DILATASI
10. Rencana Keluar

LUAR PENGINAPAN 1977 - MALAM HARI

Radja kembali ke penginapan terkutuk itu. Sekali lagi Radja mencongkel pintu masuk penginapan. Tak berhasil lagi. Jendela dirusak namun dengan cepat beregenerasi kembali.

[RADJA] Kalian setan-setan laknat memang tak menginginkanku masuk lagi, hah!

Kali ini Radja berputar mengelilingi penginapan. Berharap menemukan jalan masuk. Radja sampai di bagian yang dikira basement tadi. Radja berdiri di depan basement itu.

Pintu basement yang sudah dihancurkan Radja masih tergeletak di situ. Radja sudah tahu bahwa itu hanya lorong buntu tanpa ada apa-apa di dalamnya.

Namun, ada yang mendorong lembut punggung Radja. Sesuatu yang tak kasat mata. Radja tersentak pelan masuk ke dalam basement tersebut.

[RADJA] (Kebingungan) Siapa yang mendorongku?

Radja tak memikirkan itu lebih jauh dan langsung menyorotkan pencahayaan ke dalam lorong basement. Radja berjalan hingga ke ujung lorong lagi.

[RADJA] (Getir kecewa) Bukankah awal tadi sudah kuperiksa. Di sini hanya lorong biasa.

Di ujung lorong tersebut, Radja menyorotkan pencahayaan ke segala arah. Bawah, kiri, kanan, serong kiri, serong kanan, dan akhirnya ke atas.

Saat menyorot ke atas, Radja melihat ada satu bagian langit-langit dengan warna yang berbeda. Radja memeriksa bagian itu dengan linggis. Saat Radja mengetuk bagian itu, suaranya berbeda dengan bagian langit-langit yang lain.

Tanpa pikir panjang, Radja langsung menghantam keras bagian tersebut.

[RADJA] (Tersenyum) Terima kasih. Entah siapapun yang mendorongku tadi.

Radja menghantam bagian tersebut bertubi-tubi hingga terbentuk lubang. Ada cahaya menembus dari lubang tersebut. Radja tahu itu adalah cahaya bulan yang dibiaskan dari atap lobi penginapan.

Saat lubang sudah cukup besar untuk dimasuki, Radja menaiki dan masuk ke dalam lubang tersebut. Ada sesuatu yang menghalangi, seperti papan besar. Radja menggeser penghalang tersebut. Penghalang tersebut adalah meja resepsionis di lobi penginapan.

Ujung dari lorong basement tadi tepat berada di bawah meja resepsionis lobi penginapan. Radja naik dan masuk kembali ke dalam penginapan.

Saat Radja sudah selesai naik, lubang tersebut langsung beregenerasi sendiri. Warna lantainya tampak terdegradasi dengan sekitarnya. Posisi meja resepsionis yang tergeser pun tidak disentuh oleh Radja dan tetap dibiarkan seperti itu.

LOBI PENGINAPAN 1977 - MALAM HARI

Radja melihat kembali kamar-kamar penginapan tersebut dan tersenyum.

[RADJA] Aku kembali, makhluk-makhluk laknat!

Radja berjalan ke arah kamar-2. Kamar yang sudah terbuka sesaat sebelum Radja terlempar keluar. Radja menghancurkan cermin. Begitu juga dengan kamar pasangannya di lantai dua.

Radja berjalan masuk ke dalam kamar-2. Duduk bersandar dengan posisi biasa.

[RADJA] Baiklah. Aku sudah kembali ke dalam permainan.

[RADJA] Sekarang giliran kalian, orang-orang masa depan.

[RADJA] Tunjukkan kemampuan kalian.

INT. LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 03.07 MALAM

Hayan menyorotkan senter ke arah kamar-2.

[REMY] Gue... Gue... Ga bisa ngomong apa-apa. What the fuck!?

[LINA] Tadi tengkoraknya hilang kan?

Nadia masih duduk dan melihat tanggal random tersebut. Kemudian, Nadia paham dengan tanggal-tanggal random tersebut.

[NADIA] (Setengah berteriak) Begitu rupanya! Ternyata begitu!

[HAYAN] (Kaget) Kenapa, Ketua? Apa yang lu dapat?

Nadia setengah berlari ke kamar-2, jongkok dan melihat tengkorak yang sudah muncul kembali. Nadia mengangguk kepada tengkorak itu.

[NADIA] Ayo kita keluar dari sini. Bersama.

Keempat temannya kaget dan bingung dengan perkataan Nadia.

[REMY] Tengkoraknya tadi hilang kemudian muncul lagi. Ketua pun tiba-tiba ngomong sama tengkorak itu. Ketua kita ga kerasukan kan?

[NADIA] (Melihat ke arah empat yang lain) Kita tidak ditinggalkan. Dari awal kita tak pernah ditinggalkan.

[NADIA] Kita bisa keluar dari sini, teman-teman.

[LINA] (Tersenyum) Kalo Ketua bilang kek gitu, berarti kita bisa keluar dari sini.

[RIO] Sepertinya lu udah punya rencana, Ketua. Apa rencana lu?

[NADIA] (Berjalan keluar dari kamar dan menunjukkan catatan tanggal random) Kuncinya di sini. Di tanggal-tanggal ini.

[HAYAN] Ketua berhasil nemuin pola dari tanggal-tanggal itu? (Tampak bersemangat)

[NADIA] Ya. Dan itu salahnya kamu, Yan.

[HAYAN] Maksud Ketua?

[NADIA] Ini bukan pola, motif, atau corak tertentu.

Nadia memberikan catatan kembali ke Hayan. Hayan masih kebingungan dengan perkataan Nadia.

[NADIA] Ini kombinasi.

Hayan mengambil catatan itu dan melihat sambil memikirkan perkataan Nadia barusan. Hayan pun menyadari sesuatu, ia melihat hapenya dan mengecek tanggal hari ini. Sekarang tanggal 01 Maret 2018.

[HAYAN] Begitu rupanya! Jadi begitu! (Sangat senang)

[HAYAN] Bener kata Ketua. Kita bisa keluar dari sini!

Lina, Remy, dan Rio juga ikut bersemangat.

[LINA] Seriusan? Apa yang harus kita lakuin?

[NADIA] Ini akan sangat berbahaya. Dan, aku tak tahu apakah kalian mau melakukannya atau tidak.

[REMY] Tadi kan sudah kita bilang. Demi Ketua, kita akan berjuang untuk keluar dari sini. (Tersenyum)

[RIO] Hal berbahaya gimana maksud Ketua? Kita sudah ngalahin 2 setan loh di sini. (Tertawa kecil)

Nadia tampak senang dan tersentuh dengan tekad teman-temannya.

[NADIA] Seperti tadi, kita akan masuk satu per satu ke dalam kamar.

[REMY] Lalu kita habisin setannya? Gampang.

[NADIA] Justru itu. Kita takkan menghabisi setan penunggunya. Kita biarkan mereka sekarat.

[RIO] Hah? Maksud lu Ketua? Kok gitu?

[HAYAN] Ini ada hubungannya dengan tanggal-tanggal ini. (Menunjukkan catatan ke yang lain)

[NADIA] Semua tanggal itu emang keliatan random. Tapi, sebenernya itu adalah sebuah pesan kalo kita melihat dari sudut pandang yang lain.

[REMY] Gue masih belum ngerti, Ketua. Apa hubungan tanggal random itu sama kita bisa keluar dari sini?

Nadia duduk menjelaskan, keempat temannya pun mengikuti. Nadia meminta catatan itu lagi untuk dijelaskan.

[NADIA] Tanggal-tanggal ini ditulis dengan huruf dan angka, bukan? Januari, Maret, Agustus, dan lain-lain.

[RIO] Iya, sih. Terus?

[NADIA] Coba sekarang ganti nama bulan dengan angka sesuai urutan bulan masing-masing. Januari jadi 1, Maret jadi 3, dan seterusnya.

Lina melakukannya di dalam pikiran dan menyadari sesuatu.

[LINA] Ah! Tunggu bentar, semua angka-angka itu…

[REMY] Kenapa? Lu ngerti, Lin?

[LINA] Semua angkanya sama. Hanya pindah tempat.

[HAYAN] Tepat sekali. Karena itu Ketua bilang ini kombinasi.

Tanggal-tanggal tersebut adalah:

18/Jan/2003; 11/Agt/2003; 31/Jan/2008; 11/Mar/2008; 13/Okt/2008; 31/Okt/2008; 08/Mar/2011; 03/Agt/2011; 08/Jan/2013; 01/Agt/2013; dan 03/Jan/2018.

Semua bulan diubah ke angka sesuai urutan masing-masing:

18/01/2003; 11/08/2003; 31/01/2008; 11/03/2008; 13/10/2008; 31/10/2008; 08/03/2011; 03/08/2011; 08/01/2013; 01/08/2013; 03/01/2018.

Rio dan Remy juga langsung mengerti. Komponen penyusun angka semuanya sama, hanya berpindah posisi.

[RIO] Ah! Iya. Gue ngerti. Tapi, tetep ga ada hubungannya sama kita bisa keluar dari sini.

[HAYAN] Sekarang gue tanya lu. Hari ini tanggal berapa?

Rio berhenti sejenak dan mengambil hapenya. Remy juga begitu. Setelah melihat tanggal hari ini mereka langsung menyadari sesuatu.

[NADIA] Hari ini. Tanggal sekarang adalah 1 Maret 2018. Tanggal hari ini adalah salah satu kombinasi yang bisa dibentuk dari kumpulan angka barusan.

Perkataan Nadia membuat Lina, Remy dan Rio mengingat cerita Kepala Desa tentang pria misterius yang datang sesuai tanggal barusan.

[REMY] Jika teori Ketua bener, maka pria tua itu akan datang ke sini?

[NADIA] Ya. Mungkin saja. Tapi, aku belum terlalu yakin karena masih ada yang mengganjal.

[HAYAN] Kenapa memangnya, Ketua?

[NADIA] Angka dan kombinasi itu pasti tidak muncul secara tiba-tiba kan?

Keempatnya setuju dan mengangguk bersamaan.

[NADIA] Terlebih lagi aku kira tidak mungkin ini kebetulan. Kalo tanggal hari ini adalah salah satu dari kombinasi yang bisa dibentuk.

[RIO] Apa yang mau lu sampein, Ketua?

[NADIA] (Berdiri menghadap kamar-2) Jangan-jangan, pria tua misterius yang datang ke sini untuk mencari desa ini adalah…

[NADIA] Tengkorak itu. (Menunjuk ke arah kamar-2)

Lina, Hayan, Remy, dan Rio tampak mind-blow dengan perkataan Ketua mereka. Hayan dan Rio bahkan sampai tak bisa berbicara.

[REMY] How... The... Fuck... !?

[HAYAN] (Agak tergagap) Eh...!? Gimana bisa!? Ga masuk akal banget, Ketua.

[NADIA] (Tertawa kecil) Kita terjebak di penginapan berhantu, mengalahkan 2 setan penunggu, melihat tengkorak yang hilang, kemudian tiba-tiba muncul lagi.

[NADIA] Dan, kamu bilang hal yang kek gini ga masuk akal? (Nada mengejek)

Lina, Hayan, Remy, dan Rio langsung tertawa mendengar hal tersebut. Nadia juga ikut tertawa.

[REMY] Anjay! Lu cocok jadi pelawak, Ketua! (Tertawa)

[HAYAN] Padahal Ketua udah bilang juga kek gitu tadi. Ngapain gue nanya lagi. (Tertawa)

[NADIA] Baiklah. Sudah cukup tertawa. Kembali ke rencana.

[NADIA] Rencanaku, kita menggunakan setan-setan penunggu di sini untuk mengirimkan pesan ke tengkorak itu di masa lalu.

[REMY] Jadi karena itu Ketua bilang membuat mereka sekarat.

[NADIA] (Mengangguk) Ketika mereka sekarat kita akan mengukir pesan di tubuh mereka.

[LINA] Kenapa seperti itu Ketua?

[NADIA] Seperti yang sudah aku dan Hayan ceritakan. Setan-setan itu bisa berpindah waktu. Dari masa depan ke masa lalu. Atau sebaliknya.

[RIO] Lalu, pesan seperti apa yang akan kita kirim?

[HAYAN] Pesannya tentu tanggal hari ini, bukan begitu Ketua?

[NADIA] Benar. Ketika tengkorak... Bukan... Orang di masa lalu menerima pesan kita, maka tinggal menunggu hingga dia datang di tanggal hari ini.

[REMY] Berarti kita harus membiarkan mereka sekarat. Dengan begitu mereka akan mundur ke masa lalu dengan pesan yang telah kita ukir.

[LINA] Lalu, orang di masa lalu tinggal ngabisin setannya. Dan pesan kita pun diterima.

[RIO] Tapi kalo kita ukir pesan di tubuh para setan itu. Gimana orang di masa lalu bisa baca pesan kita?

[NADIA] Saat kalian ngalahin setan yang barusan, mereka akan berubah menjadi debu hitam dan berserakan di lantai.

[NADIA] Aku memperhatikan bahwa saat menjadi debu tersebut ada bagian-bagian yang seperti bergaris-garis dan titik. Dan, kuasumsikan itu adalah bagian yang terkena hantaman linggis.

[LINA] Ah! Berarti cukup lukai para setan sesuai dengan kebutuhan pesan. Maka, saat setan dikalahkan di masa lalu, debu hitam itu akan membentuk pola pesan kita.

[NADIA] Benar sekali. Seperti itu.

[REMY] Kalo gitu, kita harus ngubah pesan jadi sesuatu yang gampang buat diukir.

[RIO] Ketua bilang pesan yang dikirim adalah tanggal hari ini kan? Gimana kalo kode morse aja?

[LINA] Iya, kode morse. Cukup garis dan titik. Gampang buat ngelukai para setan dengan itu.

[HAYAN] Setuju. Lagian kode morse adalah kode yang ga berubah di masa lalu maupun di masa depan.

[REMY] Orang di masa lalu pun juga pasti ngeh kalo pesan kita berupa kode morse.

[NADIA] Oke. Kode morse. Aku juga sependapat. Gampang buat diukir nanti di tubuh para setan.

[HAYAN] Akan gue ubah tanggal hari ini jadi kode morse. Kebetulan gue juga ada catatan kode morse.

[REMY] Ke-freak-an lu sangat berguna kali ini, Yan. (Menepuk pundak Hayan)

Hayan mengubah tanggal hari ini menjadi kode morse. Remy mengambil linggis dari kamar-2. Karena linggis hanya satu, maka mereka bergantian masuk ke dalam kamar untuk mengukir pesan.

Setelah kode berhasil diubah. Hayan membagikan bagian yang harus diukir kepada yang lain. Mereka berlima sudah siap untuk masuk ke dalam kamar dan melawan para setan.

[NADIA] Oke. Aku masuk pertama kalo gitu.

[HAYAN] (Menahan Nadia) Eits. Gue duluan, Ketua. Tadi kan gue terhenti karena hal barusan.

[NADIA] Baiklah, Hayan. Jangan kalah dan keluarlah dengan segera.

[REMY] (Menyerahkan linggis kepada Hayan) Abis lu, gue yang bakal masuk. Jangan mati pokoknya!

Hayan tersenyum dan mengangguk ke arah Remy. Hayan memilih kamar di lantai satu. Karena tengkorak sudah kembali maka mekanisme penginapan kembali seperti semula.

Hayan membuka pintu kamar. Sesaat sebelum masuk, Hayan mengacungkan jempol ke arah teman-temanya.

Kemudian pintu tertutup.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar