HATI-HATI DI HATIKU
7. Scene (31-35)

31. EXT. SEKOLAH - LORONG — SIANG

Cast: Mona, Sintia, Jubaidah, Anari

Mona keluar dari perpustakaan menarik tangannya Anari.

Dari Arah belakang ada Sintia dan Jubaidah mengikuti.

Mona menghentikan jalannya lalu melepaskan tangannya dari tangan Anari.

MONA

Sin ... kamu udah pernah dicium Putranta berapa kali.

SINTIA

Berapa kali?
(Beat)
Enggak pernah.

Terlihat mata Mona melotot ke arah Sintia.

SINTIA (CONT'D)

Emang kamu pernah Mon?
(Murung)

Anari terlihat hanya diam dan menunduk. Begitu juga dengan Jubaidah yang hanya diam mendengarkan.

MONA

Ya iyalah pernah hampir tiap hari lagi.

Anari kemudian menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Mona, Sintia dan juga Jubaidah.

Jubaidah hendak mengikuti Anari namun tidak jadi. Ia diam-diam bersembunyi di pojokan dan menguping pembicaraan Mona dan Sintia.

MONA (CONT'D)

Eh, kamu Sintia bodoh amat sih kamu.
(Melotot)
Kenapa kamu bilang enggak pernah sih tadi.

SINTIA

Ya emang enggak pernah ....
(Cemberut)

Mona terlihat mengipaskan buku gambarnya ke arah mukanya sendiri.

SINTIA (CONT'D)

Emang kamu pernah?

MONA

Ini tuh, bagian dari rencana aku, goblok.
(Beat)
Biar Anari enggak mau jadian sama Putranta.

SINTIA

Oh ... aku ngerti sekarang, jadi kamu tadi cuman bohong pernah dicium Putranta.
(Beat)
Sebenarnya itu tadi, cuman bagian dari rencana aja, biar Anari enggak mau jadian sama Putranta, gituh?

MONA

Iyaaa ....
(Muka kesel)

Sintia terlihat bercermin.

SINTIA (V.O.)

Untunglah cuman bohong.

Jubaidah masih terlihat menguping di pojokan.

RAMO

Biar Anari enggak jadiin ....

Jubaidah kemudian berjalan dengan cepat.

CUT TO:

32. EXT. JALAN RAYA — PAGI

Cast: Putranta, Ramo, Anari

Putranta dan Ramo terlihat memakai seragam sekolah SMA. Mereka berdua mengayuh sepeda. Dengan tiba-tiba Putranta mengayuhnya dengan terburu-buru.

Ramo heran.

RAMO

Putranta ....

Putranta tetap mengayuh sepedanya dengan cepat. Ia tidak menjawab panggilan Ramo.

Ramo kemudian terlihat mengejar Putranta. Ia mengayuh sepedanya dengan cepat.

Dari kejauhan terlihat Anari sedang berjalan sendirian.

Putranta mengayuh sepeda ke arah Anari. Wajahnya terlihat semakin sumringah ketika jarangnya semakin dekat dengan Anari.

Putranta menghentikan kayuhan sepedanya setelah sampai di dekat Anari. Ia menghalangi jalan Anari dengan sepedanya.

PUTRANTA

Hai ....
(Senyum sumringah)

Anari menatap Putranta lalu membenarkan kaca matanya.

Ramo menghentikan kayuhan sepedanya dengan wajah cemberut.

RAMO

Eh ... kamu ngapain sih Putran ....

Putranta tidak menghiraukan perkataan Ramo. Ia terus saja memandangi Anari dengan senyumannya.

Anari menatap Putranta lalu menunduk, ia kemudian berjalan meninggalkan Putranta dan juga Ramo.

Putranta terlihat tetap tersenyum sumringah. Ia kembali mengayuh sepedanya, begitu juga dengan Ramo.

CUT TO:

33. EXT. SEKOLAH - LORONG — PAGI

Cast: Anari, Ramo, Putranta

Anari terlihat berjalan dengan cepat dan menunduk sambil membawa buku dipelukannya.

Kita melihat ke arah belakang ada Putranta yang sedang berjalan dengan pelan sambil tersenyum sumringah.

Terlihat Ramo juga berjalan di samping Putranta dan sibuk makan camilan.

RAMO

Alasan kenapa cowok menghalangi cewek lagi jalan di tengah jalan?
(Beat)
Apa ya?

Ramo terlihat sedang berpikir.

CUT TO:

34. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Ramo, Putranta, Anari

Kita melihat Ramo sedang duduk di bangkunya dan sedang membuka bungkus camilan.

Kita melihat Ramo menggeleng. Wajah Ramo kemudian ke arah Putranta yang duduk di sebelahnya yang sambil merebahkan kepalanya ke bantal hati dan terlihat sedang memandangi seseorang.

Ramo kemudian mengikuti arah pandang Putranta yang ternyata sedang memandangi Anari.

Anari yang sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku.

RAMO

Eh .... kamu jangan gitu dong.

Ramo menutup matanya Putranta. Ia mengerutkan keningnya.

PUTRANTA

Apaan sih.

RAMO

Kamu mau incar diakan.
(Nunjuk Anari)
Aku tau tabiatmu ....
(Suara pelan)

PUTRANTA

Emang kenapa?

RAMO

Jahat kamu Putran, dia tuh cewek baik-baik. Masa kamu tega.
(Beat)
Kamu udah ada Mona dan Sintia.

Putranta tidak menghiraukan ucapan Ramo, ia kemudian menutup telinga dan matanya dengan batal hati.

CUT TO:

35. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Putranta, Ramo, Sintia, Mona, Anari, Jubaidah, Luluna, Bapak Antono, Murid kelas XII

Kita melihat Mona sedang menggambar.

CU: Terlihat seorang cowok yang sedang tertidur di buku gambar Mona.

Mona tampak serius. Sedangkan Sintia sibuk bercermin.

Kita kembali melihat ke arah Putranta yang sedang tertidur di bangkunya. Sedangkan Ramo asik makan camilan.

Anari terlihat sedang serius membaca bukunya. Sementara Jubaidah sedang memandangi Putranta sambil tersenyum sendiri.

Dan Luluna terlihat sedang mengendong boneka bayi kesayangannya.

Kita beralih ke arah Bapak Antono yang sedang membenarkan kaca matanya lalu membuka buku catatan kemudian menutupnya kembali.

Mata Bapak Antono kemudian beralih ke arah semua murid yang sibuk dengan rutinitas mereka masing-masing.

BAPAK ANTONO

(Melotot)
Putranta, Ramo, Sintia, luluna.
(Beat)
Apa yang sedang kalian lakukan.
(Berteriak)

Semua murid terkejut.

Kita melihat Ramo tersedak dan batuk-batuk. Cermin Sintia jatuh ke lantai. Pencil dan buku gambar Mona terlembar ke arah belakang. Putranta terlihat mengucak matanya. Anari membenarkan kaca matanya.

Juhaidah terlihat kaget, sedangkan boneka Luluna terlembar ke arah Bapak Antono lalu ia menyambutnya dengan mata melotot.

BAPAK ANTONO

Cepat simpan benda pusaka milik kalian itu, sebelum Bapak buang.

Mata Bapak Antono kemudian beralih ke tangannya sendiri yang sedang memengangi boneka bayi milik Luluna.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

(Ekpresi jijik)
Heeeeeh ....

Kita melihat Bapak Antono menjatuhkan boneka bayi ke lantai.

Luluna dengan cepat mengambilnya lalu menangis.

Bapak Antono tampak bingung.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Sudah-sudah ... kembali duduk sana.

Mona terlihat mengambil pencil dan buku gambarnya, lalu Sintia juga mengambil cerminnya yang jatuh di lantai tadi.

Ramo menyimpan makanan camilannya ke dalam tas. Sedangkan Putranta terlihat menguap. Anari membenarkan kaca matanya. Dan Luluna masih terlihat menangis sesenggukan sambil merebahkan boneka bayinya di bangku sebelah ia duduk dengan pelan.

Bapak Antono melihat ke arah Luluna.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Luluna ....
(Pelan)

Bapak Antono mengenghembuskan napasnya lalu melotot ke arah Luluna.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Luluna ....
(Bicara pelan namun terlihat kesal)

Ramo segera berdiri dan berjalan cepat mendekati Luluna, ia lalu mengangkat boneka bayi itu, kemudian memasukannya ke dalam tas Luluna.

Luluna terlihat menangis dan pasrah. Ia lalu menundukkan kepalanya.

BAPAK ANTONO

Baiklah ....
(Beat)
Besok adalah hari pengumuman hasil ulangan semester satu kalian.
(Beat)
Dan yang akan menggambilkan rabot kalian sama seperti biasa. Bisa orang tua atau wali kalian.

Semua murid memperhatian Bapak Antono.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Kiranya itu saja yang mau Bapak sampaikan untuk hari ini. Semoga hasil rapot kalian semua memuasnya.

Terlihat Bapak Antono kemudian berjalan keluar dari kelas.

Ramo melihati Putranta. Putranta pun melihati Ramo sambil tersenyum.

RAMO

Jangan, kamu suruh-suruh.
(Menggelengkan kepala)
Jangan kamu suruh ortuku buat jadi walimu.

Ramo bergegas berdiri lalu berlari dengan cepat.

PUTRANTA

Ramo ....
(Berteriak)

Putranta ikut berlari mengejar Ramo.

CUT TO:












Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar