Cinta Si Psikopat
9. Sang Informan Eksentrik

EXT. PUJASERA #1 - DAY

Teras sebuah mall, terbuka, banyak kursi-meja. Orang-orang tidak terlalu ramai duduk atau lalu lalang.

SANIA duduk di salah satu kursi, membuka HP tabletnya. Minuman jus tinggal separuh gelas di depannya. Sesekali melirik ke sudut lain, di meja lain, seorang lelaki dan seorang wanita sedang bercakap-cakap dengan penuh senyuman. Lirikan mata SANIA sinis.

PIERO (L/45) mengenakan jas warna coklat krem yang berjuntai panjang seperti jubah, topi kabaret coklat yang miring di kepalanya, datang membawa sebuah folder diapit tangan kanannya, lalu duduk di hadapan SANIA. SANIA melihat PIERO sebentar, tanpa ekspresi lalu melanjutkan memainkan HP nya.

PIERO meletakan folder di meja.

PIERO

Ini orang-orang yang kamu cari.

SANIA menggerakkan tangannya hendak meraih folder. PIERO menahan foldernya.

PIERO (CONT’D)

Kau tahu, beberapa tahun terakhir,

kondisi politik dan ekonomi di sini tidak stabil...

SANIA tanpa merubah posisi, mengambil amplop besar yang telah disiapkan, diletakkan di meja di hadapan PIERO.

PIERO membuka amplop, lalu melepaskan tangannya dari folder. SANIA membuka folder, melihat arsip di dalamnya. 

SANIA

PIERO, Ini hanya 3 orang,... mana yang satunya?

PIERO

Kau tahu, ini (mengangkat amplop)

harga untuk data tiga orang ini. (Menunjuk folder) 

PIERO menatap memar di pelipis SANIA.

PIERO (CONT’D)

Kau sepertinya harus merubah pergaulanmu.

SANIA

Jangan mulai merayuku, PIER.

Gak akan berhasil. Aku tidak percaya laki-laki.

PIERO

Ya, aku tahu kau pembenci laki-laki.

Beberapa bulan lalu, orang yang datanya aku berikan padamu,

ditemukan mati di tempat sampah. 

SANIA tidak bergeming, mengamati beberapa lembar dokumen profil dan foto 3 orang. 

SANIA

Kau mencurigai aku? Lapor saja ke polisi.

PIERO

Kau memainkan permainan yang berbahaya SANIA. 

PIERO bangkit dari duduknya.

PIERO (CONT’D)

Data orang yang ke lima, ini yang paling susah,

sedang aku siapkan.

Kabari aku kalau kau sudah menyiapkan 3 ginian lagi.

(Mengangkat amplop)

PIERO berjalan meninggalkan SANIA. SANIA tanpa bergeming, mengacuhkan PIERO, melihat-lihat dokumen di arsip yang diberikan PIERO. Di dokumen, terpajang foto WISNU (L/45).

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar