HATI-HATI DI HATIKU
11. Scene (51-55)

51. EXT. SEKOLAH - KORIDOR/DEPAN RUANGAN BAPAK ANTONO — SIANG

Cast: Mona, Sintia, Anari, Jubaidah

Kita melihat ada Mona dan Sintia yang sudah berdiri di depan ruangan Bapak Antono.

Anari kemudian keluar dari ruangan Bapak Antono. Ia terlihat berjalan pelan dan menunduk.

MONA

Jadi ini orang yang udah bikin contekan ulangan di kertas.
(Beat)
Jangan-jangan, nilai juara kelas kemarin itu, hasil dari contekan.

Jubaidah menghampiri Anari. Ia kemudian menggandeng tangan Anari.

Sintia terlihat bercermin.

MONA (CONT'D)

Eh, Jubaidah kamu kok masih mau sih temanan sama orang yang sukanya nyontek. Hati-hati, tar jawabanmu dicontek juga, kamu mau?

Jubaidah kemudian melepaskan gandengannya dari tangan Anari.

Mata Anari tampak mulai merah, ia kemudian berlari meninggalkan Jubaidah, Mona dan Sintia.

Jubaidah terlihat tersenyum kecil. Kemudian dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya ketika Mona dan Sintia menghampiri dan berada di sebelahnya.

Mona terlihat berdiri di samping kirinya Jubaidah sedangkan di samping kanannya ada Sintia. Mona dan Sintia saling melirik dan tersenyum kecil.

CUT TO:

52. INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — SIANG

Cast: Putranta, Anari

Kita melihat Anari berjalan sambil menunduk.

PUTRANTA

Hai ....

Terlihat Putranta muncul dari samping.

PUTRANTA

Aku ga percaya kamu yang udah lakuin itu.

Anari terlihat menunduk. Lalu mengangkat kepalanya, terlihat matanya merah.

ANARI

Kenapa?

PUTRANTA

Karena kamu ga mau sama uang.
(Senyum sumringah)
Dan kamu udah punya 4 mata.

Anari bingung dan menatap Putranta. Putranta terlihat tersenyum.

PUTRANTA (CONT'D)

Waktu aku kasih uang aku ke kamu.
(Beat)
Kamu ga maukan.

Anari memandangi Putranta.

PUTRANTA (CONT'D)

Jadi ngapain kamu nyolong uang aku. Dikasih aja enggak mau.

Anari hanya diam, memandangi Putranta.

PUTRANTA (CONT'D)

Dan kamu udah punya 4 mata.
(Beat)
Dua mata di wajahmu dan duanya lagi di kaca matamu.
(Beat)
Jadi ngapain bikin contekan lagi, mubajir.
(Senyum sumringah)
Hehehe ... enggak nyambung ya?

ANARI

Hmm, makasih ya ....

Anari terlihat tersenyum kecil ke arah Putranta. Kemudian berjalan meninggalkan Putranta.

Putranta terlihat kaget.

FX: Hati Putranta berdebar kencang.

CUT TO:

53. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — SIANG

Cast: Bapak Antono, Putranta, Ramo, Sintia, Anari

Kita melihat Bapak Antono berdiri di depan kelas.

Semua murid kelas XII memperhatikan dengan serius. Kecuali Ramo, ia terlihat sedang makan camilan sembunyi-sembunyi.

BAPAK ANTONO

Baiklah seperti biasa, sebelum kita mulai pelajaran Bahasa Indonesia pada hari ini. Bapak mau bertanya apa cita-cita kalian?

Ramo kaget melihat Putranta yang terlihat serius memperhatikan Bapak Antono.

Mata Bapak Antono ke arah Putranta.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Putranta ....

Putranta dengan sontak menjawab.

PUTRANTA

Siap Pak ....

BAPAK ANTONO

Apa cita-citamu?

PUTRANTA

Cita-cita saya ingin menjadi seorang guru SMA.
(Senyum sumringah)

Ramo yang sedari tadi diam-diam makan camilan tiba-tiba terkejut dan batuk tersedak. Mata Ramo kemudian ke arah Putranta.

BAPAK ANTONO

Wah .... akhirnya kamu sudah mempunyai cita-cita.

Kita melihat Bapak Antono terlihat tersenyum lebar. Tapi tidak lama setelah itu ekspresi wajah Bapak Antono berubah menjadi murung.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Dulu bapak juga sepertimu, Putaranta. Tidak punya cita-cita. Tapi saat bapak bertemu dengan cinta. Cita-cita juga beransur muncul di hati Bapak.

SINTIA

Memangnya cintanya bapak sebelum sama Ibu Cecil, sama siapa Pak?

BAPAK ANTONO

Cinta bapak hanya satu.
(Beat)
Cinta bapak dari zaman bapak di bangku sekolah sampai sekarang hanya kepada dia.

Kita melihat mata Bapak Antono mulai merah.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Karena itu, bapak sampai saat ini, tidak mau menikah. Kalau tidak sama ....
(Beat)
Ce ... cilia Juni ....

Semua mata tertuju kepada Bapak Antono dengan serius.

Ekspresi Bapak Antono yang tadinya terlihat murung dengan cepat berubah menjadi seperti biasanya dengan mata melotot.

BAPAK ANTONO

Baiklah, Bapak rasa pertemuan hari ini sudah cukup dan Terimakasih banyak.

Kemudian Bapak Antono terlihat melangkahkan kaki dengan cepat keluar kelas.

SINTIA

Hmm mungkin karena Ibu Cecil kali ya, jadi sekolah ini, beliau namakan cita cinta.

Sintia kemudian menunduk.

Terlihat Putranta duduk sambil merebahkan kepalanya di atas bantal hati. Ia terlihat memandangi Anari yang duduknya berseberangan dengannya. Wajahnya tampak tanpa ekspresi.

Anari terlihat sedang serius membaca buku.

Sementara Ramo asik sedang makan camilan. Tiba-tiba mata Ramo menoleh ke Putranta dan juga ke Anari.

FX: Lonceng istirahat.

Anari membenarkan kaca matanya lalu berdiri dan berjalan menuju pintu keluar kelas. Terlihat Anari berjalan sambil memegangi beberapa buku yang ia taruh di dadanya.

Mata Putranta mengiringi arah Anari.

Begitu juga dengan Ramo yang dibuat bingung dengan tingkah laku Putranta.

RAMO

Kamu lagi kesampet ya hari ini?

PUTRANTA

Anari itu beda.

RAMO

Kok ... Anari yang beda, kamu yang beda.

Putranta berdiri membawa bantal hatinya kemudian berjalan meninggalkan Ramo.

CUT TO:

54. INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — SIANG

Cast: Anari, Putranta

Anari terlihat berjalan menyusuri rak buku. Dari belakang ada Putranta yang mengikutinya.

Anari melihat ke arah buku berjudul kumpulan puisi di rak buku, tangan Anari ingin meraih buku itu. Namun Putranta lebih dulu meraihnya.

Anari lalu melihat tangan Putranta. Pandangan Anari lalu beralih ke wajah Putranta.

Putranta tersenyum.

PUTRANTA

Suka baca puisi ya?

ANARI

Iya ....

Anari terlihat mengangguk. Lalu membenarkan kaca matanya.

PUTRANTA

Bisa bikin puisi juga?

Anari menggelengkan kepalanya.

ANARI

Aku cuman suka baca buku puisi tapi enggak bisa bikinnya.

PUTRANTA

Kalau aku enggak pernah baca buku puisi tapi ....

ANARI

Bisa bikinnya?

PUTRANTA

Enggak bisa bikin juga hehehe.

Anari terlihat tersenyum.

FX: Hati Putranta berdebar kencang.

CUT TO:

55. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Ramo, Putranta, Anari

Ramo duduk makan camilan, sambil menenggak sebotol minuman. Putranta duduk di sebelah Ramo merebahkan kepalanya ke bantal hati sambil memandangi Anari.

Anari terlihat sedang membaca buku dengan serius.

Ramo mengikuti arah pandang matanya Putranta. Ramo kemudian melihati Anari.

RAMO

Kamu lagi kesambet apa sih?
(Beat)
Udah beberapa minggu ini aku liat kamu ga pernah tidur di kelas lagi, mendengarkan penjelasan guru dengan serius.
(Beat)
Terus ini ... seorang Putranta punya cita-cita.

Ramo menggelengkan kepalanya.

RAMO (CONT'D)

Ya aku sebagai teman senang lah, melihat perubahan di dirimu. Cumam masih ada satu hal lagi, yang perlu kamu ubah.

PUTRANTA

Caranya gimana lagi ya? Biar dia mau.

RAMO

Cara apaan?

Tatapan Ramo datar seperti memikirkan sesuatu. Lalu makan camilan.

Putranta bangun dari rebahannya.

PUTRANTA

Apa aku harus putusin Sintia dan Mona.

Ramo terkejut lalu batuk tersedak.

CUT TO:











Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar