DILATASI
8. Teori

DI LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 02.20 MALAM

Tengkorak yang ada di kamar-1 sudah berpindah ke kamar-2. Juga linggis ada bersama dengan tengkorak. Pintu kamar juga tercopot.

[REMY] Ketua? Lu udah ngerti apa yang terjadi di sini? Bisa jelasin ke kami?

[NADIA] Seperti yang kalian lihat. Tengkorak ini berpindah.

[REMY] Ya, kami tahu. Kami tidak buta. Kenapa bisa berpindah?

[NADIA] Tengkoraknya berpindah karena salah satu setan penunggu sudah dikalahkan.

[LINA] Jadi, jika kita mengalahkan setiap setan penunggu maka tengkorak itu pun akan pindah? [NADIA] Ya, selain itu satu kamar di lantai dua juga ikut berubah.

Mereka melihat ke lantai dua, dan memang kamar yang terbuka bertambah. Dari dua kamar menjadi tiga kamar.

[RIO] Sebenarnya apa yang terjadi di sini, ketua?

[HAYAN] Singkatnya, tengkorak itu adalah orang yang kondisinya sama seperti kita. Dia juga terjebak di dalam sini.

[HAYAN] Namun, karena tidak bisa membuka pintu kamar yang lain, dia memilih kamar yang sudah terbuka. Dan akhirnya tewas di dalam kamar yang terbuka.

[NADIA] Di sini kita mengalahkan setan penunggu di setiap kamar dan karena itu pula pintu kamar dapat terbuka.

[LINA] Kalau begitu... berarti…

[NADIA] Ya. Tengkorak itu... Tidak... Orang itu adalah orang yang terjebak di masa lalu dan mengalami perubahan karena tindakan kita di masa sekarang.

DI DALAM KAMAR-1 1977 - MALAM HARI

Radja telah berpindah ke kamar-1. Radja duduk bersandar di dinding. Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu. Suara bantingan menggema keras di lobi penginapan.

[RADJA] (Tertawa) Baru saja dibilang, keanehan sudah terjadi. Kali ini ada apa?

Radja berjalan keluar dari kamar-1. Pintu kamar di lantai satu terbuka tepat di seberang depan kamar-1. Radja berjalan mendekati ke kamar-9 tersebut berpikir bahwa penunggunya mungkin penunggunya sudah hilang.

DI DEPAN KAMAR-9 LANTAI SATU 1977 - MALAM HARI

[RADJA] Apakah penunggu kamar ini dikalahkan lagi? Siapa yang mengalahkannya kalau begitu?

Tepat saat Radja berada di depan pintu kamar-9, sosok besar dan hitam muncul dan tersungkur jatuh di depan pintu.

[RADJA] (Terkejut dan melompat ke belakang) Ahh!! Ternyata belum dikalahkan!

Namun, kondisi sosok hitam tersebut sangat mengenaskan. Terlihat kepulan asap dari seluruh tubuhnya seperti bekas terbakar.

Kondisi sosok hitam tersebut seolah baru mengalami perkelahian hebat. Terlihat juga cairan hitam mengalir dari tubuhnya. Seolah seperti darah pada manusia.

Radja melihat dan mengetahui bahwa sosok hitam besar itu adalah Genderuwo.

[RADJA] Penginapan ini semakin membingungkan. Aku sama sekali belum melawan Genderuwo ini. Tapi, kondisinya sudah sangat mengenaskan.

Ketika Radja mendekati dan ingin menyentuh, Genderuwo tersebut tiba-tiba bangkit. Genderuwo bangkit terjongkok dan melihat Radja.

Radja pun mengambil sikap bertarung dan memposisikan linggisnya.

[GENDERUWO] Tidak di sini, tidak di sana. Kalian para manusia memang menjengkelkan.

[RADJA] (Ekspresi bingung) Di sini? Di sana? Apa maksudmu?

[GENDERUWO] Jika aku sudah selesai dengan manusia di sebelah sana, aku akan datang menghabisimu! (Menunjuk Radja)

Radja tidak mengerti apa yang diomongkan. Genderuwo melompat masuk ke kamar lagi dan kamar pun terkunci lagi.

[RADJA] (Meloncat ke depan pintu) Sial! Sial! Terkunci lagi!

Radja terduduk di depan kamar-9. Radja mencoba memahami perkataan Genderuwo dan mencoba menghubungkan dengan peristiwa di dalam penginapan ini.

[RADJA] Dari perkataan Genderuwo tadi, tidak diragukan lagi. Ada orang lain yang terjebak di sini.

[RADJA] Bekas luka di sekujur tubuhnya pun sangat cocok dengan pola di linggis ini. (Melihat linggis)

[RADJA] Jika ada orang lain yang terjebak dan menggunakan linggis ini, harusnya kami bertemu di dalam penginapan ini.

[RADJA] Dan lagi, apa maksudnya dengan ’di sini’ dan ’di sana’? Apakah setan penunggu ini punya sarang lain selain penginapan ini?

Radja terduduk cukup lama memikirkan hal tersebut. Kemudian, Radja sampai pada satu kesimpulan yang tidak masuk akal. Namun, hanya itu yang dapat menjelaskan fenomena di dalam penginapan ini.

[RADJA] Aku cukup yakin para setan penunggu di sini tidak memiliki sarang lain selain di sini.

[RADJA] Dengan demikian, itu menjelaskan mengapa Genderuwo tersebut masuk kembali ke dalam kamar.

[RADJA] Dari kondisi Genderuwo tadi, dapat dilihat bahwa ada orang lain yang terjebak dan berusaha melawan.

[RADJA] Maka, kata ’di sini’ merujuk pada kondisiku sekarang. Dan kata ’di sana’ merujuk pada orang lain yang terjebak di tempat ini.

[RADJA] ’Di sini’ dan ’di sana’ sepertinya bukan kata untuk menunjukkan posisi. Karena para setan tak ada sarang lain selain di penginapan ini.

[RADJA] Ada orang lain yang terjebak di penginapan ini. Tapi, bukan sekarang. Bukan saat ini.

[RADJA] Mereka yang terjebak berasal dari masa depan.

Penginapan ini memiliki distorsi ruang-waktu. Distorsi waktu tersebut menyebabkan fenomena masa lalu dan masa depan terhubung. Khusus di dalam penginapan itu saja.

DI LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 02.25 MALAM

Lina, Remy, dan Rio hanya tertegun mendengar perkataan Nadia. Mereka masih berusaha mencerna maksud Nadia.

[RIO] Gimana? Gimana, Ketua? Ketua bilang kalo tindakan kita bakal berpengaruh ke masa lalu?

[RIO] Bukannya kebalik?

[REMY] Iya. Ga masuk akal banget, Ketua.

[NADIA] Kita terjebak di penginapan berhantu. Lina ngalahin Kuntilanak. Rio baru saja ngabisin setan yang lain.

[NADIA] Dengan semua keanehan yang sedang kita alami. Ini satu-satunya hal yang masuk akal menurutku.

Keempat yang lain tampak tersenyum lucu. Nadia pun memberikan tawa kecil. Secara perlahan atmosfer horor dan seram yang dirasakan luntur.

[LINA] Terus? Apa hubungannya dengan keanehan yang terjadi disini, Ketua?

[NADIA] Dari semua yang barusan terjadi, aku menduga semua kamar di sini selain memiliki setan penunggu juga terhubung ke masa lalu.

[NADIA] Dan, setiap penunggu menguasai dua kamar. Di lantai satu dan lantai dua. Karena itulah setiap dikalahkan akan ada dua kamar yang terbuka.

[NADIA] Mungkin salah satu kamar berfungsi sebagai jalan menuju masa lalu dan kamar yang satu sebagai jalan ke masa sekarang.

Lina, Hayan, Remy, dan Rio duduk melingkar di sekitar Nadia. Sebagai ketua kelompok, Nadia benar-benar didengarkan oleh keempat anggotanya.

[NADIA] Karena terhubung ke masa lalu, jika setannya dihabisi di masa sekarang. Otomatis keberadaannya akan hilang dari masa lalu.

[NADIA] Tengkorak itu adalah orang yang terjebak di masa lalu. Kemungkinan dia terjebak karena tak bisa mengalahkan para setan penunggu. Dan tewas di kamar yang sudah terbuka sebelumnya.

Remy dan Rio langsung mengerti arah pembicaraan Nadia.

[REMY] Ah! Berarti karena penunggunya sudah dikalahkan. Jumlah kamar yang akan terbuka juga bertambah.

[RIO] (Menyambut omongan Remy) Karena kamar terbuka, maka orang itu pun pindah. Dan tewas di kamar tersebut. Benar begitu, Ketua?

Nadia mengangguk tanda membenarkan mereka berdua. Lina juga mengerti.

[HAYAN] Gue dan ketua sudah menduga itu pertama kali saat Lina ngalahin Kuntilanak. Tapi, kami ga bisa yakin 100 persen sebelum ada bukti konkret.

[RIO] Karena itu, kalian bilang buat masuk ke kamar lain buat ngalahin setan penunggu yang lain? Kadang gue ga bisa paham pikiran orang-orang jenius kek lu sama Ketua.

[REMY] Tunggu bentar. Kalo Ketua bilang kek gitu, berarti secara ga langsung kita nyelamatin orang itu di masa lalu, dong. Terus, siapa yang bakal nyelamatin kita?

[NADIA] Ya, kamu benar. Tak ada yang akan menyelamatkan kita selain diri kita sendiri.

[REMY] (Ekspresi kesal dan sedikit marah) Taik juga. Kita yang berjuang keras di sini. Dia cuman nunggu kelar. (Melihat ke arah tengkorak di kamar-2)

[HAYAN] Yah. Mau gimana lagi. Prediksi gue, di masa lalu juga dia ga bisa buka pintu kamar yang lain.

[LINA] Demi bisa keluar dari sini, kita harus mengalahkan setan penunggu yang tersisa. Kalau begitu, siapa yang akan masuk selanjutnya?

[HAYAN] Oke. Ini waktunya gue beraksi! (Berdiri dan berjalan ke kamar-2)

[NADIA] Kamu yakin, Yan?

[HAYAN] (Keluar dari kamar-2 menenteng linggis) Tentu saja. Kan tujuan awal gue ke sini buat ngeliat makhluk-makhluk gaib. Ini kesempatan emas banget, dong.

[HAYAN] Selain itu, gue tahu kelemahan-kelemahan setiap makhluk-makhluk gaib. Thanks to my freak hobby. (Tersenyum bangga)

Keempat yang lain hanya tertawa kecil. Hayan pun memilih kamar dan membuka pintu kamar. Namun, ketika Hayan melangkah masuk. Hayan tiba-tiba terlempar keluar oleh dorongan tak kasat mata.

Hayan terpental cukup jauh. Keempat yang lain kaget. Dari seluruh kamar yang tersisa terdengar bunyi terkunci. Seolah tak memperkenankan mereka untuk masuk lagi.

[HAYAN] (Bangkit dan menahan sakit) Argh! Kenapa ini? Apa lagi yang terjadi!?

[REMY] Anjir! Bangsat! Kenapa lagi ini!?

[LINA] Kalian dengar suara terkunci barusan? Semua kamar keknya terkunci.

[RIO] Ketua? Bisa jelaskan apa yang sedang terjadi sekarang?

[NADIA] Sepertinya terjadi sesuatu di masa lalu.

DI DEPAN KAMAR-9 1977 - MALAM HARI

Radja terduduk di lantai sambil memegang linggisnya. Radja masih memikirkan kesimpulan luar biasa yang baru dicetuskannya.

[RADJA] Jika benar penginapan ini terhubung ke masa depan, apakah berarti usahaku dan Sakhu sia-sia?

[RADJA] Di masa depan nanti apakah desa ini masih terbelenggu oleh makhluk-makhluk laknat ini?

[RADJA] Apakah benar bahwa semua manusia itu memang lemah? Apakah benar semua manusia akan jatuh ke jurang keputusasaan?

Radja menunduk sedih. Pertarungannya selama ini dirasa sia-sia. Kemudian, terdengar derit pintu kamar. Masing-masing satu kamar di lantai satu dan lantai dua terbuka.

Radja yang melihat hal tersebut pun kembali bersemangat. Radja tahu dengan terbukanya pintu kamar tersebut berarti orang-orang di masa depan tidak putus asa.

Orang-orang di masa depan masih bangkit melawan makhluk-makhluk laknat ini.

[RADJA] Sepertinya di masa depan masih ada orang-orang yang tak putus asa. Jika kalian di masa depan tidak putus asa, maka aku pun tak kan putus asa di sini.

Radja pun berjalan ke arah kamar yang barusan terbuka, mencongkel pintu seperti sebelumnya. Ketika sudah selesai, tubuh Radja tak bisa digerakkan. Radja ditahan oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Radja berusaha mengayunkan linggisnya, namun tidak bisa.

[RADJA] Argh! Apa ini!? Ada yang menahan kaki dan tanganku!?

Radja dibuat terjatuh dan diseret ke lantai dua. Dari lantai dua, Radja dilempar keluar penginapan.

LUAR PENGINAPAN 1977 - MALAM HARI

Radja mampu mengatur posisi jatuhnya dan tidak terlalu cedera. Radja kini berada di luar penginapan.

[RADJA] Apa maksudnya ini!? Kalian melemparku keluar untuk apa!?

Radja berusaha untuk masuk kembali ke dalam penginapan. Radja berjalan tertatih ditopang dengan linggis. Melalui pintu depan, namun tidak bisa.

Radja berusaha mencongkel pintu depan, tapi ada kekuatan yang berusaha menahan sekuat tenaga. Dan, berakhir sia-sia.

Tidak kehilangan akal, Radja berusaha masuk dengan mendobrak jendela di lantai satu. Radja mengambil posisi dan berlari mendobrak jendela. Radja berhasil menerobos namun dia keluar dari jendela lantai dua tempat dia dilempar pertama kali.

Radja pun segera mengatur posisi jatuhnya lagi. Sudah dua kali Radja terjatuh dari lantai dua. Lalu, kedua jendela itu pun seperti beregenerasi sendiri menjadi jendela yang utuh lagi.

[RADJA] Sebelumnya kalian mengurungku di dalam. Sekarang kalian tidak membiarkan aku masuk.

[RADJA] Apa yang kalian inginkan, makhluk-makhluk bangsat!!

Radja berjalan kembali ke depan pintu masuk. Radja terduduk dan menatap penginapan terkutuk itu.

[RADJA] Tujuan utamaku adalah menyelamatkan seluruh warga desa agar bisa lepas dari jeratan kalian.

[RADJA] Aku sudah membulatkan tekad akan melawan kalian. Aku juga sudah siap jika harus mati di sini.

[RADJA] Walaupun aku mati, setidaknya semua warga desa lolos dan takkan terbelenggu lagi.

[RADJA] (Menarik nafas) Aku masih hidup. Aku juga bisa keluar dari sini. Warga desa pun sudah pergi dari sini. Tak ada alasan lagi aku untuk tetap di sini. Tujuan utamaku sudah terpenuhi.

Radja merenung. Kemudian berdiri. Radja berpaling dan berjalan menjauhi penginapan tersebut. Di tengah kobaran api yang masih membara, sosok Radja terlihat berjalan menjauhi penginapan terkutuk itu.

DI LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 02.35 MALAM

Nadia, Lina, Hyan, Remy, dan Rio mencoba membuka semua kamar yang tiba-tiba terkunci tersebut. Semua kamar yang tersisa terkunci total. Mereka tidak bisa masuk ke kamar sesuai harapan mereka.

[REMY] Ketua? Gimana ini? Semua kamar tiba-tiba kekunci.

[NADIA] Ini tidak ada dalam prediksiku. Pasti ada yang terjadi pada orang di masa lalu. (Melihat ke kamar-2)

Nadia terkejut melihat kamar-2. Hayan dan Lina yang melihat juga kaget.

[LINA] Tengkoraknya hilang lagi? Padahal kita belum ngalahin satu setan pun.

Hayan sadar linggis juga hilang dan segera mencari ke semua kamar yang terbuka. Di lantai satu dan lantai dua, semuanya.

[HAYAN] (Ekspresi panik) Tengkoraknya ga pindah. Kali ini tengkoraknya bener-bener ilang!

Atmosfer horor dan seram yang tadi luntur kini muncul dan berada di puncaknya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar