Awan

Awan uring-uringan di suatu senja. Senja itu di mana ia tahu bahwa ia tak bisa jatuh cinta. Awan hampir tak percaya. Jadi, ia pergi di tengah hujan. 

Masak sih, ia tak bisa jatuh cinta? Begitu pikirnya. Masih pergi berlari di tengah hujan, Awan mencari-cari sesuatu untuk dijatuhi cinta dijatuhcintai.

Pertama kali Air yang jatuh padanya. Awan coba untuk jatuh cinta pada Air. Setelah sekian lama, ternyata ia tak bisa jatuh cinta pada Air. Awan lepaskan Air untuk Air jatuh darinya ke tempat lain.

Masih di tengah hujan, Awan melesat mencari sesuatu yang bisa dijatuhi cinta, dijatuhcintai.

Guntur menepuk pundaknya, Awan takjub, ia coba untuk jatuh cinta pada Guntur. Tetap tak bisa, Guntur akhirnya meninggalkan Awan.

Awan masih pergi melayang, melanglang. Namun, hujan hilang berganti surya jingga senja. Awan terpesona Surya. Sekali lagi, Awan coba untuk jatuh cinta pada Surya. Ternyata, tetap saja ia tak bisa jatuh cinta pada Surya. Awan lalu pergi melayang meninggalkan Surya. Surya pun pergi, pun bersama senja pergi meninggalkan, berganti malam purnama bintang jarang.

Awan kemudian berkenalan dengan Purnama. Purnama pemalu yang sering bersembunyi di balik Awan. Awan hanya anggap Purnama adik, Awan tak bisa jatuh cinta pada Purnama. Purnama kecewa dan berpaling pada Bintang.

Awan hampir putus asa, hampir meledak hatinya dengan air mata. Masak sih, ia tak bisa jatuh cinta? Berulang kali ia bertanya-tanya. 

Purnama kini jatuh cinta pada Bintang. Bintang pun jatuh cinta pada Purnama.

Surya kini jatuh cinta pada Senja. Senja pun jatuh cinta pada Surya.

Guntur kini jatuh cinta pada Air. Air pun jatuh cinta pada Guntur.

Kenapa mereka bisa saling jatuh cinta, sedang ia untuk jatuh cinta saja tidak? Pikir Awan.

Kini, Awan duduk termenung menopang dagu. Ia melihat ke atas, memandang Purnama dan Bintang yang bercinta. Awan sedih, ia iri. Kapan ia bisa jatuh cinta? Awan mulai menangis, putus asa, seiring turunnya Air ditemani Guntur, tentu Air dan Guntur bercinta. Awan begitu sedih hingga tak mampu lagi menangis. Air dan Guntur berhenti bercinta di depan Awan.

Awan memang tak bisa jatuh cinta, di akhir malam Awan berkesimpulan. Namun, Pagi datang membawa sesuatu yang baru bagi Awan. Pagi membawa warna-warna cerah untuk menghibur Awan yang murung. Awan merengkuh Pagi, menyelimuti dengan putihnya. Awan telah jatuh cinta.

Pencarian semalaman, tidak sia-sia.

Pencarian semalaman, memberi Pagi untuknya, untuk dijatuhi cinta, dijatuhcintai.

Sabtu, 290303

3 disukai 2 komentar 2.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@dewadewo : Hehe. Makasih, mudah2an menghibur.
hyu
asyik
Saran Flash Fiction