Keran

"Kaaaaak!" 

Apa sih? Lagi enak-enak mandi, adik laki-lakiku memanggil. 

"Apaan?" sahutku.

"Cepetan mandinya, aku mau BAB nih!" serunya lagi.

"Di belakang aja!" Maksudku, di dekat jemuran ada lubang menuju got. Biasanya, adikku suka BAB di sana. Tapi, tumben banget minta BAB di kamar mandi hari ini.

"Tapi nggak ada air, Kak."

Aku mendecak kesal sambil membilas mataku yang terkena busa sabun. "Buka aja kerannya."

Habis itu, si pengganggu udah tidak heboh lagi. Aku mandi dengan tenang, tapi hanya sekitar 5 menit saja karena adikku teriak lagi. 

"Kak, aku nggak bisa tutup kerannya!"

Macam mana nggak bisa ditutup. Aneh banget! 

"Tinggal putar aja sih."

Dan itu adalah teriakan terakhir dari adikku. Aku melanjutkan mandi sampai selesai. Namun, sebelum beranjak ke kamar untuk berganti baju, aku jadi penasaran dengan yang dilakukan adikku tadi dengan keran di belakang. Kok kerannya nggak bisa dia tutup? Emang diapakan kerannya?

Maka, aku pergi ke belakang, memeriksa keran itu. Pas aku lihat, keran dalam posisi aneh. Adikku datang pas itu juga, dan aku mulai bertanya:

"Ini keran kamu apain?"

"Dibuka," jawabnya polos.

Ya, ampun! Jadi, dia benar-benar membuka kerannya, bukan memutar pembuka kerannya. Aduh, antara mau marah sama ketawa rasanya. Polos banget adikku itu.[]

2 disukai 4.9K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction