Dari Kejauhan

Daniar menemukan sesosok gadis berseragam yang duduk dibalik kaca, membaca buku dengan tenang.

Entah mengapa Daniar merasa bahwa tatapannya berbeda, wajahnya, suaranya dan gumamannya ketika membaca semuanya terasa indah dimata Daniar..

Daniar tahu jadwalnya selama disekolah, dia akan membaca buku pada jam istirahat, yang dimana itu akan menjadi rutinitas baru Daniar untuk duduk dari kejauhan hanya sekedar menatapnya dan mengharapkannya dari sebuah keajaiban.

Apa doanya tersambungkan hingga ketangan tuhan? Entahlah! yang jelas gadis itu kini menyadari sesuatu, dia menatap kearah Daniar...

Dia tersenyum....

Bagaimana tidak membuat hati Daniar tidak karuan? salah tingkah dan begitu bahagia bagaikan orang bodoh. Siapa yang tak dapat melihat rona wajah Daniar yang begitu jelas ditutupi oleh buku yang tak dia baca??...

Dia masih menatap kearah Daniar,

Daniar merasakan detak jantungnya yang terus menabuhkan genderang dengan kencang..

Dia berdiri dan berjalan kearah Daniar..

Ohh bagaimana tidak Daniar merasa bahagia? dia semakin dekat ketika Daniar berusaha tidak tersenyum dan berusaha terlihat natural.

Tap..

Tapp...

Tappp...

Gadis itu... melewatinya, seolah olah dia tak pernah ada disana...

Dia menghampiri seseorang yang Daniar kenal betul, seseorang yang digandeng oleh gadis itu, orang yang selalu berada dikelasnya, selalu ada dirumahnya, orang itu merupakan orang yang sering Daniar panggil sebagai Ayah...

9 disukai 1 komentar 5.3K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
nyesek banget. 😭 Suka. 👍 Tapi, mas Ariq, kata Tuhan kenapa tuhan? Tidak dengan huruf kapital? Mohon maaf, apakah Mas Ariq punya pertimbangan tersendiri? 🙏
Saran Flash Fiction