Discovery of Love
6. Merasa Bersalah

20. INT. KAMAR REINARA — PAGI HARI

Reinara terbangun, masih memeluk guling sambil membuka layar HP-nya.

Reinara mengetik pesan kepada Pram.


Reinara :"Hai... Good Morning, Sunshine. Hari ini jalan yuk."


Belum sempat pesan itu terkirim, sebuah panggilan masuk. Dari BAYU.

Reinara segera mengubah posisinya menjadi duduk.


REINARA
Apaan sih pagi-pagi telpon?
BAYU
Minimal say "Hai" dulu. Masih pagi udah ngomel-ngomel.
REINARA
Bay. Please. Stop hubungin aku. Stop cari aku.
BAYU
Kenapa Ra? Kamu udah punya pacar? Ya, meskipun kamu udah punya pacar aku bakal terus kejar kamu Ra. Kan masih pacar. Masih ada kemungkinan aku buat masuk lagi ke hati kamu kan?
REINARA
Bay. Please. (memohon)


Sambungan telepon terputus.

Reinara terdiam menatap layar ponselnya. Kemudian mengirimkan pesan yang tadi kepada Pram.

CUT TO


21. INT. DAPUR PRAM — PAGI HARI

Pram sedang menyiapkan sarapan. Ayahnya duduk di mini bar, melihat Pram yang lihai memasak. HP Pram berdering, sebuah pesan masuk.


PAK BASKORO
Ada pesan dari Reinara tuh. Katanya mau jalan. (melirik HP Pram yang tergeletak di bar)


Pram menyambar HP-nya. Membalas pesan Reinara.


Pram :"Siap Tuan Putri. Tunggu, Ya."

CUT TO


22. EXT. DUNIA FANTASI — SIANG HARI

Pram dan Reinara menghabiskan waktu dengan menaiki berbagai wahana yang seru di Dufan. Di rumah kaca, Pram dan Reinara terpisah. Pram panik mencari Reinara. Reinara berusaha keluar.


PRAM
Ra?! Reinara?! Kamu di mana Ra?! (setengah berteriak)


Pram menyusuri semua pintu kaca namun tetap tidak menemukan Reinara. Pram keluar untuk meminta bantuan petugas, khawatir Reinara belum bisa keluar. Pram langsung menghambur memeluk Reinara ketika melihat Reinara duduk di bangku tepat di seberang rumah kaca.


REINARA
Pram...
PRAM
Biarin kaya gini dulu Ra. Aku mau peluk kamu kaya gini. Kamu bisa ngerasain nggak jantung aku berdetak sekencang ini? Aku takut kehilangan kamu. Aku takut kamu pergi. Jangan pernah tinggalin aku ya Ra.


Pram menyampaikan kegelisahannya secara tersirat kepada Reinara. Reinara membiarkan Pram memeluknya kemudian melepas pelukan Pram.


REINARA
Aku nggak akan kemana-mana Pram.


Reinara menggenggam tangan Pram. Kemudian mengangkatnya, menunjukkan jari mereka yang saling bertaut.

Tidak jauh dari mereka, terlihat seseorang sedang memotret kebersamaan Pram dan Reinara.

CUT TO


23. INT. RUANG TAMU BAYU — MALAM HARI

Dika melempar beberapa lembar foto ke atas meja di hadapan Bayu.

Bayu mengambil foto-foto itu lalu melihatnya satu per satu.


DIKA
Yakin lo masih mau ngejar dia? Lo liat sendiri kan gimana bahagianya mereka? Gue harap lo nggak akan sejahat itu buat misahin mereka. Gue yakin kok kalo lo bisa move on.
BAYU
Lo cuma liat luarnya aja Dik. Lo tau kan apa yang udah bokapnya Pram lakuin buat Reinara dan ibunya? Gue yakin, masih ada celah buat gue masuk. Reinara nggak semudah itu lupain gue.
DIKA
Terserah lo Bay. Yang penting gue udah ingetin lo ya. Kalo ternyata lo nggak bisa balik lagi sama dia, lo harus terima.


Dika meneguk air dalam gelas di atas meja. Bayu menatap kosong foto di tangannya. Sebuah foto yang menampakkan Reinara yang sedang tersenyum di hadapan Pram.

Bayu membatin.

"Senyum itu harusnya milik aku, Ra. Bukan buat dia."

CUT TO



24. EXT. TAMAN — MALAM HARI

Pram membawa dua es krim di kedua tangannya. Memebrikannya satu untuk Reinara yang duduk di bangku taman.


REINARA
Terimakasih (mengambil es krim dari tangan Pram)
PRAM
Enak nggak?
REINARA
Enak banget.


Pram menyeka es krim yang belepotan di sudut bibir Reinara.


PRAM
Terimakasih ya Ra buat hari ini. Mungkin hari ini bakal jadi hari yang nggak akan pernah aku lupain. Hari di mana aku bisa liat kamu tertawa lepas bersama aku. Semoga juga kamu nggak akan pernah lupain hari ini.
REINARA
Kamu kenapa sih Pram? Dari tadi kayanya melankolis banget. Seolah-olah kita nggak akan sama-sama lagi.
PRAM
Nggak papa kok. Aku cuma merasa aku jarang mengungkapkan perasaan aku sama kamu. Aku takut aku ngga punya banyak waktu buat lakuin itu.
REINARA
Pram... Liat aku. Aku nggak akan ninggalin kamu.


Reinara merebahkan kepalanya di bahu Pram. Sementara itu, Pram hanya mengganggam es krim nya, membiarkannya mencair. Reinara kemudian menunjuk ke arah langit, ke arah bintang-bintang yang bersinar terang pada malam itu.

Reinara bisa merasakan kekhawatiran Pram. Dia tau kalau di malam pertemuannya dengan Bayu, Pram melihat mereka di caffe. Reinara tau kalau Pram sangat mencintainya. Itu semakin membuat Reinara merasa bersalah atas perasaannya.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar