Cinta Si Psikopat
14. Badaipun Datang

INT. GUNTUR OFFICE - DAY

Ruangan kantor eksklusif, dinding kaca yang memberikan city view dari ketinggian. Satu set sofa mewah untuk tamu, dan meja kerja besar. GUNTUR duduk di balik meja besar.

PIERO masuk, lalu duduk berseberangan dengan GUNTUR.

GUNTUR

Ada binatang jalang yang kurang ajar, menganggu hidupku.

PIERO

Kudengar binatang jalang hanya menyerang sesama mereka sendiri,... 

GUNTUR Memberikan PIERO sebuah photo. Photo SANIA. PIERO menerima photo, melihatnya sejenak lalu melirik ke GUNTUR, lalu meletakan foto di meja.

GUNTUR

Aku ingin kau menemukan dia.

PIERO

Hmm,... Kau tahu, beberapa tahun terakhir,

kondisi politik dan ekomomi saat ini sedang tidak stabil...

GUNTUR

Berapa?

PIERO

(Tersenyum)

Kau ingin aku sekedar menemukan lokasi dia,

atau kau ingin aku menangkapnya untukmu.

Atau kau ingin aku menghabisinya?

Guntur menyandarkan tubuhnya ke kursi, memandang ke atas.

PIERO (CONT’D)

Masing-masing tarifnya berbeda.

GUNTUR

Kau tangkap dia.

Aku yang akan menghabisinya sendiri.

PIERO

(Mengangguk)

Baiklah sepertinya itu tidak terlalu sulit.

PIERO bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu.

PIERO (CONT’D)

Telpon aku ketika kau sudah menyiapkan uangnya. Cash.

GUNTUR

Heh berapa yang kau minta?

PIERO

Lihat di HP mu, aku sudah menulis di situ. 

GUNTUR melihat ke HPnya, kemudian menggeleng tersenyum.

.

INT. GONDO OFFICE - NIGHT

GONDO mengenakan piyama sutra, berdiri di depan jendela, tatapanya menerawang keluar jendela.

VINA, pakaian santai membawa minuman, masuk ruangan, berjalan mendekati GONDO.

VINA

Papah meresahkan sesuatu?

GONDO menoleh ke VINA, menghela nafas, lalu berjalan duduk di kursi tamu.

VINA (CONT’D)

Memikirkan JABRIX yang belum ketemu pah?

GONDO menggeleng.

GONDO

Belakangan ini, Papah teringat temen-temen papah

sewaktu dulu masih muda.

Beberapa yang dulu pernah di penjara bareng papah.

VINA

Kangen dengan mereka?

GONDO menatap VINA tajam. Kemudian menatap ke depan, menerawang.

GONDO

Papah baru menyadari, kalau temen-temen papah ini, semuanya sudah mati.

Dibunuh.

VINA menatap GONDO tajam.

VINA

Papah gak usah khawatir keselamatan papah.

Papah kan selalu terlindungi.

VINA juga akan selalu melindungi papah.

GONDO menatap VINA, lalu tersenyum.

GONDO

Kau benar.

Sudah lah. Waktunya istirahat.

Besok banyak kerjaan.

GONDO bangkit dari duduknya, berdiri berjalan keluar ruangan.

VINA mendekati jendela, memandang keluar sambil menyeruput minumannya. 

FADE OUT.

INT. BAYU OFFICE - NIGHT

BAYU duduk di depan komputer. Layar komputer menampilkan berita kematian DANANG. 

Artikel berita: “DANANG TEWAS DIKEROYOK PREMAN TIDAK DIKENAL” BAYU mengamatinya.

PRASETYO masuk.

PRASETYO

BAYU. Dari mana saja kau?

BAYU tidak bergeming, PRASETYO duduk di hadapan BAYU.

BAYU

Mas PRAS, kita ingin melindungi orang yang kita sayangi.

Tapi menyakiti orang lain yang juga kita sayangi.

Di mana batasnya mas?

PRASETYO menunduk, memandang BAYU, lalu menghela nafas.

PRASETYO

Hidup memang tidak kontras hitam putih

atau rigid seperti angka-angka binary BAYU.

Dalam hidup banyak area abu-abu bahkan pelangi.

Kadang kita memang tidak tahu,

dan hanya bisa mengandalkan kata hati saja. 

BAYU

Kalau kata hati salah gimana Mas?

PRASETYO

Ya, istigfar, taubat, kita perbaiki. Itulah hidup BAYU. 

BAYU memandang komputer, mengklik artikel DANANG, lalu muncul data profil DANANG.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar