Discovery of Love
7. Di Sebuah Pemakaman

25. INT. MOBIL BAYU — SIANG HARI

Bayu melirik jam di tangannya sambil sesekali memperhatikan sebuah rumah di depannya, menunggu seseorang keluar dari sana.

Sebuah mobil (mobil Pram) berhenti di depan rumah itu, tepat di depan mobil Bayu terparkir. Beberapa saat kemudian, Reinara keluar dan langsung melangsak ke dalam mobil. Mobil Pram melaju, diikuti mobil Bayu di belakangnya.

CUT TO


26. INT. MOBIL PRAM — SIANG HARI

Pram sesekali melirik Reinara. Melihat raut wajah yang redup itu.


PRAM
Kamu yakin Ra? Kalo kamu nggak siap, jangan dipaksain Ra.
REINARA
Aku nggak papa kok. Kita ke sana aja.(menarik napas seraya meyakinkan diri)
PRAM
Okey. (mengangguk)

CUT TO


27. INT. MOBIL BAYU — SIANG HARI

Bayu kebingungan melihat mobil Pram mengarah ke sebuah pemakaman.

CUT TO


28. EKS. DI PEMAKAMAN — SIANG HARI

Reinara dan Pram keluar dari mobil. Membeli sebotol air mawar dan bouqet bunga mawar putih.

Bayu baru keluar dari mobil sesaat Reinara dan Pram masuk ke dalam pemakaman.

Penuh rasa penasaran, Bayu mengikuti Reinara dan Pram diam-diam.

Reinara menghentikan langkahnya di samping makam, lalu meletakkan bunga dan menyiramkan air mawar yang tadi dibelinya.

REINARA
Pah, Ara datang. Udah lama banget ya Pah kita nggak ketemu. Bahkan di mimpi aja, Papah nggak pernah datang. Ara kangen Pah. (Reinara terisak)


Pram mengusap bahu Reinara, mendekapnya, membiarkan tangis Reinara pecah di pelukannya.


PRAM
Pram janji, Om. Pram janji bakal jagain Reinara.


Cukup lama Reinara dan Pram berdiri di samping makam. Hanya menatap kosong. Pram menuntun Reinara kembali ke mobil karena awan pagi ini tiba-tiba mendung.

Tepat ketika Pram dan Reinara sudah tak terlihat lagi punggungnya, Bayu keluar dari tempat dia bersembunyi, lalu menghampiri makam yang tadi Reinara dan Pram kunjungi.

Bayu terkejut melihat nisan bertuliskan "Handoko Tanjung", nama ayah Reinara. Tangis Bayu pecah seketika. Saat masih berpacaran dengan Reinara, Bayu begitu dekat dengan ayah Reinara, sudah seperti ayahnya sendiri.

CUT TO


29. EKS. TERAS RUMAH REINARA — SORE HARI

Pram memapah Reinara yang terlihat lemas. Mengetuk pintu rumah, menunggu Bu Nawang keluar.

Pintu terbuka.

BU NAWANG
Astaga Pram! Reinara kenapa?
PRAM
Tadi, kita...(belum selesai bicara, Reinara memotong)
REINARA
Nggak papa kok, Mah. Cuma lemes aja.


Reinara diantar beristirahat di kamarnya.

Pram pamit untuk pulang.

CUT TO



30. EKS. DI DEPAN MOBIL PRAM — SORE HARI

Bu Nawang mencegat Pram yang sudah membuka pintu mobilnya.

BU NAWANG
Pram...
PRAM
Ya, Tante. Ada apa?
BU NAWANG
Tadi kalian dari makam kan?


Pram hanya diam dan Bu Nawang mengerti arti diamnya Pram adalah "IYA".


BU NAWANG
Tante, minta tolong banget. Tolong jaga Reinara. Dia terlalu rapuh kalo soal papahnya.
PRAM
Aku pasti jagain Reinara kok, Tan. Tante tenang aja.
BU NAWANG
Terimakasih ya, Pram. Kamu dan Papahmu udah banyak membantu Tante dan juga Reinara. Tante nggak tau gimana cara balasnya.
PRAM
It's okay, Tan. Pram pamit dulu ya.


Bu Nawang mengangguk. Memastikan mobil Pram hilang di tikungan, lalu masuk ke rumah.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar