Harmonika Tua

Dalam sebuah kamar, seorang pria tua memainkan harmonika. Nadanya yang riang menipu orang-orang yang berpesta di luar. Mereka berfikir ia hanya tak lagi menyukai keramaian dan terlalu lelah untuk banyak berbincang.

Air mata bergulir di pipinya. Sejenak ia membayangkan dirinya menjadi anak kecil yang merangkak di bawah meja. Mengejutkan tamu-tamu yang datang atau mencubit kaki-kaki mereka. Tak ada resiko bagi anak kecil yang melakukan kesalahan. Saat tertangkap basah seseorang akan mencubit pipinya, memberinya senyuman dan mengucek rambutnya, lantas membiarkannya bermain-main lagi dan melakukan kesalahan lainnya.

Tetapi ia pun tahu, dendam orang-orang bukan lagi untuknya yang sekarang. Karena mereka juga memaafkan seorang pria tua yang duduk berdampingan dengan maut dan membiarkannya bermain-main dengan penyesalan.

10 disukai 8.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction