Discovery of Love
14. Discovery of Love (end)

71. INT. RUANG KERJA REINARA - PAGI HARI

Reinara menyesap teh hijaunya sembari mengecek laporan keuangan bulan ini.

Pram masuk, menyapa Reinara dari ambang pintu.


PRAM
Hai. Lagi ngapain?
REINARA
Hai. Lagi bikin laporan.


Pram duduk di sudut meja. Reinara memutar kursinya sampai dia berhadapan dengan Pram.

Pram meraih tangan kiri Reinara, mengusap punggung tangan dan jemari bersemat cincin itu.


PRAM
Ra... Kamu tahu kan seberapa sayang aku sama kamu, sedalam apa cinta aku sama kamu.
REINARA
Of course. I know.
PRAM
Aku mau kamu bahagia Ra. Aku mau kamu bahagia bersama orang kamu cinta, meski orang itu bukan aku. (Pram melepas cincin di tangan Reinara)
REINARA
Pram? Aku nggak ngerti maksud kamu. Kenapa dilepas?


Pram tersenyum, menyembunyikan lukanya.


PRAM
Kamu nggak perlu bohongin perasaan kamu lagi Ra. Aku tarik kembali lamaran aku. Aku tahu siapa yang ada di hati kamu. Bukan aku Ra. Aku nggak mau jadi orang yang egois, yang cuma mikirin perasaan aku tapi nggak mikirin perasaan orang-orang di sekitar aku. Kamu nggak akan kehilangan aku. Aku juga nggak akan kehilangan kamu.


Reinara menangis dalam dekapan Pram. Pagi itu semua beban yang dia simpan selama ini seolah luruh. Dia sudah tidak perlu berpura-pura lagi di hadapan semua orang.

CUT TO


72. EXT. HALAMAN RUMAH REINARA - PAGI HARI

Pagi itu, halaman rumah Reinara ramai akan mobil dan orang-orang. Pak Baskoro datang melamar Bu Nawang.

Bu Nawang yang mendengar keramaian dari dalam rumah akhirnya keluar. Membuka pintu depan dan berjalan ke arah gerbang.


BU NAWANG
Ada apa ini ramai-ramai?
PAK BASKORO
Aku datang untuk melamar.
BU NAWANG
Tapi, Reinara masih di kantor. Terus mana Pram? Mau melamar Reinara untuk Pram kan?
PAK BASKORO
Bukan. Aku mau melamar kamu, Nawang.
BU NAWANG
Hah?!!! Aku?


Mobil Pram berhenti di sisi jalan, mereka sedikit terlambat.

Pram dan Reinara turun, lalu menerobos ke barisan paling depan.


PRAM
Iya, Tante. Melamar Tante. Siapa lagi?
BU NAWANG
Loh, bukannya?
PRAM
Aman Tante. (Reinara dan Pram menunjukkan jarinya yang sudah tidak lagi mengenakan cincin)
Jadi gimana nih? Lamaran Papah diterima nggak Tan?
REINARA
Terima! Terima! Terima! (Reinara memimpin orang-orang untuk bersorak)


Bu Nawang tersipu malu, lalu mengangguk penuh semangat.

Semua orang kompak mengucap, "alhamdulillah" diikuti suara petasan dan terompet bersahutan.

CUT TO



73. EXT. DI PINGGIR JEMBATAN - MALAM HARI

Bayu menyandarkan tangannya di jembatan. Menarik napas panjang sembari memejamkan matanya. Suara seseorang tiba-tiba membuyarkan pikirannya.


REINARA
Sendirian aja Mas? (menggoda Bayu, berdiri disampingnya)
BAYU
Tahu dari mana aku lagi di sini?
REINARA
Apa sih yang aku nggak tahu tentang kamu?


Hening.


REINARA
Yah. Udah cantik gini masih dianggurin. Pulang lagi deh.


Reinara berbalik dan akan pergi. Tangan Bayu langsung sigap menahan.

Bayu dan Reinara berhadapan. Bayu mengelus punggung tangan Reinara.


BAYU
Ra...
REINARA
Ya?
BAYU
Aku nggak pernah melupakan kenangan kita. Perasaan aku sama kamu juga nggak pernah berubah. Mungkin dulu aku pernah melukai hati kamu, pernah bikin kamu kecewa, pernah nggak ada di samping kamu saat kamu butuh aku. Tapi, aku janji, mulai sekarang aku nggak akan bikin kamu nangis lagi Ra. Aku akan selalu ada buat kamu. Kita bahagia sampai kita tua nanti. Kita duduk di teras yang sama, menatap langit yang sama. Kamu menyesap tehmu. Aku menyeruput kopiku.
REINARA
Sure. Masih banyak mimpi-mimpi kita yang menunggu buat diwujudkan Bay. Mau mulai dari mana? (Reinara memperlihatkan secarik kertas bertuliskan impian-impian mereka yang dulu pernah mereka tulis saat masih berpacaran)
BAYU
Masih kamu simpan Ra? (Bayu merebut kertas itu)
REINARA
Bukan cuma kamu yang nggak melupakan kenangan kita. Tapi, aku juga. Semua tentang kamu tidak pernah hilang dari ingatan aku. Perasaan aku nggak pernah berubah, masih saya seperti yang dulu.
Janji nggak akan kemana-mana? (Reinara mengulurkan jari kelingkingnya)
BAYU
Janji nggak akan kemana-mana? (Bayu mengaitkan jari kelingkingnya ke kelingking Reinara)


Kembang api susul-menyusul menghiasi langit. Malam tahun baru itu menjadi malam yang memorable. Awal perjalanan Reinara dan Bayu.


-THE END-

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar