Discovery of Love
10. Menjauh Dulu

39. INT. KAMAR BAYU — MALAM HARI

Bayu berdiri di depan papan yang menggambarkan perjalanan asmaranya dengan Reinara dulu. Merenungi setiap langkah yang mereka lewati, setiap kenangan yang pernah mereka lalui. Bayu menarik napas panjang.


BAYU
Maafin aku, Ra. Aku nggak bisa ada di samping kamu saat kamu butuh aku. Aku jadi merasa nggak pantas buat kamu. Aku merasa gagal nepatin janji buat jagain kamu.


CUT TO


40. EXT. JALANAN - MALAM HARI

Sebuah mobil melaju kencang kemudian berhenti di pinggir jalan. Bayu keluar, lalu berdiri di dekat pembatas jalan yang menghalanginya dari bantaran sungai. Tangannya merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah kotak cincin. Membukanya, kemudian menutupnya lagi. Dengan sekuat tenaga, Bayu melemparkan kotak cincin itu jauh, berharap kenangannya juga ikut pergi.

CUT TO


41. INT. KANTOR - SIANG HARI

Pram masuk ke ruang kerja Reinara. Berniat mengajaknya makan siang bersama.


PRAM
Hai, Ra. Makan siang bareng yuk.


Reinara mengangguk, mengiyakan ajakan Pram.

CUT TO


42. INT. KANTIN KANTOR - SIANG HARI

Pram dan Reinara menyantap makan siangnya di bangku dekat jendela kaca. Pram sedikit kikuk melihat Reinara yang mendadak jadi pendiam. Gadis itu sedang makan, tetapi pikirannya seperti sedang berkelana. Lula datang memecah keheningan.


LULA
Gue duduk sini ya. Tumben banget nih kantin ramai. Biasanya nggak.


Tanpa menunggu jawaban dari Pram dan Reinara, Lula langsung duduk di samping Reinara dan menyantap makan siangnya.

Baru beberapa suap, Lula menyadari situasi diantara dua manusia yang duduk semeja dengannya.


PRAM
Ehemm! (Pram berdehem seraya memberikan kode kepada Lula untuk berpindah tempat duduk)


Lula yang mengerti kode dari Pram lantas bergeser ke meja seberang yang kebetulan baru saja kosong.


PRAM
Ra... (panggil Pram dengan suara selembut mungkin)


Reinara masih asyik makan tanpa memperdulikan Pram.


PRAM
Ra... (panggil Pram sekali lagi seraya menarik piring Reinara)


Reinara menghentikan makannya, menaruh sendok di atas piring, lalu menatap Pram.


REINARA
Apa?
PRAM
Kamu kenapa sih Ra? Aku ada di depan kamu, tapi kamu kaya nggak liat aku?
REINARA
I'm okay. (menarik piring lalu lanjut makan lagi)


Pram menelan ludah, pahit.

CUT TO


43. INT. LOBBY KANTOR - MALAM HARI

Pram berpapasan dengan Lula yang akan pulang.


PRAM
La, lo mau balik?
LULA
Iya. Kenapa?
PRAM
Reinara masih di dalam. Gue boleh minta tolong nggak sama lo?
LULA
Reinara tuh sahabat gue. Tanpa lo minta pun gue bakal temenin dia.
PRAM
Sama satu lagi La.
LULA
Iya, gue tahu kok. Nanti gue tanyain. (Lula bisa mengerti kekhawatiran Pram)

CUT TO



44. INT. RUANG KERJA REINARA - MALAM HARI

Reinara berdiri di dekat jendela kaca besar, menyeruput teh hijaunya sambil melihat ke arah mobilnya terparkir, berharap ada seseorang di sana.

Lula masuk tanpa permisi. Reinara menyadari kehadiran Lula, tapi mengabaikannya.


LULA
Siapa sih yang lo harapin ada di sana Ra? Lo berharap Bayu berdiri depan mobil lo?
REINARA
Apaan sih La?
LULA
Gue kenal lo udah lama Ra. Gue tahu kapan lo bohong kapan lo jujur. Kenapa sih Ra?
REINARA
Kenapa apanya? (Reinara menyeruput lagi tehnya)
LULA
Gue tahu kok lo ngerti arah pembicaraan gue kemana.
REINARA
Gue nggak tahu La. Perasaan gue berubah semenjak Bayu balik ke hidup gue. Andai malam itu kita nggak sengaja ketemu, mungkin gue nggak harus merasa seperti ini.
LULA
Terus Pram gimana? Lo nggak mikirin perasaan dia? Dia yang selalu ada buat lo Ra.


Obrolan mereka berakhir. Yang dikatakan Lula benar. Pram adalah orang yang selalu ada untuknya. Reinara menatap teh dalam cangkirnya, menggenggam erat cangkirnya. Merenungi yang dikatakan Lula.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar