Cinta Si Psikopat
21. Once And For All

INT. GUNTUR OFFICE - NIGHT

GUNTUR sedang duduk dibalik meja kantornya. HP nya berdering, GUNTUR mengangkat telepon.

GUNTUR

Hallo?

Kau sudah menangkapnya?

PIERO (O.S.)

Ya, aku sudah menyiapkannya untukmu.

Kau sudah siap?

GUNTUR

Aku sudah siap membersihkan sampah.

.

EXT. HALAMAN PARKIR #1 - NIGHT

PIERO bersandar di mobil, DIKA berjalan mendekati PIERO. PIERO berbicara sesuatu dengan tanganya digerak-gerakkan. DIKA mengangguk. 

.

INT. GONDO OFFICE - NIGHT

VINA duduk di meja, menerima telepon. GONDO berdiri di depan jendela. VINA menutup telepon, GONDO menoleh ke VINA. VINA menatap GONDO kemudian mengangguk. GONDO membalas dengan mengangguk.

END MONTAGE

EXT. HALAMAN WAREHOUSE - NIGHT

Mobil datang, GUNTUR keluar dari mobilnya berjalan menuju pintu WAREHOUSE. PIERO muncul di samping depan pintu.

GUNTUR

Di mana binatang jalang itu?

PIERO

Di dalam, sudah terikat.

PIERO memberikan sebilah pisau besar kepada GUNTUR.

PIERO (CONT’D)

Kau sebaiknya bergegas.  

GUNTUR bergegas masuk warehouse.

.

INT. RUANG TENGAH WAREHOUSE - NIGHT

GUNTUR memasuki ruang tengah, SANIA terikat di kursi, kepala tertunduk, dekat dinding. GUNTUR berjalan menghampiri SANIA.

GUNTUR

Kau kini tahu sedang berhadapan dengan siapa huh? 

Di hadapan SANIA, GUNTUR berdiri lalu menusuk dada SANIA.

GUNTUR (CONT’D)

Dasar Lonthe!

SANIA menggelepar, mengguman, karena mulutnya dilakban.

JABRIX 

Hei!

Suara teriakan. GUNTUR menoleh ke asal suara. Di sudut ruangan JABRIX muncul, langsung berlari cepat menghampiri GUNTUR. GUNTUR terbelalak, bengong. JABRIX langsung menusuk GUNTUR dengan pisaunya. GUNTUR terkapar, bersimbah darah. 

JABRIX menoleh ke SANIA, meghampirinya. JABRIX mengulurkan tangannya, mendongakkan wajah SANIA yang tertunduk, lalu melepas rambut palsu SANIA. Dan ternyata VINA!

JABRIX menjulurkan tangan hendak mencabut pisau yang menancap di dada VINA. JABRIX menoleh cepat, melihat sekeliling. 

20 pengawal GONDO sudah mengepungnya, dan GONDO sudah berdiri di ujung ruangan, menatap JABRIX tajam, menatap VINA, melotot, marah.

GONDO

Babi! Kau kurang ajar!!

GONDO berteriak. Para pengawal GONDO serempak menyerang JABRIX. JABRIX dengan senjatanya pisau dan pistol, bertempur sengit melawan 20 pengawal GONDO.

Hingga peluru di pistol JABRIX habis, semua pengawal GONDO tewas, tinggal GONDO dan JABRIX. Kemudian dengan mudah JABRIX menebas leher GONDO.

Di salah satu sudut ruangan, dari kegelapan, muncul PIERO. JABRIX terkejut, memutar pistol menodongkan ke arah PIERO.

PIERO

Gadis yang kau cari, di sini... 

...Pak Polisi,... 

SANIA muncul dari kegelapan sudut yang lain. JABRIX menoleh ke SANIA. SANIA berjalan tertatih-tatih.

SANIA

Siapa kau? Kenapa kau menginginkan aku?

JABRIX membuka kacamata, kumis palsu dan jenggot palsunya. Dan terlihat wajah DIKA!

DIKA

Kau lupa aku? (Tersenyum)

Lihatlah baik-baik.

SANIA memperhatikan DIKA, mengeryitkan alis.

FLASH BACK

Image: PRIA REMAJA SMA tersenyum, mengandeng SANIA KECIL. 

Image: PRIA REMAJA SMA menyiksa SANIA KECIL. 

BACK TO:

DIKA (CONT’D)

Ingat kan? Kau cinta pertamaku.

SANIA terbelalak.

SANIA

K-k-kau,...??!!

DIKA

Aku tak bisa melupakanmu. Aku jatuh cinta padamu SANIA. 

SANIA terbelalak, menggeram, menggeratakkan geraham. Marah! Berjalan mendekati DIKA, mengepalkan tangan, menghunuskan pisaunya. 

SANIA

Kau bangsat!!

DIKA

Pengalaman kita bersama, sungguh luar biasa.

Tidak terlupakan, tidak ada tandingannya.

Aku sangat merindukanmu SANIA.

SANIA

Kau setan gila!

SANIA mempercepat jalannya dengan tertatih, mengayunkan pisaunya ke DIKA. Tangan SANIA, ditangkap oleh sebuah tangan yang kuat. SANIA berhenti, menoleh kepemilik tangan; BAYU. 

BAYU sudah berdiri di samping SANIA, menatap SANIA tajam. 

BAYU dengan lembut mengambil pisau yang dipegang SANIA. SANIA memandang BAYU terharu, melepaskan genggaman pisaunya. Lalu BAYU menjatuhkan pisau ke sisinya, kemudian mengusap lembut pundak SANIA.

BAYU menoleh ke DIKA, lalu dengan bergegas, berjalan cepat ke arah DIKA.

DIKA juga menatap BAYU tajam, berjalan cepat ke arah BAYU.

BAYU dan DIKA saling memukul dengan cepat, bertubi-tubi, hingga keduanya sama-sama terpelanting mundur beberapa langkah. 

BAYU dan DIKA berantem, saling pukul, tendang, tangkis, hindar, dorong, banting. Sama-sama kuat.

PIERO memandang BAYU dan DIKA yang sedang berkelahi. Tangan PIERO bergerak merogoh pinggangnya, hendak mengambil pistolnya. Kepalanya menoleh ke pinggang, terkejut. Di pinggangnya hanya sarung pistol saja, pistolnya tidak ada.

PIERO cepat menoleh ke SANIA. SANIA sudah memegang pistol PIERO. Dengan tangan gemetar, diacungkan diarahkan ke DIKA. Tetapi posisi DIKA dan BAYU banyak bergerak.

SFX: DHOR! 

SANIA menembakkan pistolnya. Posisi BAYU pas bergerak sejajar dengan posisi DIKA. Bahu kiri BAYU terkena tembakan SANIA. 

SANIA tersentak, terkejut. PIERO menghampiri SANIA, dengan halus mengambil pistol dari tangan SANIA. SANIA melepaskan genggaman pistolnya.

BAYU dan DIKA melanjutkan petarungannya.

Setelah beberapa jurus, tendangan BAYU mengenai dada DIKA, tepat ketika DIKA mengayunkan pisau ke perut BAYU. DIKA terpelanting, kepalanya membentur meja, dan meja hancur. BAYU sempoyongan, kemudian jatuh tergeletak.

Semua orang tergopoh-gopoh mendekati BAYU. SANIA bergegas mendekat ke BAYU dengan tertatih-tatih.

BAYU tergeletak, lemas tidak bergerak.

PRASETYO duduk memangku BAYU, wajahnya sedih, lalu mendongak memandang ke SANIA, dan menoleh ke semua orang sambil menggeleng pelan, lalu kepalanya menunduk sedih.

Semua orang menundukkan kepalanya ekspresi sedih.

SANIA terduduk di hadapan BAYU, memeluknya dan menangis. PRASETYO bangkit, berdiri, menundukan kepala, mengusap airmatanya.

SANIA (CONT’D)

Bangun BAYU! Bangun!

(Terisak) Kau gak boleh mati!

(Merengek) Kau gak boleh membiarkan aku sendirian.

Heh bangun BAYU! 

Semuanya menundukkan kepala, terisak.

SANIA (CONT’D)

BAYU... Kau bangunlah, aku mau minta maaf atas kelakuanku padamu..

LINDA meletakan tanganya ke pundak SANIA. Bicara lirih, terisak.

LINDA

Sudah SAN,...

SANIA menepiskan tangan LINDA.

SANIA

Tidaak...! Aku gak mau sendiri lagi,... (terisak)

SANIA menangis, kemudian mendongak ke atas.

SANIA (CONT’D)

Tuhaan,... kenapa kau lakukan ini?!

Kenapa kau selalu membuat hidupku sengsara?!

Di saat aku menemukan cintaku,... (Memandang BAYU)

Semua menundukan kepalanya, terharu.

SANIA (CONT’D)

Tuhaan,... Kenapa kau selalu mengambil orang yang aku cintai?! 

BAYU tiba-tiba bergerak, berdehem. Semuanya terkejut, memandang BAYU. 

BAYU membuka matanya, memandang SANIA, bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu, lirih, nyaris tak terdengar. SANIA mendekatkan kupingnya ke bibir BAYU. SANIA mendengarkan, lalu tersenyum di antara tangisnya, kemudian menaruhkan kepalanya ke dada BAYU.

BAYU memeluk SANIA, wajahnya tersenyum.

PRASETYO

Lihat, lihat, lihat, dia tersenyum!

PRASETYO melihat ke UJANG, LINDA, PIERO, sambil terisak, terharu. Tanganya menepuk ke PIERO dan ADI.

PRASETYO (CONT’D)

Dia tersenyum! Hei, lihat! Dia tersenyum. 

Semua memandang PRASETYO terharu.

PRASETYO (CONT’D)

Limabelas tahun aku bersama dia.

Baru kali ini aku lihat dia tersenyum.

Hei lihatlah.. lihatlah..!

Semuany melihat ke PRASETYO geli dan terharu. 

BAYU dibantu ADI dan SANIA bangkit dan berdiri. LINDA mendampingi SANIA. 

SFX: DHOR DHOR DHOR (Suara pistol)

Semuanya kaget, menoleh ke asal suara. PIERO berdiri di samping DIKA yang tergeletak. Tangan PIERO memegang pistol diacungkan ke kepala DIKA, menembakinya. 

DIKA mati, darah mengalir di lantai keluar dari tubuhnya. PIERO menyarungkan pistolnya, menoleh berjalan menuju ke BAYU dkk, sambil tersenyum.

RITA

Eeng... Trus, kita mau kemana sekarang?

Semua saling berpandangan bergantian. 

PIERO

Rumah GONDO lumayan besar, penghuni dan pemiliknya sekarang sudah tidak ada. 

Semua saling berpandangan bergantian. Lalu semuanya melihat ke BAYU. BAYU menatap SANIA. SANIA menatap BAYU kemudian tersenyum.

UJANG

Aku setuju.

Jadi aku gak perlu main akrobat untuk menghibur Teh SANIA.

Semuanya tertawa renyah.

RITA

Tapi kau tetep harus main jadi dakocan, ... hahaha... 

FADE OUT.

INT. HALAMAN WAREHOUSE - NIGHT

PIERO melangkahkan kakinya, melewati pintu, keluar dari Warehouse, berjalan menuju ke arah jalan besar. Di belakang PIERO, satu sosok mengendap-endap, menghunuskan pisau, mendekati PIERO. 

ADI

(Menghunuskan pisau ke tengkuk PIERO)

Aku tidak ingin kau menjebloskan Boss BAYU dan KAK SANIA ke penjara.

PIERO menghentikan langkahnya, tersenyum. PRASETYO sudah berdiri di depan pintu, memegang tongkat pemukul.

PIERO

Kau sungguh mempunyai keluarga yang menarik, PRAS.

Dengan cepat PIERO menepis dan mengunci tangan ADI, sementara tangan satunya sudah memegang pistol, ditodongkan ke muka ADI. ADI terkejut, gugup.

PRASETYO

Di mata hukum di sini, BAYU dan SANIA sudah melakukan tindakan kriminal.

PIERO

Kau anggap aku ini polisi? Huh?!

PRASETYO, menggelengkan kepala, memberi kode ke ADI untuk pergi.

PRASETYO

Siapa kamu sebenarnya?

PIERO

(Menyarungkan senjatanya)

Aku sama seperti kau PRAS.

Orang yang ingin membuat BAYU dan SANIA tersenyum,

bisa menjalani kehidupan yang tenang dan damai. 

PRASETYO

GONDO bukan pemerkosa Ibu SANIA.

PIERO

Hehehe,... baiklah, jadikan ini rahasia kecil kita. 

PIERO mengambil dua langkah mendekati PRASETYO

PIERO (CONT’D)

3 tahun yang lalu, aku sudah membunuh 4 pemerkosa Ibu SANIA,

tinggal GONDO saja yang belum.

Tapi itu tidak memberikan SANIA ketenangan.

Amarah dan dendam sudah parah membakar jiwa SANIA.

Kemudian aku memberikan SANIA sasaran untuk melampiaskan dendamnya.

Memberinya kepuasan dan ketenangan.

PRASETYO

Kau sakit! Kau Psikopat yang sebenarnya!

Memanipulasi orang untuk kepentinganmu sendiri.

PIERO

Hehehe,... Tenang tenang PRAS. WISNU, PETER, GUNTUR,

orang-orang ini lebih brengsek dari pemerkosa Ibu SANIA. 

Masih banyak GONDO, WISNU yang lain di luar sana yang harus dihabisi.

Dan masih banyak BAYU-SANIA kecil yang lain diluar sana,

yang harus ditolong dan dilindungi.

PRASETYO

Aku tidak ingin melihat kau mendekati kami lagi!

PIERO

Hehehe,... Tugasku di sini sudah selesai bro.

Selanjutnya, kamu yang njalanin. 

PRASETYO menggelengkan kepala.

PIERO (CONT’D)

Sudah kubilang, aku dan kamu ini mengerjakan hal yang sama PRAS.

Menghadirkan ketenangan dan kedamaian pada orang-orang.

(Membalikan badan, melangkah menjauh)

Hanya saja, metodeku lebih kreatif dan lebih bergaya, hehehe...

Sebuah mobil sedan hitam datang, sopir muncul, membukakan pintu belakang. PIERO masuk mobil, kemudian pergi menghilang bersama mobil sedan.

FADE TO BLACK.

END

CREDIT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar