Discovery of Love
5. Menyatakan Perasaan

16. INT. CAFFE — MALAM HARI

Mobil hitam Reinara berhenti di sebuah caffe. Reinara dan Bayu masuk ke caffe. Reinara memesan dua ice coffe. Reinara dan Bayu duduk di sudut caffe.


REINARA
So?


Bayu memiringkan kepalanya, tanda dia kebingungan.


REINARA
So, apa yang mau kamu omongin sampai-sampai kamu nyari aku ke kantor?
BAYU
Memangnya kalo mau nyari kamu harus ada yang mau diomongin dulu ya? Aku cuma pengen ketemu kamu. Itu aja.
REINARA
Nggak ada alasan apa pun?
BAYU
No.


Pelayan caffe membawa pesanan mereka. Reinara langsung meminum ice coffe-nya. Mendadak haus.

Bayu tertawa kecil melihat Reinara yang salah tingkah.

INTERCUT


17. INT. MOBIL PRAM — MALAM HARI

Dari dalam mobil Pram melihat mobil Reinara di parkiran. Pram hendak menghampiri Reinara di dalam untuk mengetahui siapa cowok itu tapi dia mengurungkan niatnya. Pram melajukan mobilnya menuju rumah Reinara.

INTERCUT


18. INT. CAFFE — MALAM HARI

Bayu membuka pembicaraan lagi.


BAYU
Kamu nggak pernah berubah ya? Dari dulu masih sama saja.
REINARA
Maksudnya?
BAYU
Ya, gitu. Kalo salah tingkah keliatan banget.


Reinara tersedak minumannya. Kemudian pura-pura melirik jam di tangannya.


REINARA
Sorry. Aku harus pulang.
BAYU
Secepat ini?
REINARA
Sorry.


Reinara berlari menuju parkiran. Tepat ketika dia membuka pintu kemudi, Bayu menahannya.

Reinara dan Bayu saling tatap.


BAYU
Kenapa sih, Ra? Kenapa kamu kok kaya menghindar gitu dari aku?


Reinara menutup pintu kemudi mobilnya, tidak jadi masuk.


REINARA
Karena kita udah nggak ada urusan lagi, Bay.
BAYU
Tapi, kita ketemu lagi, Ra.
REINARA
Kita cuma kebetulan ketemu aja, Bay.
BAYU
Kebetulan adalah bagian dari takdir, Ra. Dulu juga kita berawal dari kebetulan.
REINARA
Aku. Kamu. Udah lama selesai, Bay. Ingat itu.


Reinara masuk ke mobil. Tepat sebelum pintu kemudi ditutup, Bayu menyatakan perasaannya lagi.


BAYU
Kita bisa mulai lagi kan, Ra?


Reinara menutup pintu kemudi dan melajukan mobilnya meninggalkan Bayu.

CUT TO



19. EXT. TERAS RUMAH REINARA — MALAM HARI

Pram duduk di teras rumah Reinara. Menunggu Reinara pulang sambil sesekali melirik jam tangannya.

Mobil Reinara memasuki gerbang dan terparkir rapi beberapa saat kemudian. Reinara sedikit canggung melihat Pram yang sudah ada di depan rumahnya. Ini kali pertama mereka bertemu lagi setelah Pram melamar Reinara.


REINARA
Pram?


Pram bangkit dari duduknya.


PRAM
Hai, Ra. Baru pulang?
REINARA
Iya. Tadi nganter Lula dulu. Mamahnya ulang tahun.


Pram agak terkejut mendengar jawaban Reinara. Ini pertama kalinya Reinara berbohong kepada Pram. Pram ingin bertanya tentang cowok yang tadi bersamanya tapi Pram mengurungkan niatnya lagi. Dia selalu mengalah untuk Reinara dan tidak pernah memaksanya.


PRAM
Oh, gitu.


Reinara mengangguk pelan. Kemudian berdiri di samping Pram.

Pram meraih tangan Reinara. Menatap matanya.


PRAM
Ra...
Tentang lamaran aku tempo hari, kamu nggak harus buru-buru kasih jawaban kok. Aku bakal nunggu sampai kamu siap. Aku tahu, kamu pasti belum yakin kan sama aku? Aku janji, aku bakal berusaha buat yakinin kamu kalo nggak ada cowok yang lebih baik dari aku untuk kamu.


Reinara terdiam. Dia menjadi merasa bersalah telah berbohong kepada pria sebaik Pram.


PRAM
Yaudah. Aku pulang ya. Kamu istirahat. Selamat malam.


Pram mengecup kening Reinara.

Reinara melepas Pram pulang dengan senyuman.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar