Mask

Hujan masih membasahi kota Sabtu siang.

Namun tetap ku trobos walau tak ada payung diatasku. Bodo amat, hari ini adalah malam penghargaan aktor dan asrtis yang terviral dan terkaya pada tahun yang (menurut sebagian orang sepertiku) buruk ini.

Sampailah aku di tempat acara. Setelah banyak drama dengan para penjaga, akhirnya aku dibolehkan masuk.

Terlihat satu persatu artis berjalan melewati karpet merah. Aku dan wartawan-wartawan lain sigap menyalakan kamera, memotret pemandangan langka itu.

Setelah sekian banyak artis, pasangan artis yang sedang naik daun itu lewat. Pasangan yang katanya pasangan idaman. Reksa dan Dianne. Mereka menikah dua bulan yang lalu dan Dianne sedang mengandung. Reksa tampak menuntun Dianne, berjalan sangat pelan agar istri tercintanya itu tidak kerepotan,

“Madep sini mas Reksa,”

Teriak salah satu wartawan yang ada di sampingku. Ia menghadap si wartawan, tersenyum sambil mengelus perut Dianne yang membuncit.

Reksa dikenal sebagai penyanyi tampan yang lurus-lurus saja. Setiap postingan di media sosialnya adalah tentangnya dan istrinya. Tidak ada yang lain. Dua kata yang sebenarnya menyiratkan Reksa dan Dianne di media sosial. Kelewat mesra.

Namun satu kabar buruk melanda rumah tangga mereka. Kabar Dianne yang hamil duluan.

Reksa dan Dianne menoleh ke samping. Mereka bergegas masuk setelah melihat artis lain datang. Namun, ada sebuah kebencian di mata Dianne.

Roxane, wanita itu lagi-lagi berpakaian nyentrik. Gaun midi tampa lengan polkadot toska dan rambut sebahu warna toska juga. Ia menggunakan sepatu hak tinggi berwarna hijau jas hujan polisi. Tubuhnya dipenuhi tato. Matanya sayu, namun terlihat bersemangat.

Ia berhenti sejenak. Berpose menjulurkan lidah di hadapan para wartawan, seolah menunjukkan tindik barunya di lidah. Ia menunjukkan pose metal si dua tangannya.

Oh, ya Roxanelah yang pertama-tama berasumsi bahwa Dianne hamil duluan.

Roxane juga tampak berseteru dengan sebagian besar artis termasuk Reksa. Reksa berulang kali menyebut Roxane adalah wanita nakal.

***

Dua hari berlalu sejak malam penghargaan itu. Aku ditugaskan untuk mengintai dua artis muda yang katanya sedang berkencan.

Masuklah aku ke sebuah kafe hotel. Aku memfoto pasangan muda itu dari jauh. Ya, mereka memang berkencan.

Namun, bukan itu yang menarik bagiku.

Setelah mereka pergi, aku melihat Reksa dan Roxane yang sedang berpelukan di sebuah bar. Mereka membawa serta seorang anak yang mirip dengan Reksa. Aku kaget setengah mati melihatnya. Ternyata dibalik perseteruan dan citra mereka….

Namun, sepertinya Reksa menyadari kehadiranku.

Ia menoleh dan melihat kearahku lama. Untungnya aku tidak begitu kentara. Aku terlihat seperti pengunjung biasa.

Notifikasi ponselku lalu berbunyi. Sebuah direct message di akun sosial mediaku.

“Julia, can we get closer?”

Aku menutup mulutku, kaget. Diikuti dengan Reksa yang menoleh ke arahku. Ia tersenyum, mengerlingkan mata kanannya.

“Telpon aku, Julia,” Bacaku dari gerak bibirnya.

Ia lalu mengirimkan nomor telepon pribadinya . 

8 disukai 6.9K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction