Membunuh Benci
Horor
Guru itu terus saja mengoceh tentang entah apa, saya tidak tahu, tapi yang jelas telinga saya sakit dibuatnya, entah kenapa saya dendam dengan guru itu. Saya sudah tidak kuat lagi. Diam–diam saya menyusun rencana di otak saya.
Guru itu berjalan sendirian. Sekolah sudah lama bubar. Memang sudah sangat larut, tapi bukankah pembunuh biasanya menunggu sampai larut?
Guru itu masih berjalan membawa tas kerja menuju mobil bututnya. Dia mencari-cari kunci mobil. Dibalik kacamata tebalnya ia masih tetap mengernyit mencari kunci...
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Petuah Nenek
Alfian N. Budiarto
Cerpen
Membunuh Benci
Aneidda
Novel
Bilfagil
Faiz el Faza
Novel
Keluarga Darayan, Misteri Rumah Gadai
Sisca Wiryawan
Novel
Teror Hantu Maryam
Ratna Dks
Novel
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Flash
Siaran Langsung
heriwidianto
Novel
Badan Intelijen HANTU
Ainun
Novel
Rumah Amora
Rosi Ochiemuh
Novel
Fantasteen Diary of March
Mizan Publishing
Novel
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Kamuflase Sang Kupu-Kupu
Anita Jun
Novel
MUSLIHAT
Rachma Nurlela
Flash
Black
Rama Sudeta A
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Flash
Kalah Sebagai Manusia
Aneidda
Skrip Film
Jalan ke Awal
Aneidda
Flash
Kerinduan
Aneidda
Flash
Retori Ironi Cinta
Aneidda
Novel
Bronze
Sepasang Mata Bola (Bukan Lagu Walo Banyak Nyanyinya)
Aneidda
Flash
Aku Menulis Tentang Kau
Aneidda
Flash
Coklat yang Meleleh
Aneidda
Flash
Asap Rokok, Kopi dan Pisang Goreng
Aneidda
Flash
Awan
Aneidda
Flash
Cafe
Aneidda
Flash
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
Aneidda
Cerpen
Bronze
Cinta Pertama dan Terakhir
Aneidda
Flash
Ledakan
Aneidda
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda