Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
4,688
Keluarga Tahu
Komedi

“Pak, darurat! Jalur terhalang, kami harus mengambil tindakan Caesar. Kami memerlukan persetujuan Bapak,” ucap salah seorang dokter kepada tahu kepala keluarga.

“Lakukan!” dengan cepat tahu kepala keluarga menjawab.

***

“Aaahhh, Dok! Aaah!” teriak tahu yang sedang mengerang melahirkan penuh desahan di dalam ruang persalinan.

Terlihat kecemasan di raut tahu itu. Bagaimana ini. Aku tidak ingin mengecewakan Papi.

Anak yang amat diidam-idamkan Papi setelah sembilan tahun menunggu. Masih segar dalam ingatanku raut wajah bahagia Papi ketika mengetahui aku hamil.

Papi berteriak waktu itu dengan wajah berseri. Akhirnya kami berdua mendapat kepercayaan untuk titipan ini.

Bahkan, saking bahagianya, Papi jadi rajin makan dan gendutan.

Dokter pun membedah perut tahu yang sedang melahirkan itu.

***

“Selamat, Pak. Bayi-bayinya sehat,” ucap dokter yang muncul dari balik pintu memberikan kabar kepada sang suami.

Bahagia, mengira anaknya kembar, tahu itu pun bergegas masuk ke ruangan.

Namun, ketika di dalam, ia amat kaget ketika melihat istrinya terbaring di ranjang dan yang berada di gendongannya ialah sayur-sayuran mulai dari wortel lengkap hingga kol.

“Jadi…, Mami selingkuh!?” tanyanya spontan berlinangan air mata dan tak percaya. Rasa kebahagiaan tadi pun berubah menjadi kepedihan.

“Ma-Mami bisa jelasin, Pap,” sahut si istri tergagap-gagap.

Sang suami marah. “Cukup! Papi nggak mau denger penjelasan apa-apa lagi. Sudah jelas Mami selingkuh dengan banyak orang dari ras sayur.”

“Tapi, Pap… itu kecelakaan. Mami korban. Mami dilecehkan.” Si istri tersedu-sedu mencoba tetap menjelaskan.

Tiba-tiba sang suami memegangi perutnya kesakitan.

Si istri pun panik dan berteriak memanggil dokter, “Dok, suami saya!”

Dokter pun bergegas mengambil tindakan.

***

“Selamat, Bu. Um…, suaminya—eh, maksud saya bayinya sehat.”

Suster membawa masuk ranjang yang di atasnya terbaring si suami dan ada bayi cabe rawit di sampingnya.

“Jadi, Papi selingkuh sama cabe-cabean!?”

“Eh, itu… Papi bisa jelasin.”

.

Banjar, 18-9-2018

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi dari Komedi
Rekomendasi