari ditarik Mona.

MONA

Sini kamu, ikut aku.

Mona berjalan cepat sambil menarik tangan Anari.

Kemudian Sintia dan Jubaidah juga berjalan mengikuti mereka.

CUT TO:










Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar