DILATASI
4. Penginapan

JALAN MASUK DESA LAMA - JAM 4 SORE

Kelompok pun masuk ke desa lama tersebut. Jalanan menurun karena berada di lembah gunung. Tidak sampai 15 menit, gapura jalan masuk desa terlihat.

Dari jalanan menurun tersebut terlihat pemandangan desa yang cukup mengenaskan. Kelompok pun tertegun, karena desa tersebut sangat hitam sisa-sisa terbakar. Persis seperti yang diceritakan Kepala Desa.

Tampak rumah-rumah hitam sudah ditumbuhi rumput liar. 40 tahun desa ini tak disentuh oleh manusia. Dari jalanan menurun tersebut juga terlihat jelas pemandangan yang sangat kontras.

Sebuah bangunan cukup besar di tengah-tengah desa.Bangunan tersebut bersih. Tak ada bekas terbakar atau semacamnya. Pemandangan tersebut sangat kontras dengan rumah-rumah yang hitam bekas terbakar dan cat putih bangunan itu.

[LINA] Kira-kira itu bangunan apa, guys?

[REMY] Mana gue tahu. Tapi, gila banget sampe bangunan itu ga kesentuh api.

[HAYAN] Bangunan itu pasti sarang penunggu yang diceritain Kepala Desa. Kalo ga, gimana ceritanya bangunan itu bisa ga kesentuh api. (Tertawa freak)

[NADIA] Cukup, Yan. Tahan dulu ke-freak-an kamu. Kita masih belum tahu ada apa di sini.

[RIO] Ketua? Guys? Ini serius masih mau lanjut ke dalam? Dari atas sini aja udah kerasa nuansa seramnya. Tujuan kita kan cuman mau ngelihat doang kan? Ga sampe menjelajah ke sana.

[HAYAN] Lu ngomong apa. Tentu saja kita lanjut masuk ke dalam. Kita bakal nge-explore semuanya. (Eksprei freak)

[RIO] Diem lu, njing! Gue ga ngomong sama lu. Ketua? Balik aja, yah.

Lina dan Rio menatap Nadia dengan tatapan memohon. Sedang Remy tampak tertarik dengan bangunan itu.

[NADIA] Sejujurnya. Aku penasaran. Kita coba masuk ke dalam bentar.

[REMY] Kali ini gue setuju. Entah kenapa gue penasaran banget sama bangunan itu.

Lina dan Rio hanya bisa pasrah karena mereka kalah suara. Kemudian, Rio memarkirkan mobil di dekat penginapan.

Hayan, Nadia, Remy, dan Lina keluar dari mobil menuju ke depan penginapan itu.

[RIO] Lu ikut keluar, Lin? Tadi bukannya lu takut?

[LINA] Tanggung. Udah nyampe sini. Lagian buat konten bagus keknya. Lu sendiri gimana? Tetep di dalam mobil?

[RIO] Ya. Gue nunggu di sini aja.

[LINA] Lu takut?

[RIO] Emang kenapa kalo gue takut?

[LINA] Gapapa. Takut itu manusiawi. Kalo gitu jagain mobil, ya.

Keempatnya pun berjalan mengelilingi dan melihat-lihat sekitaran penginapan itu. Rio tak mematikan mobil, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Powerbank Lina masih tertancap di dalam mobil.

Remy dan Lina melihat-lihat ke arah perumahan yang sudah terbakar. Hayan dan Nadia melihat-lihat bangunan penginapan.

[HAYAN] Ketua, menurut lu ini bangunan apaan?

[NADIA] Kalo dilihat dari posisinya, kenya ini penginapan atau tempat singgah.

[HAYAN] Kok bisa gitu?

[NADIA] Posisi bangunan ini tepat berada di tengah-tengah desa. Posisi yang strategis. Penempatan ini biasanya dilakukan untuk mempermudah pengunjung mengakses tempat-tempat umum di dalam desa.

[HAYAN] Well. Seperti biasa. Ketua memang hebat.

Mereka berdua berjalan mengitari bangunan itu hingga sampai di bagian belakang. Mereka menemukan basement yang pintunya tampak sudah dihancurkan.

[HAYAN] Ketua. Ini kayak basement gitu kan? Pintunya udah dirusak btw.

[NADIA] Pintunya udah lama dirusak. Keknya dilepas paksa sama orang.

Daun pintu tampak sudah menyatu dengan tanah. Lorong basement terbuka tanpa penutup.

[NADIA] Coba masuk ke dalam. Ada apaan?

[HAYAN] Yakin, ketua? 

[NADIA] Gapapa. Lagian pintunya udah hancur, kalo ada apa-apa tinggal lari aja. Kan ga ada yang ngalangin nanti.

LORONG BASEMENT - JAM 5 SORE

Mereka masuk ke dalam lorong basement. Panjangnya sekitar lima meter dan buntu. Tidak ada apa-apa.

[HAYAN] Eh? Cuman gini doang? Ini sih bukan basement. Ini lorong biasa doang.

[NADIA] (Nada kecewa) Hah. Ayo keluar. Ga apa-apa ternyata di sini.

Mereka pun keluar dan mengitari kembali penginapan itu. Remy dan Lina kembali setelah melihat-lihat daerah perumahan yang terbakar.

DEPAN PINTU PENGINAPAN - JAM 5.30 SORE

[NADIA] Gimana? Apa yang kalian lihat tadi?

[REMY] Seluruh rumah terbakar abis. Tinggal sisa-sisa pondasi.

[LINA] Desa ini benar-benar seperti dihabisi. Ga ada yang tersisa. Aneh banget kalo semuanya abis terbakar terus cuman bangunan ini doang yang ga ikut terbakar.

[REMY] Btw, kira-kira ini bangunan apa?

[NADIA] Anggap aja penginapan. Karena besar terus posisinya strategis.

[HAYAN] Gimana? Mau masuk ke dalam? Ketua? Mau ngelihat ke dalam?

[NADIA] Well. Udah nyampe sini. Ayo lihat ke dalam.

Rio yang berada di dalam mobil berkata ke arah mereka.

[RIO] Kalo ada apa-apa, langsung lari terus masuk ke dalam mobil. Nih mobil udah gue posisiin siap sedia buat pergi.

Nadia memberi tanda ok pada Rio. Mereka berempat masuk ke dalam penginapan. Pintu masuk penginapan tampak terbuka tanpa masalah.

DI DALAM PENGINAPAN - JAM 5.30 SORE

Mereka berempat kaget bukan main saat melihat kondisi di dalam penginapan. Kondisi di dalam sangat bagus dan terawat.

Penginapan tersebut terdiri dari dua lantai. Masing-masing lantai punya 10 kamar. Tangga menuju lantai dua tepat berada di tengah-tengah sehingga membagi sisi kiri dan kanan menjadi lima kamar.

[REMY] Oke. Ini aneh. Kok bisa penginapan ini bener-bener dalam kondisi bagus.

[LINA] Kata kepala desa, tempat ini sudah ditinggalkan sangat lama sekali. Seharusnya kondisinya ga seperti ini. Bahkan debu pun tidak ada.

Mereka melihat ke salah satu kamar dan kondisi di dalam kamar juga sangat bagus dan terawat. Setiap kamar memiliki perabotan yang sama. Yaitu, satu kasur tempat tidur, satu set meja dengan kursi, lemari pakaian, dan cermin besar yang tertempel di dinding.

[HAYAN] (Tertawa dengan ekspresi freak) Sudah kubilang bukan, di sini pasti ada sesuatunya. Kita beruntung bisa menemukan tempat ini, teman-teman.

[REMY] Bacot, anjing. Kalo kek gini ceritanya mending kita pergi aja. Gue udah ngerasa ga enak. Ketua. Ayok kita cabut.

Nadia yang dari tadi di lantai dua tidak mengindahkan perkataan Remy. Nadia melihat ada satu kamar yang aneh di lantai dua.

[NADIA] Teman-teman. Ada satu kamar di lantai dua yang aneh.

Hayan dan Remy naik ke lantai dua untuk melihat hal tersebut. Sedangkan Lina masih di lantai satu berkeliling kamar di lantai satu. Salah satu kamar di lantai dua pintunya tercopot.

[HAYAN] Dari bekasnya, keknya ini sudah tercopot lama sekali.

Ketika Remy masuk ke dalam kondisi kamar sangat berdebu dan kotor. Tampak perabotan sudah lapuk dan berlumut. Cermin juga hancur.

[REMY] Buset! Kondisi kamar ini jauh beda sama kamar yang lain. Cermin juga hancur. Keknya terjadi sesuatu di kamar ini.

Lina juga menemukan kamar yang serupa di lantai satu.

[LINA] Guys! Di lantai satu juga ada kamar yang pintunya copot. Coba lihat deh ke sini.

Lina melihat ke dalam kamar tersebut kemudian Lina berteriak sangat keras sekali. Nadia, Hayan, dan Remy yang terkejut langsung berlari turun ke arah Lina.

Suara teriakan Lina cukup keras hingga terdengar Rio yang berada di luar penginapan.

MOBIL - JAM 6 SORE

[RIO] Apaan itu? Itu tadi suara teriakan Lina? Kenapa di dalam?

Rio panik dan ingin melihat ke dalam. Namun, dia belum turun dan memutuskan untuk menunggu. 15 menit pun berlalu.

[RIO] Eh, anying. Mereka kenapa di dalam sana? Apa gue tinggalin aja?

[RIO] (Konflik internal dan berteriak) Ahhhhh!! Bangsat!!

Rio mengurungkan niatnya dan turun dari mobil masuk ke dalam penginapan. Rio tidak mematikan mesin mobil dan powerbank masih tertancap.

DALAM PENGINAPAN - JAM 6.15 SORE

Di dalam penginapan, Rio tak melihat seorang pun teman-temannya.

[RIO] Guys! Woi! Dimana kalian?

Lalu, Hayan muncul dari kamar yang pintunya tercopot di lantai satu.

[HAYAN] Loh? Rio? Tadi katanya ga mau ikut masuk?

[RIO] Woi, bajingan. Tadi Lina teriakannya keras banget. Kenapa ini?

Lina pun muncul dari dalam kamar.

[LINA] Sori. Sori. Teriakan gue kedengaran sampe keluar? Soalnya tadi gue kaget bukan kepalang.

[RIO] Emang kenapa? Ada apaan? Sampe teriak kek barusan.

[LINA] Mending lu lihat sendiri ke dalam kamar.

Rio masuk ke dalam kamar. Tampak Remy dan Nadia duduk mengelilingi sesuatu. Rio pun kaget melihat sesuatu tersebut.

[RIO] Anjing! Bangsat! Itu tengkorak manusia!?

Tengkorak manusia tampak tersandar di dinding kamar tersebut. Di sisi tubuhnya terdapat linggis dan tali tambang yang sudah lapuk. Kondisi kamar sama seperti kamar di lantai dua. Sangat kotor dan berdebu. Cermin juga pecah. Tampak daun pintu kamar tergeletak di luar.

[NADIA] Dari kondisinya, sepertinya orang ini yang menghancurkan pintu basement di luar dan mencopot kedua pintu.

[NADIA] Dan, prediksiku orang ini tewas karena kelaparan. Sepertinya dia terjebak di sini.

[RIO] Terjebak!? Terjebak di dalam penginapan ini!? Berarti penginapan ini angker! Kalo gitu kita kudu cepet-cepet pergi dari sini!

[HAYAN] (Tertawa) Bukankah itu tujuan kita ke sini? Buat nyari hal-hal angker dan gaib?

[RIO] Kita!? Ini semua ide lu, njing! Kalo aja ketua ga ikut lu kemari, gue ga bakalan sudi ikutan ke sini!

[LINA] Udah. Udah. Jangan berantem, guys. Bener kata Rio, mending kita cari selamat. Kita cabut dari sini.

[HAYAN] Eh? Seriusan? (Ekspresi sedih)

[REMY] Ga usah banyak bacot, Yan. Kita kudu cabut sekarang juga. Ketua?

Nadia pun mengangguk setuju. Hayan pun tak dapat berkata apa-apa. Mereka berlima keluar kamar dan menuju ke dalam mobil. Lina mencium sesuatu.

[LINA] Guys? Ini bau-bau terbakar bukan?

Remy dan Hayan mencium sesuatu yang sama.

[HAYAN] Eh, iya. Ini aroma terbakar. Dari mana?

Rio menyadari sesuatu dan segera berlari keluar penginapan. Keempat lainnya pun ikut menyusul Rio. Mobil mereka terbakar. Bagian mesin mobil terbakar dan mengeluarkan api yang cukup besar.

[REMY] Bangsat! Mobilnya kebakaran!

[NADIA] Padamin apinya! Cari air! Air!

Mereka berlima mencari air yang dapat mereka temukan. Ada keran dan selang air yang digunakan untuk kebun di luar penginapan. Keran dan selang air tersebut mereka gunakan untuk memadamkan api.

Api pun berhasil dipadamkan.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar