HATI-HATI DI HATIKU
5. Scene (21-25)

21. INT. SEKOLAH - LORONG — SIANG

Cast: Bapak Antono, Ibu Cecil

Ibu Cecil berjalan sendirian dengan buku di tangannya. Wajahnya terlihat sedang tersenyum.

Bapak Antono tiba-tiba muncul dari belakang.

BAPAK ANTONO

Ibu guru Cecil.

Ibu Cecil kaget. Ia menjatuhkan buku.

Bapak Antono mendekatkan wajahnya ke Ibu Cecil.

IBU CECIL

Pak Antono.
(Pelan)

Pak Antono kaget lalu membenarkan kaca matanya. Pak Antono terlihat salah tingkah.

BAPAK ANTONO

Ibu Cecil ....
(Tersenyum)

Ibu Cecil melirik bukunya yang terjatuh ke lantai tadi.

Lalu Bapak Antono dengan sigap mengambilkan buku itu, kemudian menyerahkannya ke Ibu Cecil.

IBU CECIL

Terima kasih ....
(Tersenyum)

BAPAK ANTONO

Sama-sama ....

Ibu Cecil tersenyum sambil terus berjalan.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Eee ... Bu Cel ...

Ibu Cecil menghentikan jalannya lalu membalikan badan ke arah Pak Antono ...

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Aku mencintaimu Cecil ...
(Tersenyum)

Kita melihat Ibu Cecil berlari menghampiri Bapak Antono.

IBU CECIL

Saya juga mencintaimu.
(Tersenyum)

Mereka berdua berpelukan.

IBU CECIL (CONT'D)

Ada apa Pak ....
(Heran)

Terlihat Bapak Antono sedang melamun dan tersenyum sendiri.

Lalu dengan seketika tersadar dari lamunannya.

Wajahnya yang tadinya telihat tersenyum berubah menjadi datar.

BAPAK ANTONO

(Menggelengkan kepala)
Tidak apa-apa.

Bapak Antono berbalik arah lalu berjalan dengan cepat.

CUT TO:

22. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Bapak Antono, Putranta, Ramo, Sintia, Luluna, Murid kelas XII

Bapak Antono berdiri di depan pintu kelas dengan wajah melotot.

BAPAK ANTONO

Selamat pagi anak-anak ....

Bapak Antono kemudian berjalan masuk ke dalan kelas.

MURID KELAS XII

Selamat pagi Pak ....

RAMO

Belum juga jam masuk.
(Bicara pelan)

PUTRANTA

(Menguap)
Hah ... waktunya tidur.

Putranta mulai merebahkan kepalanya ke meja.

Mata Bapak Antono melotot ke arah Putranta. Dan Ramo terlihat mulai panik.

RAMO

Putranta ... Putran ....

Bapak Antono mengambil penghapus papan tulis kemudian melemparnya. Kita melihat penghapus itu terlempar dan mengenai wajah Ramo.

RAMO (CONT'D)

Sudahlah ....
(Muka datar)

Kita melihat Putranta terbangun dan tiba-tiba kaget melihat wajah Ramo penuh dengan kapur.

PUTRANTA

Kamu ... kenapa Ram?
(Kaget)

Ramo diam dengan muka datarnya.

BAPAK ANTONO

Putranta ....
(Teriak)

BAPAK ANTONO

Maju kamu.

PUTRANTA

Iii ... iya ... siap Pak.

BAPAK ANTONO

Berdiri di depan.

Putranta berdiri lalu berjalan pelan maju ke depan.

Kita melihat Putranta berdiri di depan.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Sudah berapa kali bapak bilang. Ini sekolah, bukan kamar tidurmu....

PUTRANTA

Iya Pak ....

BAPAK ANTONO

Lalu kenapa kamu tidur mulu?

PUTRANTA

Karna mata saya ngantuk Pak ....

Fx: Semua murid tertawa.

BAPAK ANTONO

Diam ....
(Beat)
Pokoknya kamu berdiri saja, sampai pelajaran bapak selesai.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Baiklah ... kalian.

Fx: Lonceng sekolah.

BAPAK ANTONO

Lonceng telat mulu ya ... gimana mau maju sekolah ini.

PUTRANTA

Bukan loncengnya yang telat Pak,tapi Bapak yang kepagian datangnya ....

BAPAK ANTONO

Apa katamu tadi Putranta ....
(Teriak)

PUTRANTA

Bukan loncengnya yang telat, tapi Bapak yang ke pagian datangnya ....

BAPAK ANTONO

Apa katamu ... berani-beraninya kamu mengatur saya.
(Teriak)

Kita melihat Bapak Antono berjalan maju ke arah Putranta lalu mengambil penggaris kayu.

RAMO

Hmm Pak Antono Amin....

BAPAK ANTONO

Ada apa?
(Menoleh ke arah Ramo)

RAMO

Tidak apa Pak .... saya cuman mau bertanya kapan pelajaran hari ini dimulai?

Bapak Antono terlihat menurunkan penggaris.

BAPAK ANTONO

Baiklah ....
(Beat)

Sebelum memulai pelajaran Bahasa Indonesia pada hari ini. Bapak mau bertanya apa cita-cita kalian?.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Oya iya, apa kalian sudah mengerjakan PR kalian kemarin.

MURID KELAS XII

Sudah Pak ....

BAPAK ANTONO

Bagus ....
(Beat)
Baiklah ... sebutkan cita-cita kalian.

RAMO

Perasaan .... PRnya disuruh tulus di selembar kertas.
(Pelan)

Kita melihat Ramo melihati selembar kertas yang ada di tangannya.

BAPAK ANTONO

Sintia ....

SINTIA

Iya Pak ....

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Apa cita-citamu?

SINTIA

Hmm ... saya pastinya, ingin menjadi tukang perias wajah Pak.
(Tersenyum sambil bercermin)

BAPAK ANTONO

Bagus ....
(Beat)
Kalau kamu Mona?

MONA

Saya ingin menjadi seorang pelukis Pak.

BAPAK ANTONO

Bagus ...
(Beat)
Kalau kamu Luluna?

LULUNA

Hmm kalau Luluna. Hmm mau jadi pengasuh bayi atau Baby Sitter aja Pak ....
(Tersenyum)

Luluna tiba-tiba mengeluarkan boneka bayi ke sayangannya dari dalam tasnya lalu mengendongnya.

MONA

Kamu enggak salah Lun, apa enggak tambah berisik tar ya.
(Beat)
Yang ada orang dengerin tangisan kamu sama bayi kecambur rata.

Semua murid tertawa. Luluna terlihat cemberut dan mau menangis.

BAPAK ANTONO

Sudah ... sudah ....

Kita melihat Anari sedang membenarkan kaca matanya.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Anari ... kalau kamu nanti ingin menjadi apa?

ANARI

Saya ... hmm... ingin menjadi seorang guru SMA Pak ....

BAPAK ANTONO

Bagus ... mulia sekali cita-citamu Anari.
(Beat)
Kalau kamu Jubaidah?

JUBAIDAH

Saya ....

Jubaidah melihat ke selembar kertas yang ada di tanganya.

Kita melihat ke selembar kertas yang ada di tangannya, tertulis saya bercita-cita menjadi orang kaya.

Mata Jubaidah kemudian menatap ke arah Anari.

JUBAIDAH (CONT'D)

Saya ingin menjadi seorang guru SMA.

BAPAK ANTONO

Mulia sekali juga Jubaidah ....

Jubaidah terlihat tersenyum.

RAMO

Siapa dulu Yayangnya Amo.
(Bersuara pelan lalu tersenyum)

BAPAK ANTONO

Kalau kamu Putranta?

PUTRANTA

Bukannya ... Bapak sudah tau kalau saya enggak punya cita-cita.
(Sambil mengaruk kepala)

BAPAK ANTONO

Apa ....
(Beat)
Kan sudah bapaknbilang cari cita-citamu.

PUTRANTA

Kalau ... udah jelas enggak ada, bagaimana mau dicari lagi ya Pak?

BAPAK ANTONO

Dasar ... kamu ini.

Bapak Antono berjalan cepat mengarah ke penggaris kayu. Lalu Ramo berlari dengan cepat memegangi badan Bapak Antono. Lalu memeluk Bapak Antono dari arah belakang.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Paling susah dikasih tau ....

RAMO

Bapak ... Antono Amin ....

BAPAK ANTONO

Apa ... yang sedang kamu lakukan Ramo ... lepaskan Bapak.

Putranta mengangkat kedua tangannya. Dan menyenderkan badannya ke dinding, dengan ekspresi muka kebingungan.

CUT TO:

23. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Putranta, Ramo

Putranta berjalan menuju kursinya paling belakang.

Kita melihat ada bantal kecil berbentuk hati berwarna merah tua di atas mejanya Putranta.

Putranta melihati bantal itu.

Ramo muncul dari belakang.

RAMO

Wih ... siapa yang ngasih kamu bantal?
(Beat)
Bakalan tambah nyenyak kamu tidurnya.

PUTRANTA

Hmm sepertinya ....

Putranta kemudian duduk lalu merebahkan kepalanya di bantal itu.

CUT TO:

24. EXT. PACAR TRADISIONAL — PAGI (FLASHBACK)

(Sebelum Scene 23)

Cast: Anari, Ibu Penjual Bantal

Anari dengan pakai seragam sekolah SMA berjalan menuju toko orang yang berjualan kasur dan bantal.

ANARI (V.O.)

Akhirnya uang tambunganku bisa terkumpul juga tahun ini, buat kado ulang tahunnya kakek.
(Beat)
Kakek pasti senang.
(Tersenyum)

Anari sampai di depan toko kasur dan bantal.

IBU PENJUAL BANTAL

Mau beli apa de?
(Tersenyum)

ANARI

Hmm ... saya mau cari bantal Bi.

IBU PENJUAL BANTAL

Ayo ... dipilih mau bantal yang mana.

Mata Anari langsung tertuju ke arah bantal kecil berbentuk hati berwarna merah tua.

ANARI (V.O.)

Itu ... pasti mahal.

Ibu melihati Anari.

IBU PENJUAL BANTAL

Ayo De, hmm apa Ade mau bantal hati itu?

Tangan ibu menunjuk ke arah bantal.

ANARI

(Mengangguk)
Berapa harga bantal itu Bu?

IBU PENJUAL BANTAL

Buat kamu, ibu kasih harga paling murah.
(Beat)
Dua puluh ribu saja.

Anari mengeluarkan uang dari kantong bajunya.

Kita melihat di tangan Anari hanya ada uang lima belas ribu.

IBU PENJUAL BANTAL

Bagaimana De?

ANARI

Hmm, tapi uang saya kurang Bu.

IBU PENJUAL BANTAL

Memang uang 'mu ada berapa De?

ANARI

Uang saya hanya ada lima belas ribu Bu.
(Murung)

Ibu penjual terlihat diam beberapa saat, begitu juga dengan Anari yang terlihat murung.

IBU PENJUAL BANTAL

Ade memangnya mau beliin buat pacarnya ya?
(Tersenyum)

ANARI

(Menggelengkan kepala)
Bukan Bu ... bukan.

Anari terlihat menunduk sambil memperhatikan uang yang ada di tangannya

IBU PENJUAL BANTAL

Lalu untuk siapa?

ANARI

Untuk kakek saya Bu.

IBU PENJUAL BANTAL

Untuk kakek ya ... ya sudah ambil saja kalau gitu.

Ibu Penjual Bantal mengambilkan bantal itu lalu menyerahkannya kepada Anari.

ANARI

Ibu ... termakasih banyak ya Bu.

Anari terlihat menyerahkan uang lima belas ribu ke ibu penjual itu, lalu disambut ibu itu dan ia terlihat tersenyum.

Anari kemudian berlari dengan cepat membawa bantal itu.

CUT TO:

25. EXT. SEKOLAH - DEPAN GERBANG — PAGI (FLASHBACK)

(Sebelum scene 23)

Cast: Anari, Bapak Penjaga Sekolah

Anari berlari dengan cepat sambil membawa bantal berbentuk hati menuju pagar sekolah. Terlihat penjaga sekolah ingin menutup pagar itu.

BAPAK PENJAGA SEKOLAH

Ayo cepat ... cepat.

Anari mempercepat larinya.

BAPAK PENJAGA SEKOLAH (CONT'D)

Ayo cepat ...

ANARI

Siap Pak ... Makasih Pak.

Anari terlihat mangangguk dan membenarkan kaca matanya.

CUT TO:












Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar